Tujuan Pemeriksaan Laporan Keuangan Emiten dan Perusahaan Publik

mungkin ditimbulkan. Surat pernyataan tersebut wajib dilekatkan pada laporan keuangan yang disampaikan kepada Bapepam. Jika Laporan keuangan yang disampaikan telah diaudit atau ditelaah secara terbatas, maka tanggung jawab Direksi atas surat pernyataan berlaku sampai dengan tanggal pendapat akuntan, sedangkan jika laporan keuangan tidak diaudit, maka tanggung jawab Direksi atas pernyataan dalam surat pernyatan berlaku sampai dengan tanggal disampaikannya surat pernyataan dimaksud kepada Bapepam. 220

B. Pemeriksaan Akuntan Publik Auditing

1. Tujuan Pemeriksaan Laporan Keuangan Emiten dan Perusahaan Publik

Komite konsep Auditing mendefenisikan Auditing sebagai berikut: 221 “Proses yang sistematis untuk mendapatkan dan menilai bukti secara objektif yang berkaitan dengan penyaksian tentang tindakan-tindakan ekonomis dan kejadian-kejadian serta memastikan tingkat kesesuaian antara penyaksian tadi dengan kriteria yang sudah ada dan menyampaikan hasilnya kepada pemakainya.” Auditing, secara umum, adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan. 220 Peraturan Nomor VIII.G.11 lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-40PM2003 tanggal 22 Desember 2003 tentang Tanggung Jawab Direksi atas Laporan Keuangan. 221 Sofyan Safri Harahap, Auditing Kontemporer, Jakarta: Erlangga, 1991, hlm. 13. Universitas Sumatera Utara Defenisi auditing secara umum tersebut memiliki unsur-unsur penting yang diuraikan sebagai berikut: 222 a. Proses sistematis Proses sistematis merupakan serangkaian tahap dan prosedur yang logis, terstruktur dan terorganisir. Audit merupakan serangkaian tahap dan prosedur yang memerlukan suatu perencanaan yang baik, terstruktur untuk mendapatkan tujuan dari pemeriksaan yang diharapkan. b. Memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif 223 Bahan bukti evidence merupakan segala sesuatu yang merupakan informasi bagi akuntan publik dalam menentukan apakah informasi yang diaudit sesuai dengan kriteria yang ditetapkan atau tidak. Memperoleh dan mengevaluasi bahan bukti dalam audit merupakan aktivitas utama akuntan publik dalam pelaksanaan audit. Memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif dimaksudkan sebagai suatu kegiatan memeriksa dasar asersi buktievidence dan menilai hasilnya secara tidak memihak. Bahan bukti terdiri dari pernyataan lisan dari klien, informasi pihak ketiga, dan hasil pengamatan akuntan publik. Merupakan hal penting untuk mendapatkan bahan bukti dalam jumlah dan kualitas yang cukup untuk dapat memenuhi tujuan audit, selain itu, hal penting lain dalam pelaksanaan audit adalah proses penentuan 222 Mulyadi, Auditing, Buku 1, Edisi 6, Jakarta: Salemba Empat, 2002, hlm. 9. 223 Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati, Op. Cit., hlm. 2. Universitas Sumatera Utara jumlah dan kualitas yang diperlukan, serta penilaian kelayakan informasi yang sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. 224 c. Pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi. Pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi disini adalah hasil proses akuntansi. Akuntansi merupakan proses pengidentifikasian, pengukuran, dan penyampaian informasi ekonomi yang dinyatakan dalam satuan uang. Proses akuntansi ini menghasilkan suatu pernyataan yang disajikan dalam laporan keuangan, yang umumnya terdiri dari empat laporan keuangan pokok: neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas. Laporan keuangan dapat pula berupa laporan biaya pusat pertanggungjawaban tertentu dalam perusahaan. d. Menetapkan tingkat kesesuaian 225 Pengumpulan pembuktian mengenai pernyataan dan evaluasi terhadap hasil pengumpulan bukti tersebut dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. Tingkat kesesuaian antara pernyataan dengan kriteria tersebut kemungkinan dapat dikuantifikasikan, kemunginan bersifat kualitatif. Misalnya auditing ditujukan untuk menilai pelaksanaan anggaran biaya produksi. Menurut anggaran, biaya produksi untuk tahun 2001 diperkirakan sebesar Rp. 10.000.000,-. Realisasi biaya produksi untuk tahun tersebut misalnya Rp. 12.000.000,-. Auditing dapat ditujukan terhadap realisasi biaya produksi tersebut, untuk dibandingkan dengan kriterianya, yaitu biaya produksi yang dianggarkan. 224 Ibid. 225 Mulyadi., Loc. Cit. Universitas Sumatera Utara Tingkat kesesuaian antara pernyataan dalam hal ini realisasi biaya produksi sebesar Rp. 12.000.000,- dengan kriteria dalam hal ini anggaran biaya produksi sebesar Rp. 10.000.000,- dapat dinyatakan secara kuantitatif, yaitu dengan cara membuat pernyataan bahwa realisasi biaya produksi menyimpang Rp. 2.000.000,- atau 20 di atas anggarannya. Audit yang dilukiskan dalam contoh diatas umumnya dilaksanakan oleh auditor intern, yaitu auditor yang bekerja dalam suatu perusahaan sebagai pelaksana fungsi auditing intern internal auditing. Auditing yang dilaksanakan oleh auditor independen menggunakan pernyataan yang bersifat kualitatif dalam menyatakan kesesuaian antara kriteria dengan pernyataan yang dihasilkan oleh proses akuntansi, sebagai contoh, auditor independen memberikan pernyataan bahwa laporan keuangan yang disajikan oleh suatu perusahaan adalah wajar, dalam semua hal yang material, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. e. Kriteria yang telah ditetapkan Kriteria atau standar yang dipakai sebagai dasar untuk menilai pernyataan yang berupa hasil proses akuntansi dapat berupa: 226 1 Peraturan yang ditetapkan oleh suatu badan legislatif. 2 Anggaran atau ukuran prestasi yang ditetapkan oleh manajemen. 3 Prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia generally accepted accounting principle. f. Penyampaian hasil 226 Ibid., hlm. 10. Universitas Sumatera Utara Penyampaian hasil auditing sering disebut dengan atestasi attestation. Penyampaian hasil ini dilakukan secara tertulis dalam bentuk laporan audit audit report. Atestasi dalam bentuk laporan tertulis ini dapat menaikkan atau menurunkan tingkat kepercayaan pemakai informasi keuangan atas asersi yang dibuat oleh pihak yang diaudit. Misalnya, jika auditor independen menyatakan bahwa laporan keuangan auditan adalah wajar, maka pemakai laporan keuangan tersebut akan mempercayai informasi yang tercantum dalam laporan tersebut, sebaliknya, jika auditor independen menyatakan bahwa laporan keuangan auditan tidak wajar maka kepercayaan pemakai laporan keuangan atas laporan tersebut akan sangat berkurang atau hilang. g. Pemakai yang berkepentingan Pemakai yang berkepentingan dalam dunia bisnis terhadap laporan audit adalah para pemakai informasi keuangan seperti pemegang saham, manajemen, direktur, calon investor dan kreditur, organisasi buruh, dan kantor pelayanan pajak. 227 Tujuan audit adalah pemeriksaan laporan keuangan oleh akuntan yang independen dan berdasarkan pemeriksaannya ia menyampaikan pendapat atas kewajaran laporan yang disajikan manajemen dalam bentuk daftar posisi keuangan neraca, hasil usaha laba rugi dan daftar perubahan posisi keuangan fund statement yang disajikan apakah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku. 228 Laporan keuangan yang sudah diperiksa oleh akuntan publik dapat digunakan untuk berbagai kepentingan seperti: 229 227 Ibid. 228 Sofyan Safri Harahap, Op. Cit., hlm. 10. 229 Amin Widjaja Tunggal, Auditing, Suatu Pengantar, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1994, hlm. 2. Universitas Sumatera Utara a. Persyaratan bagi setiap perusahaan yang mendaftarkan untuk melakukan penawaran saham atau obligasi kepada masyarakat going public. b. Persyaratan untuk memperoleh kredit dari bank dan lembaga-lembaga non bank. c. Penilaian pertanggungjawaban direksi kepada komisaris dan rapat umum pemegang saham. d. Untuk disajikan kepada pihak-pihak eksternal perusahaan lainya yang memerlukan penilaian atas kewajaran laporan badan usaha. Pemeriksaan auditing ekstern dilakukan oleh Akuntan Publik yang independen, hal ini dimaksudkan agar hasil pemeriksaan itu merupakan hasil yang tidak memihak. Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan atas pertanggungan jawab keuangan dari pimpinan perusahaan dalam bentuk ikhtisar-ikhtisar keuangan yang didasarkan atas pemeriksaan atas berjalan atau tidaknya sistem pengendalian intern, catatan-catatan administrasi dan bukti-bukti pembukuan serta bukti-bukti lainnya yang diperoleh dari pihak luar bank, pemegang saham, dan lain-lain. Tugas akuntan publik ini dapat mempengaruhi keputusan pihak ketiga sehingga pemeriksaan harus dilakukan berdasarkan norma-norma tertentu dalam pemeriksaan dan pemeriksaan harus dilakukan atau dipimpin oleh mereka yang berhak menggunakan gelar Akuntan. 230 2. Pemeriksaan Laporan Keuangan sebagai Bagian Pelaksanaan Keterbukaan dan Perlindungan Investor Publik Peranan akuntan sebagai profesi penunjang pasar modal dalam melaksanakan prinsip keterbukaan di pasar modal adalah untuk memastikan bahwa tidak ada fakta material mengenai keuangan perusahaan yang tidak dicantumkan dalam Pernyataan Pendaftaran. Pemastian tersebut dilakukan dengan due diligence keuangan financial 230 Theodorus M. Tuanakotta, Op. Cit., hlm. 4-5. Universitas Sumatera Utara due diligence. Akuntan melakukan evaluasi terhadap aspek keuangan perusahaan yang akan go public atau melakukan due diligence mengenai seluruh aspek keuangan dan pembukuan perusahaan, untuk tahun buku yang sedang berjalan dan tahun buku sebelum penawaran umum, juga estimasi di bidang keuangan dan rencana cash flow perusahaan. Akuntan harus memperhatikan dengan teliti jalannya penilaian yang dilakukan perusahaan penilai appraisal yang menilai perusahaan, guna menghindari kemungkinan terjadinya penipuan dalam penilaian tersebut antara lain seperti terjadinya “mark up” overstated yaitu menaikkan nilai perusahaan dari nilai yang sebenarnya, atau terjadinya “window dressing” yaitu perbaikan pembukuan perusahaan dengan mencantumkan angka-angka yang tidak benar agar perusahaan tampak sehat. 231 Fungsi utama akuntan adalah dalam rangka memberikan gambaran yang transparan mengenai posisi keuangan suatu perusahaan, baik yang akan menawarkan saham, penerbitan obligasi dan efek lainnya. Transparansi emiten, yang merupakan salah satu faktor penting untuk mendorong berkembangnya pasar modal sekaligus melindungi investor, dapat dicapai secara efektif jika tersedia laporan keuangan yang akurat. Laporan keuangan yang wajar adalah laporan keuangan yang disusun berdasarkan prinsip akuntansi Indonesia sedangkan laporan akan lebih akurat dan lebih diyakini jika telah diaudit oleh pihak yang independen akuntan publik. 231 Bismar Nasution, Op. Cit, hlm 121-122. Universitas Sumatera Utara Sebagian besar informasi penting yang diperlukan oleh investor di pasar modal bersifat kuantitatif. Informasi ini jelas merupakan salah satu produk dari profesi akuntan. Profesi akuntan dapat melahirkan informasi tersebut tidak hanya melalui laporan keuangan, tetapi juga melalui jasa seperti special reports, proyeksi keuangan dan dokumen-dokumen lain yang dibutuhkan di pasar modal yang selalu berkembang dari waktu ke waktu. 232

3. Pemeriksaan Laporan Keuangan oleh Akuntan Publik di Pasar Modal