filter yang akan menyaring kotoran-kotoran sehingga dihasilkan air yang jernih, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa.
h. Minyak goreng
Minyak goreng berfungsi untuk menggoreng mie yang sudah diadon dan dibentuk dalam mangkok-mangkok penggorengan. Minyak goreng yang
dipakai harus mempunyai titik didih yang tinggi dan mengandung lemak rendah, sehingga hasil produksi tidak berbau tengik dan dapat bertahan
lama. Minyak goreng didatangkan dari PT. Asianagro Tanjung Balai.
4. Bahan Jadi
Bahan jadi adalah produk akhir dari pembuatan mie instan yang sudah siap untik dipasarkan atau dikonsumsi. Barang jadi dikemas dalam kotak karton
berukuran 33 cm x 22,5 cm x 23,5 cm yang didalamnya berisi 40 bungkus mie instan yang dikemas dalam plastik.
2.9.3. Uraian Proses
Adapun urutan dalam proses pembuatan mie adalah sebagai berikut :
1. Pembuatan Larutan Konsui
Larutan konsui adalah campuran larutan formula alkali dengan air dengan komposisi formula dan air adalah 1:3. Larutan formula alkali di tangki alkali
dialirkan melalui pipa ke tangki konsui untuk pencampuran dan pengadukan larutan alkali selama ± 1 jam sehingga larutan homogen. Untuk satu adonan
dibutuhkan 70 liter larutan alkali. Larutan alkali ini dialirkan ke mesin mixer
Universitas Sumatera Utara
melalui konsui pump. Larutan alkali digunakan untuk campuran dalam pengadukan tepung terigu dan tepung tapioka menjadi adonan pembentuk mie.
2. Pencampuran di Mesin Mixer
Tepung terigu sebanyak 9 sak 225 kg dan tepung tapioka sebanyak 10 kg yang berada di lantai I lantai produksi dipompakan melalui screw conveyor ke
mesin mixer yang berada pada lantai II. Proses ini merupakan proses pencampuran tepung terigu dan tepung tapioka dengan larutan alkali pada
temperatur 30 – 36
C selama 12-18 menit, dengan kecepatan 60-70 rpm. Pengadukan dilakukan secara perlahan-lahan sampai terbentuk adonan yang
homogen dan memiliki tekstur yang elastis. Adonan yang dihasilkan berwarna kuning muda, yang tidak menggumpal tidak mudah pecahhancur. Adonan yang
baik adalah adonan yang lembut dan kadar airnya cukup. Proses kerja mesin mixer ini diatur melalui sebuah panel control untuk mengetahui suhu, waktu, dan
kecepatan pengadukan.
3. Penampungan di Mesin Feeder
Bila pencampuran selesai yang berarti telah terbentuk adonan yang baik menurut standar produk maka tutup bagian bawah damper mesin mixer terbuka
dan adonan ditampung oleh mesin feeder yang berada tepat di bawah mesin mixer di lantai I, sehingga adonan dapat berpindah hanya dengan menggunakan gaya
gravitasi. Mesin feeder ini berfungsi sebagai tempat penampungan adonan untuk
diratakan dan juga untuk mengatur jumlah adonan yang akan di press, agar adonan yang akan di press rata.
Universitas Sumatera Utara
Proses kerja mesin feeder ini diatur melalui sebuah panel control sehingga proses dapat berjalan secara kontiniu selama masih ada adonan di dalam mesin
ini. Mesin ini juga dilengkapi sensor infra merah, yang akan mengatur jumlah adonan yang akan jatuh ke mesin press.
4. Pengepresan di Mesin Press
Adonan didorong sedikit demi sedikit dari mesin feeder ke mesin press dengan menggunakan roller-roller press yang akan menekan dan menipiskan
adonan menjadi lembaran-lembaran dengan ketebalan 1,0-1,2 mm. Di mesin press terdapat 2 pasang secara seri. Masing-masing roller akan mengeluarkan lembaran-
lembaran dengan ketebalan yang semakin kecil. Pada hasil output roller ke-8 akan memberikan ketebalan yang dikehendaki yaitu pada toleransi antara 1,0-1,2 mm.
Ketebalan dari lembaran adonan ini selalu dikendalikan dengan menyetel setiap pasangan-pasangan roller. Lebar lembaran adonan adalah 80 cm dan lembaran
yang dihasilkan tidak boleh putus atau berlubang, bersifat elastis dan tidak tegang. Lembaran adonana kemudian diangkut dengan conveyor ke mesin Slitter.
5. Penyisiran di Mesin Slitter
Mesin slitter atau penyisir terletak tepat berada di ujung mesin press. Lembaran adonan yang keluar dari roller terakhir mesin press akan masuk ke
mesin slitter penyisir. Kemudian lembaran dipotong-potong menjadi mie yang berukuran sekitar 1 mm dengan mesin slitter. Kemudian mie diuntai dibuat
bergelombang dengan menampung mie hasil sisiran dari slitter pada conveyor dengan kecepatan yang lebih kecil dari kecepatan keluaran potongan-potongan
mie dari mesin slitter.
Universitas Sumatera Utara
Kecepatan yang lebih kecil atau lebih lambat ini dibuat dengan tujuan agar potongan-potongan mie menjadi menumpuk, sehingga mie menjadi mengendur
dan akhirnya bergelombang dan keriting. Selanjutnya mie dilewatkan pada alat pemisah yang berbentuk roda-roda yaitu alat-alat yang membagi-bagi mie
menjadi 5 bagian. Perbedaan kecepatan dari motor conveyor dengan motor slitter juga digunakan untuk menentukan berat mie yang akan diproduksi. Jika conveyor
bergerak lambat maka gelombang mie akan rapat yang berarti akan semakin berat dan sebaliknya.
6. Penguapan atau Pengukuran di Steam Box
Untaian mie yang selalu berada di atas conveyor dilewatkan melalui steam box. Steam box ini sepanjang ± 12 meter berisi uap panas 100
C yang dialirkan dari boiler dan dilewati mie selama 1 menit. Disini dimasak dengan cara
mengukur karena hanya menggunakan uap panas atau tanpa kontak dengan api. Pengukuran mempunyai tujuan :
a. Mendapatkan mie dengan kematangan yang baik
b. Menghasilkan mie dengan tekstur yang empuk dan elastis
c. Mempercepat pemasakan mie pada saat dikonsumsi oleh konsumen.
Kemudian dari steam box untaian mie dilewatkan melalui 2 unit kipas angin fan untuk menurunkan suhu dari mie agar dapat diproses pada proses
selanjutnya.
7. Pemotongan dan Pelipatan di Mesin Cutter
Untaian mie melalui 2 unit kipas angin fan untuk menurunkan suhu dimaksudkan agar mie tidak terlalu lembek untuk dipotong dan dilipat dengan alat
Universitas Sumatera Utara
pelipat. Cutter ini terdiri dari pisau pemotong dan alat pelipat sendiri dari cangkul-cangkul pelipat.
Untaian mie pada akhir conveyor dilewatkan pada mesin pemotong dan kemudian untaian mie tersebut dipotong berdasarkan ukuran panjang yang
ditentukan yaitu sekitar 24 cm dan kemudian untaian mie yang telah dipotong dilipat dengan cangkul pelipat yang tepat berada dibawah pisau pemotong,
sehingga panjang mie hasil lipatan menjadi 12 cm.
8. Pendistribusian
Mie yang telah dilipat dijatuhkan ke conveyor distribusi yang membawa potongan-potongan mie conveyor penggorengan yang berisi mangkok-mangkok.
Dalam letakkan mie dari bagian distribusi sering mie yang dijatuhkan tidak tepat pada mangkok karena kecepatan antara conveyor tidak sama. Untuk menghindari
hal ini perusahaan menggunakan tenaga karyawan untuk mengatur atau meletakkan mie pada mangkok.
9. Penggorengan di mesin Trying
Prinsip penggorengan mie adalah pengeringan mie basah dengan media minyak goreng pada temperatur tinggi sehingga mencapai kadar air tertentu
dengan tujuan membentuk mie kering yang matang, renyah, gurih, tahan lama, dan siap dikemas.
Sebelum penggorengan dimulai, minyak dialirkan ke heat exchanger melalui pipa panas yang dipanaskan oleh uap panas dari boiler dengan
tekanan 0,5 kgcm
2
, lalu dialirkan ke mesin trying melalui pipa. Suhu bagian awal penggorengan sekitar 135
C, suhu bagian tengah 165 C dan suhu bagian ujung
150 C. Minyak yang telah dipakai untuk menggoreng lalu dialirkan kembali ke
Universitas Sumatera Utara
heat exchanger, agar panasnya tetap. Minyak kemudian dipompakan kembali ke mesin trying.
Mie yang dimasukkan ke dalam mangkok-mangkok penggorengan ditutup dengan jaring-jaring yang bertujuan untuk menjaga mie agar tidak mengembang
melebihi ukuran yang diinginkan dan tidak mengapung saat digoreng. Mangkok- mangkok conveyor dilewatkan dalam penggorengan yang telah berisi minyak
yang telah dipanaskan. Penggorengan berbentuk memanjang sekitar 6 meter dan dilalui conveyor dengan kecepatan sangat lambat. Waktu yang dibutuhkan untuk
penggorengan sekitar 2 menit. Mie keluar dari penggorengan dijatuhkan ke conveyor lain yang berbentuk jaring-jaring untuk meniriskan sisa minyak dari
penggorengan.
10. Pendinginan di C ooling Fan
Potongan-potongan mie yang telah digoreng kemudian dibawa ke mesin pedingin cooling fan dengan menggunakan conveyor. Pendinginan mie ini
dilakukan di dalam cooling fan dengan menghembuskan udara ke arah mie melalui kipas angin yang ditempatkan sedemikian rupa di dalam cooling fan.
Adapun jumlah kipas angin yang berada dalam mesin pendingin adalah 20 unit. Tujuan pendinginan mie adalah untuk mengeringkan minyak yang bersisa
saat penggorengan. Sehingga mie menjadi benar-benar kering dan tidak berbau tengik dan tahan lama. Proses pendinginan berlangsung selama 2 menit.
Temperatur ideal untuk produk akhir ialah pada temperature kamar atau suhu sekitar 27
C.
Universitas Sumatera Utara
11. Pembungkusan
Setelah mie didinginkan dan keluar dari cooling fan, mie didistribusikan oleh pack conveyor menjadi 2 jalur dan di bawa ke mesin pembungkus di bagian
kiri dan bagian kanan. Di pembungkusan, mie yang bergerak akan melewati operator yang bertugas menyusun dan membenarkan letak mie berdasarkan
panjangnya dan memeriksa mie yang layak dibungkus. Operator pengisian mie memeriksa agar setiap conveyor pada mesin pembungkus berisi mie. Selanjutnya
operator pengisi bumbu memasukkan bumbu ke setiap mie sesuai dengan rasa dan jenis mie dan kemudian conveyor mie berjalan menuju pembungkus dimana
plastik pembungkus telah ada pada mesin tersebut. Mesin ini dilengkapi dengan sensor yang member nomor produksi dari masing-masing mie dan tanggal
penggunaan yang diperbolehkan. Pembungkusan ini mempunyai tujuan sebagai berikut :
a. Melindungi produk dari kotoran debu dan bahan lain yang dapat
mencemari. b.
Mencegah proses oksidasi lebih lanjut dari oksigen yang berasal dari udara dan sinar matahari.
c. Memberi daya tarik sehingga lebih mampu bersaing terhadap produk-
produk sejenis lainnya. d.
Memberi informasi pada konsumen tentang cara penggunaan, kandungan gizi dan hak produk secara hukum.
Universitas Sumatera Utara
12. Pengepakan
Dipengepakan, mie dikemas ke dalam karton-karton yang masing-masing berisi 40 bungkus. Mie dimasukkan ke dalam karton dengan cara manual.
Kemudian karton atau kardus ditutup dengan selotip, selanjutnya dibawa ke gudang bahan jadi untuk disimpan. Di kotak karton dicantumkan jenis mie, isi
karton, tanggal produksi, batas tanggal pemakaian produk, kode produksi dan nama perusahaan.
2.10. Mesin dan Peralatan 2.10.1. Mesin