Uji Multikolinieritas Uji Heteroskedastisitas

58

3.10.2. Uji Multikolinieritas

Pada regresi linier berganda selain dilakukan uji normalitas juga perlu diadakan pengujian yang berkaitan dengan multikolinieritas, dikarenakan hal tersebut mempengaruhi bisa tidaknya kesimpulan satu analisa regresi berganda. Menurut Arif 1993 “ multikolinieritas adalah kejadian yang menginformasikan terjadinya hubungan antara variabel– variabel bebas dan hubungan yang terjadi cukup besar ”. Hal ini akan menyebabkan koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir dan nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir dan nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tak terhingga. Santoso 2001 menyatakan bahwa terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya multikolinieritas antara lain : a. Dengan melakukan analisa korelasi diantara variabel – variabel bebasnya apakah terdapat multikolinieritas diantara variabel bebas. b. Dengan melihat toleransi variabel dan variance inflation factor VIF dengan pedoman sebagai berikut : 1. VIF 10, maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas. 2. VIF 10, maka tidak terdapat multikolinieritas. Apabila salah satu syarat dipenuhi, maka tidak terjadi multikolinieritas diantara variabel bebasnya. Universitas Sumatera Utara 59

3.10.3. Uji Heteroskedastisitas

Masalah yang lain kemungkinan dapat timbul dalam analisa regresi berganda adalah heteroskedastisitas heteroskedastisity. Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah regresi terjadi ketidaksamaan varians dari suatu pengamatan. Mendeteksi apakah ada atau tidak ada gejala heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan menganalisis penyebaran titik– titik yang terdapat pada scatter plot yang dihasilkan program SPSS dengan dasar pengambilan keputusan menurut Santoso, 2001 sebagai berikut : a. Jika ada pola tertentu, seperti titik – titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit maka telah terjadi heteroskedastisitas. b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik – titik menyebar diatas dandibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Analisis dengan grafik plot memiliki kelemahan yang cukup signifikan, oleh karena itu jumlah pengamatan dapat mempengaruhi hasil ploting. Semakin sedikit jumlah pengamatan semakin sulit menginterpretasikan hasil grafik plot. Oleh karena itu diperlukan uji statistik yang lebih dapat menjamin keakuratan hasil. Universitas Sumatera Utara 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Gambaran umum berdirinya Rumah Tahanan Negara Klas I Medan Rumah Tahanan Negara Klas I Medan merupakan salah satu unit pelaksana teknis yang berada dibawah naungan Departemen Hukum dan HAM . Rutan Klas I Medan yang beralamat Jalan Pemasyarakatan Tanjung Gusta Medan adalah merupakan pindahan dari gedung lama yang semula beralamat Jalan Suka Mulya Medan. Perpindahan itu sendiri dilaksanakan pada tahun 1995 Adapun yang mendasari terbentuknya Rutan Klas I Medan adalah berawal pada tanggal 5 Juli 1963 ketika Menteri Kehakiman pada saat itu Bapak Suhardjo,SH diberikan penganugerahan gelar Doctor Honoris Causa oleh Universitas Indonesia yang menyatakan untuk pertama kalinya menyampaikan istilah Pemasyarakatan sebagai tujuan dari pidana penjara. Seiring dengan perkembangan yang terjadi sehingga akhirnya diundangkanlah system pemasyarakatan itu kedalan suatu undang-undang yang dikenal pada saat ini dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan. Dengan lahirnya Undang- Undang Pemasyarakatan ini maka semakin jelas pulalah arah dan batasan serta cara pembinaan yang akan diterapkan pada Warga Binaan Pemasyaratakan yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang dilaksanakan secara terpadu antara Pembina, yang dibina dan masyrakat guna peningkatan kualitas Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Sanitasi Lingkungan dan Personal Hygiene terhadap Kejadian Penyakit Skabies pada Warga Binaan Pemasyarakatan yang Berobat Ke Klinik di Rumah Tahanan Negara Klas 1 Medan

10 99 155

Pengaruh Karakteristik Individu dan Mutu Pelayanan Klinik VCT terhadap Pemanfaatan Klinik VCT oleh Warga Binaan Pemasyarakatan Risiko HIV/AIDS di Rumah Tahanan Negara Klas I Medan

1 68 120

Pengaruh Higiene dan Sanitasi Lingkungan terhadap Kejadian Penyakit Tuberkulosis Paru pada Warga Binaan Pemasyarakatan di Blok D Rumah Tahanan Negara Klas I Medan

9 72 139

Pengaruh Penerapan Manajemen Mutu Terpadu Terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia Di Rumah Tahanan Negara Klas I Medan

2 32 139

Pengaruh Motivasi Dan Kedisiplinan Terhadap Kinerja Petugas Pemasyarakatan Di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Medan

7 41 160

Analisis Pengaruh Pemberian Insentif Dan Tunjangan Risiko Terhadap Kinerja Petugas Pemasyarakatan Bagian Pengamanan Di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Anak Medan

1 48 137

Pengaruh Pelatihan Dan Pengembangan Serta Prestasi Kerja Terhadap Pengembangan Karir Pegawai Pada Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Di Medan

0 52 112

PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN TERHADAP KINERJA PETUGAS PEMASYARAKATAN DI RUMAH TAHANAN NEGARA KLAS I SURAKARTA.

1 1 10

FUNGSI RUMAH TAHANAN NEGARA DAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN DALAM PEMBINAAN FUNGSI RUMAH TAHANAN NEGARA DAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN DALAM PEMBINAAN PELAKU TINDAK PIDANA (Sebuah Studi Komparasi Rumah Tahanan Negara Kelas I A Surakarta dengan Lembaga Pemasyarak

0 0 12

Pelaksanaan Pembinaan terhadap Narapidana dan Tahanan di Lembaga Pemasyarakatan dan di Rumah Tahanan Negara.

0 0 11