2. Evaluasi Proses
•
Kegiatan penyuluhan berlangsung dengan baik dan lancar.
•
Peserta antusias
•
Peserta kooperatif
3. Evaluasi Hasil
• Peserta dapat mengikuti kegiatan 80
• Peserta kurang antusias 20
SATUAN ACARA PENYULUHAN “KELUARGA SADAR GIZI KADARZI”
1. Latar Belakang
Salah satu upaya dalam program perbaikan gizi adalah meningkatkan mutu konsumsi makanan, sehingga berdampak pada perbaikan status gizi masyarakat. Sasaran program ini
adalah mewujudkan pola konsumsi makanan yang baik dan benar Depkes RI, 1995. Tahun 1998 telah dicanangkan program Keluarga Sadar Gizi Kadarzi yang dimotori oleh Departemen
Kesehatan. Yang menjadi sasaran utama Kadarzi adalah keluarga yang mempunyai kelainan gizi, golongan pra-sejahtera, dan sejahtera I. Perencanaan program Kadarzi bertujuan agar pada tahun
2000 paling tidak setengah keluarga Indonesia telah menjadi Keluarga Sadar Gizi. Disebut Keluarga Sadar Gizi jika sikap dan perilaku keluarga dapat secara mandiri mewujudkan keadaan
gizi sebaik-baiknya yang tercermin pada pola konsumsi pangan yang beraneka ragam dan bergizi seimbang Luciasari, 2006.
Sejalan dengan adanya Inpres nomor 8 tahun 1993, tentang Gerakan Penanggulangan Masalah Pangan dan Gizi yang berisi empat strategi utama yaitu pemberdayaan keluarga,
pemberdayaan masyarakat, pemanfaatan kerjasama lintas sector serta peningkatan mutu dan cakupan pelayanan kesehatan, d dalam Rencana Aksi Pangan dan Gizi Nasional RAPGN 2001-
2005, Undang-Undang nomor 25 tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional Propenas dan Indonesia Sehat 2010 ditetapkan bahwa 80 keluarga menjadi Keluarga Sadar
Gizi, karena keluarga mempunyai nilai yang amat strategis dan menjadi inti dalam pembangunan seluruh masyarakat, serta menjadi tumpuan dalam pembangunan manusia seutuhnya Anonim,
2007. Tingkat sadar gizi keluarga merupakan ukuran dari keberhasilan program Kadarzi.
Diharapkan dengan adanya program Kadarzi dapat meningkatkan kesadaran gizi keluarga. Tingkat sadar gizi keluarga dapat diukur dengan menggunakan indicator Kadarzi yaitu makan
aneka ragam makanan, memantau stautus gizi dengan cara menimbang berat badan, menggunakan garam beryodium, memberikan ASI Eksklusif kepada bayi dan biasa sarapan pagi
Dinkes, 2001. Pada umumnya masyarakat belum mengetahu atau belum mengerti apa itu sebenarnya
Kadarzi sehingga perilaku konsumsi pangan masyarakat, baik individu maupun keluarga belum
mengarah pada keseimbangan gizi sehingga timbul masalah gizi kurang dan gizi lebih, serta penyakit degeneratif yang banyak terjadi sekarang ini. Hal ini terjadi karena kurang
memasyarakatnya Kadarzi dan masyarakat belum menerapkan indikator dari Kadarzi itu secara keseluruhan.
2. Tujuan Kegiatan
1.1 Tujuan Instruksional Umum Selama 30 menit klien dan kader diharapkan akan mampu mengerti dan memahami
mengenai Keluarga Sadar Gizi. 1.2 Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit, kader diharapkan mampu: 9
Menjelaskan konsep dasar keluarga sadar gizi Kadarzi 10
Menjelaskan pembinaan Kadarzi 11
Menjelaskan tujuan pembinaan Kadarzi 12
Menjelaskan sasaran pembinaan Kadarzi 13
Menjelaskan program Kadarzi 14
Menjelaskan indikator Kadarzi 15
Menjelaskan cara menyusun menu seimbang untuk keluarga 16
Menjelaskan perilaku Kadarzi
3. Metode
Ceramah dan Diskusi Tanya Jawab
4. Sasaran
Kader Lingkungan IV Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor.
5. Media
Leaflet dan Power Point
6. Waktu dan Tempat Kegiatan
HariTanggal : Kamis 21 Juni 2012
Waktu : Pukul 10.00 WIB sd selesai
Tempat : Rumah Kader lingkungan IV
7. Satuan Acara Kegiatan
Kegiatan Penyuluh
Peserta Waktu
Media Pembukaan
• Memberikan salam
• Memperkenalkan diri
• Menjelaskan tujuan
umum dan khusus •
Menjawab salam •
Mendengarkan dan memperhatikan
5 menit
Kegiatan inti
• Menjelaskan konsep
dasar keluarga sadar gizi Kadarzi
• Menjelaskan pembinaan
Kadarzi •
Menjelaskan tujuan pembinaan Kadarzi
• Menjelaskan sasaran
pembinaan Kadarzi •
Menjelaskan program Kadarzi
• Menjelaskan indikator
Kadarzi •
Menjelaskan cara menyusun menu
seimbang untuk keluarga
• Menjelaskan perilaku
Kadarzi Mendengarkan dan
memperhatikan 15 menit leaflet
Penutup •
Memberikan kesempatan pada klien
dan keluarga bertanya •
Mengevaluasi pengetahuan klien dan
keluarga tentang materi yang disampaikan
dengan memberikan pertanyaan
• Menyimpulkan materi
yang telah disampaikan •
Membagikan leaflet •
Memberi salam •
Mengajukan pertanyaan •
Mendengarkan dan memberikan umpan balik
• Mendengar dan
memperhatikan •
Menerima leaflet •
Menjawab salam 10 menit leaflet
8. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur a.
Kesiapan keluarga dalam kegiatan b.
Kesiapan keluarga dalam mengikuti penyuluhan tentang keluarga sadar gizi KADARZI c.
Media yang digunakan sesuai dengan topik dan tepat guna d.
Tempat yang sesuai dan kondusif untuk pelaksanaan kegiatan e.
Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan tugas yang disepakati oleh mahasiswa
2. Evaluasi Proses a.
Kegiatan penyuluhan sesuai dengan waktu yang direncanakan b.
Peserta penyuluhan kooperatif dan aktif berpartisipasi selama proses penyuluhan c.
Suasana dalam kegiatan penyuluhan kondusif
3. Evaluasi hasil Setelah mengikuti penyuluhan, maka peserta akan dapat:
a. Menyebutkan kembali konsep dasar keluarga sadar gizi Kadarzi
b. Menjelaskan pembinaan Kadarzi
c. Menjelaskan tujuan pembinaan Kadarzi
d. Menjelaskan sasaran pembinaan Kadarzi
e. Menjelaskan program Kadarzi
f. Menjelaskan indikator Kadarzi
g. Menjelaskan cara menyusun menu seimbang untuk keluarga
h. Menjelaskan perilaku Kadarzi
Daftar Pustaka
Almaitser, S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama Departemen Kesehatan RI. 2004. Keluarga Sadar Gizi. Jakarta : Direktorat Gizi Masyarakat
_____________________. 2007. Pedoman Strategi KIE Keluarga Sadar Gizi KADARZI. Jakarta : Direktorat Gizi Masyarakat.
Effendy, N. 2000. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC Santoso, S. 1999. Kesehatan Gizi. Jakarta : Rineka Cipta.
Soegianto, Benny. 2008. Keluarga Sadar Gizi. Diakses pada tanggal 5 Februari 2011 dari
http:www.fk.uwks.ac.id
MATERI PENYULUHAN KADARZI
1. Konsep Dasar Keluarga Sadar Gizi KADARZI
Kadarzi adalah keluarga yang berperilaku gizi seimbang, mampu mengenali dan mengatasi masalah gizi anggota keluarganya. Yang dimaksud perilaku gizi seimbang adalah
pengetahuan, sikap, dan praktek keluarga mengkonsumsi makanan seimbang dan berperilaku hidup sehat Depkes RI, 2004.
Kadarzi merupakan suatu gerakan yang terkait dengan program Kesehatan Keluarga dan Gizi KKG, yang merupakan bagian dari Usaha Perbaikan Gizi Keluarga UPGK.
Disebut Kadarzi, jika sikap dan perilaku keluarga dapat secara mandiri mewujudkan keadaan gizi yang sebaik-baiknya yang tercermin dari pada konsumsi pangan yang beraneka ragam
dan bermutu gizi seimbang. Dalam keluarga sadar gizi sedikitnya ada seorang anggota keluarga yang dengan sadar bersedia melakukan perubahan ke arah keluarga yang
berperilaku gizi baik dan benar.
2. Pembinaan KADARZI
Pembinaan KADARZI maksudnya adalah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kemampuan keluarga agar terwujud keluarga yang sadar gizi. Upaya
meningkatkan kemampuan keluarga itu dilakukan dengan penyuluhan, demo, diskusi, dan pelatihan.
3. Tujuan Pembinaan KADARZI
Tujuan pembinaaan KADARZI adalah : a.
Menimbang balita ke posyandu secara berkala b.
Mampu mengenali tanda-tanda sederhana keadaan kelainan gizi gizi kurang dan gizi lebih
c. Mampu menerapkan susunan hidangan yang baik dan benar, sesuai dengan Pedoman
Umum Gizi Seimbang PUGS d.
Mampu mencegah dan mengatasi kejadian, atau mencari rujukan manakala terjadi kelainan gizi di dalam keluarga
e. Menghasilkan makanan melalui pekarangan
4. Sasaran Pembinaan KADARZI
Sasaran pembinaan Kadarzi adalah semua keluarga di wilayah kerja puskesmas. Namun perhatian utama pembinaan ditujukan pada keluarga yang memiliki kelainan gizi,
keluarga yang pra-sejahtera, dan keluarga sejahtera tahap 1 Depkes RI, 1998. Dengan adanya Kadarzi diharapkan agar :
a. Dalam setiap keluarga, setidak-tidaknya terdapat seorang anggota keluarga yang menjadi
kader Kadarzi b.
Semua keluarga menjadi Keluarga Sadar Gizi KADARZI c.
Tidak ada lagi masalah gizi utama di kalangan keluarga
5. Program KADARZI
Tahun 1998 telah dicanangkan gerakan keluarga sadar gizi Kadarzi yang dimotori oleh Departemen Kesehatan dengan tujuan agar pada tahun 2000 paling tidak setengah
keluarga Indonesia telah menjadi keluarga sadar gizi. Ada beberapa Kegiatan Dalam Pelaksanan Program Kadarzi, antara lain :
a. Konseling Kadarzi
Konseling Kadarzi adalah dialog konsultasi antara kader dasawisma, Tenaga Penggerak Masyarakat TPM dengan keluarga untuk membantu memecahkan
masalah perilaku yang belum dapat dilakukan oleh keluarga. Tujuan dilakukannya konseling Kadarzi adalah memantapkan kemauan dan kemampuan keluarga untuk
melaksanakan perilaku gizi yang baik dan benar dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki keluarga atau yang ada di lingkungannya.
Konseling Kadarzi untuk pertama kali dilakukan oleh Tenaga Pelaksana Gizi TPG puskesmas bersama Tenaga Penggerak Masyarakat TPM dan kader
dasawisma. Untuk selanjutnya konseling Kadarzi dilakukan oleh kader dasawisma dan TPM. Konseling dilakukan pada keluarga yang belum menerapkan indikator
sadar gizi. Konseling ditujukan kepada anggota keluarga yang sudah dewasa.
b. Pemetaan Kadarzi
Pemetaan Kadarzi dilakukan untuk mengetahui situasi Kadarzi di suatu wilayah kerja puskesmas yang dilakukan pertama kali oleh TPG, kemudian untuk
berikutnya dilakukan oleh ketua kelompok posyandu. Pemetaan dilakukan setiap enam bulan sekali yaitu pada bulan Februari dan Agustus.
Tujuan Pemetaan Kadarzi adalah : a
Mendapatkan informasi situasi Kadarzi dalam suatu wilayah atau dasawisma berdasarkan indikator yang ditentukan
b Mendapatkan gambaran masalah gizi dan perilaku gizi yang baik dan benar yang
belum dapat dilaksanakan oleh keluarga c
Sebagai bahan acuan konseling dan intervensi gizi d
Sebagai bahan acuan pemantauan dan evaluasi situasi Kadarzi dari waktu ke waktu
Sasaran Pemetaan Kadarzi adalah semua keluarga yang ada di wilayah kerja puskesmas.
6. Indikator KADARZI
Indikator Kadarzi digunakan untuk mengukur tingkat sadar gizi keluarga. Menurut Dinkes Sumut, 2006 ada lima indikator Kadarzi yang juga terdapt dalam 13 Pesan Dasar Gizi
Seimbang yang meliputi : a
Keluarga Biasa Mengkonsumsi Aneka Ragam Makanan b
Keluarga Selalu Memantau Kesehatan Dan Pertumbuhan Anggotanay, Khususnya Balita dan Bumil
c Keluarga Hanya Menggunakan Garam Beryodium Untuk Memasak Makanannya
d Keluarga Memberi Dukungan Pada Ibumelahirkan untuk membarikan ASI Eksklusif
e Keluarga Biasa Sarapan Pagi
7. Menyusun Menu Seimbang Untuk Keluarga
Menu seimbang adalah menu yang mengandung semua golongan bahan makanan yang dibutuhkan dengan memperlihatkan keseimbangan unsur-unsur gizi yang terkandung di
dalamnya Santoso, 1999.
Dalam penyusunan menu makanan perlu diperhatikan syarat-syarat sebagai berikut: a
Jumlah makanan harus sesuai dengan jumlah anggota keluarga b
Makanan harus dapat menyediakan zat-zat gizi c
Makanan harus dalam jangkauan keuangan keluarga d
Hidangan haruas dinikmati oleh seluruh keluarga e
Menyusun daftar menu f
Menilai hasil konsumsi Pemilihan bahan makanan hendaknya disesuaikan dengan selaras, kandungan gizi,
ketersediaan bahan pangan di daerah setempat, dan yang cukup penting adalah upaya menganekaragamkan jenis bahan makanan yang akan dikonsumsi. Pemilihan bahan pangan
dilakukan secara menyeluruh, baik untuk sumber tenaga atau karbohidrat, sumber protein atau lauk pauk, sumber vitamin maupun mineral sayur dan buah. Penganekaragaman jenis
bahan makanan dimaksudkan agar kandungan gizi dalam masing-masing bahan dapat memenuhi kebutuhan gizi bagi individu maupun keluarga.
Untuk menyusun menu, langkah pertama yang dilakukan adalah mengetahui kebutuhan gizi bagi individu atau keluarga. Dengan memperhatikan ketersediaan bahan
makanan, kita dapat merencanakan menyusun menu. Untuk memudahkan menyusun menu, pemerintah telah menyusun anjuran makanan sehari yang berpedoman kepada kebutuhan gizi
menurut golongan umur, jenis kelamin, dan berat badan. Faktor-faktor yang mendukung dalam menyusun menu adalah :
a Cara pemilihan
b Cara penanganan
c Cara pengolahan
d Cara penyajian
8. Perilaku KADARZI
Kadarzi adalah keluarga yang mampu memantau keadaan gizi seluruh anggota keluarga dan mampu mengambil langkah pemecahan sesuai dengan potensi yang ada dengan
indikator Dinkes Sumut, 2006 : a
Keluarga biasa mengkonsumsi aneka ragam makanan
b Keluarga selalu memantau kesehatan dan pertumbuhan anggotanya, khususnya balita
dan bumil c
Keluarga hanya menggunakan garam beryodium untuk memasak makanannya d
Keluarga memberikan dukungan pada ibu melahirkan untuk membri ASI Eksklusif e
Keluarga biasa sarapan pagi
Adapun Usaha Perbaikan Gizi Keluarga adalah : a
Penimbangan bulanan anak balita denagn menggunakan KMS b
Pendidikan gizi dan kesehatan bagi ibu yang mempunyai anak balita c
Demonstrasi memasak makanan yang memenuhi persyaratan gizi atau pemberian makanan tambahan yang bergizi tinggi kepada anak
d Mengembangkan intensifikasi pemanfaatan lahan pekarangan untuk memproduksi
bahan pangan bernilai gizi tinggi serta tanaman obat tradisional e
Pemberian paket pertolongan gizi : vitamin A dosis tinggi, tablet besi, garam oralit, dan garam beryodium.
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG KADARZI
DI LINGKUNGAN IV KELURAHAN GEDUNG JOHOR KECAMATAN MEDAN JOHOR
D. Persiapan
Dalam mempersiapkan kegiatan penyuluhan kesehatan tentang KADARZI keluarga sadar gizi yang dilaksanakan pada tanggal 25 Juni 2012, mahasiswa Program Pendidikan
Profesi Ners Keperawatan USU mengawali dengan meminta izin kepada kader posyandu dan Kepala Lingkungan IV. Setelah meminta izin kepada kepala lingkungan IV mahasiswa
mempersiapkan alat dan media yang akan digunakan dalam proses kegiatan penyampaian informasi kepada kader dengan menggunakan leaflet dan PP.
E. Pelaksanaan
Adapun tujuan umum dari pelaksanaan kegiatan penyuluhan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan para ibu tentang kebutuhan gizi keluarga dan ragam makanan yang harus dipenuhi
keluarga dalam mencukupi kebutuhan gizi keluarga. Kegiatan ini dilakukan pada Senin, 25 Juni 2012, pukul 10.00 WIB di rumah kader. Sebelum dan sesudah penyuluhan mahasiswa melakukan pre test dan
post test untuk melihat pengetahuan yang telah dimiliki kader. Pada saat diskusi, terdapat ibu-ibu di rumah kader yang menanyakan tentang variasi makanan
yang baik untuk keluarga, ada juga yang bercerita tentang pengalamannya sebagai ibu yang mempunyai anak yang tidak mau makan sayur, pilih-pilih lauk dan sebagainya. Selama kegiatan berlangsung peserta
mengikuti dan berpartisipasi aktif.
F. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
• Penyuluhan dilaksanakan pada tempat yang telah ditentukan dan disampaikan secara
keseluruhan kepada para peserta.
•
Peserta yang mengikuti penyuluhan berjumlah 5orang.
•
Media dan alat yang digunakan leaflet dan PP
4. Evaluasi Proses
•
Kegiatan penyuluhan berlangsung dengan baik dan lancar.
•
Peserta antusias
•
Peserta kooperatif
5. Evaluasi Hasil
• Peserta dapat mengikuti kegiatan 80
• Peserta kurang antusias 20
• Peserta kurang konsentrasi karena membawa bayi dan balitanya ke dalam kegiatan ini
sehingga keadaan kurang kondusif.
SATUAN ACARA PENYULUHAN KELUARGA BERENCANA KB
A. Latar Belakang
Masalah penduduk merupakan salah satu masalah yang dihadapi oleh negara berkembang, termasuk Indonesia. Salah satu masalah kependudukan yang dihadapi Indonesia adalah laju
pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi Widiyanti, 1987. Berbagai program pembangunan telah, sedang dan akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah kependudukan tersebut, antara lain melalui
program pelayanan kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana dan pembangunan keluarga sejahtera BKKBN, 1997.
Keluarga Berencana adalah usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi Mochtar, 1998. Tujuannya adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera yang menjadi dasar bagi terwujudnya masyarakat sejahtera dengan pengendalian kelahiran dan pertumbuhan
penduduk BKKBN, 1989. Hal tersebut diupayakan melalui gerakan reproduksi keluarga sejahtera, gerakan ketahanan keluarga sejahtera dan gerakan ekonomi keluarga sejahtera dengan sasaran
pasangan usia subur BKKBN, 1998. Jumlah penduduk Indonesia saat ini mencapai sekitar 219 juta jiwa dengan tingkat pertumbuhan
1,48 persen atau sekitar 3,2 juta jiwa per tahun. Jumlah pasangan usia subur di Indonesia sekitar 43 juta orang, jumlah PUS di Sumatera Utara berjumlah 1.964.236 BKKBN, 2007. Banyaknya jumlah penduduk
Indonesia dan jumlah PUS di Sumatera Utara menunjukkan bahwa masih perlu dilakukan penyuluhan mengenai pentingnya partisipasi masyarakat dalam ber-KB dengan menjelaskan semua jenis KB yang
dapat digunakan sehingga masyarakat pada umumnya dan sasaran penyuluhan pada khususnya mampu memilih salah satu jenis KB.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan tentang keluarga berencana selama 30 menit diharapkan kader dapat memahami dan mengaplikasikan tentang keluarga berencana
2. Tujuan Khusus Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang keluarga berencana diharapkan kader akan
mampu: 7
Menyebutkan pengertian keluarga berencana 8
Menyebutkan tujuan keluarga berencana 9
Menyebutkan manfaat keluarga berencana 10
Menyebutkan jenis-jenis alat kontrasepsi 11
Menyebutkan kelebihan dan kekurangan alat-alat kontrasepsi 12
Memilih alat kontrasepsi yang akan dipakai.
C. Sasaran
Sasaran penyuluhan adalah Kader yang ada di Kecamatan Medan Johor
D. Metode Penyuluhan
a. Ceramah
b. Tanya-jawab
c. Diskusi
E. Media dan Alat
a. Power Point KB b. Buklet KB
F. Waktu
a. Haritanggal : Senin 25 Juni 2012
b. Waktu : Pukul 09.00 sd Selesai
c. Tempat : Rumah Kader
I. Pelaksanaan
N O.
TAHAP KEGIATAN PENYULUHAN
KEGIATAN PESERTA WAKTU
1 Pendahuluan
Memberi salam dan
perkenalan
Mengingatkan kontrak
Menjelaskan tujuan
Menjawab salam
Mendengarkan
Mendengarkan
5 menit
2 Penjelasan
materi
Menggali pengetahuan
peserta tentang KB
Menanyakan pengertian KB
Memberikan reinforcement
positif
Menjelaskan pengertian KB
Menjelaskan tujuan KB
Menjelaskan manfaat KB
Memberi sedikit
penjelasan.
Menjawab mendengarkan
Mendengarkan
Mendengarkan
dan memperhatikan
Mendengarkan
dan memperhatikan
Mendengarkan
dan memperhatikan
Mendengarkan
15 menit