Persiapan Pelaksanaan Persiapan Pelaksanaan Latar Belakang

2. Evaluasi Proses

• Kegiatan penyuluhan berlangsung dengan baik dan lancar. • Peserta antusias • Peserta kooperatif

3. Evaluasi Hasil

• Peserta dapat mengikuti kegiatan 80 • Peserta kurang antusias 20 SATUAN ACARA PENYULUHAN “KELUARGA SADAR GIZI KADARZI”

1. Latar Belakang

Salah satu upaya dalam program perbaikan gizi adalah meningkatkan mutu konsumsi makanan, sehingga berdampak pada perbaikan status gizi masyarakat. Sasaran program ini adalah mewujudkan pola konsumsi makanan yang baik dan benar Depkes RI, 1995. Tahun 1998 telah dicanangkan program Keluarga Sadar Gizi Kadarzi yang dimotori oleh Departemen Kesehatan. Yang menjadi sasaran utama Kadarzi adalah keluarga yang mempunyai kelainan gizi, golongan pra-sejahtera, dan sejahtera I. Perencanaan program Kadarzi bertujuan agar pada tahun 2000 paling tidak setengah keluarga Indonesia telah menjadi Keluarga Sadar Gizi. Disebut Keluarga Sadar Gizi jika sikap dan perilaku keluarga dapat secara mandiri mewujudkan keadaan gizi sebaik-baiknya yang tercermin pada pola konsumsi pangan yang beraneka ragam dan bergizi seimbang Luciasari, 2006. Sejalan dengan adanya Inpres nomor 8 tahun 1993, tentang Gerakan Penanggulangan Masalah Pangan dan Gizi yang berisi empat strategi utama yaitu pemberdayaan keluarga, pemberdayaan masyarakat, pemanfaatan kerjasama lintas sector serta peningkatan mutu dan cakupan pelayanan kesehatan, d dalam Rencana Aksi Pangan dan Gizi Nasional RAPGN 2001- 2005, Undang-Undang nomor 25 tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional Propenas dan Indonesia Sehat 2010 ditetapkan bahwa 80 keluarga menjadi Keluarga Sadar Gizi, karena keluarga mempunyai nilai yang amat strategis dan menjadi inti dalam pembangunan seluruh masyarakat, serta menjadi tumpuan dalam pembangunan manusia seutuhnya Anonim, 2007. Tingkat sadar gizi keluarga merupakan ukuran dari keberhasilan program Kadarzi. Diharapkan dengan adanya program Kadarzi dapat meningkatkan kesadaran gizi keluarga. Tingkat sadar gizi keluarga dapat diukur dengan menggunakan indicator Kadarzi yaitu makan aneka ragam makanan, memantau stautus gizi dengan cara menimbang berat badan, menggunakan garam beryodium, memberikan ASI Eksklusif kepada bayi dan biasa sarapan pagi Dinkes, 2001. Pada umumnya masyarakat belum mengetahu atau belum mengerti apa itu sebenarnya Kadarzi sehingga perilaku konsumsi pangan masyarakat, baik individu maupun keluarga belum mengarah pada keseimbangan gizi sehingga timbul masalah gizi kurang dan gizi lebih, serta penyakit degeneratif yang banyak terjadi sekarang ini. Hal ini terjadi karena kurang memasyarakatnya Kadarzi dan masyarakat belum menerapkan indikator dari Kadarzi itu secara keseluruhan.

2. Tujuan Kegiatan

1.1 Tujuan Instruksional Umum Selama 30 menit klien dan kader diharapkan akan mampu mengerti dan memahami mengenai Keluarga Sadar Gizi. 1.2 Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit, kader diharapkan mampu: 9 Menjelaskan konsep dasar keluarga sadar gizi Kadarzi 10 Menjelaskan pembinaan Kadarzi 11 Menjelaskan tujuan pembinaan Kadarzi 12 Menjelaskan sasaran pembinaan Kadarzi 13 Menjelaskan program Kadarzi 14 Menjelaskan indikator Kadarzi 15 Menjelaskan cara menyusun menu seimbang untuk keluarga 16 Menjelaskan perilaku Kadarzi

3. Metode

Ceramah dan Diskusi Tanya Jawab

4. Sasaran

Kader Lingkungan IV Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor.

5. Media

Leaflet dan Power Point

6. Waktu dan Tempat Kegiatan

HariTanggal : Kamis 21 Juni 2012 Waktu : Pukul 10.00 WIB sd selesai Tempat : Rumah Kader lingkungan IV

7. Satuan Acara Kegiatan

Kegiatan Penyuluh Peserta Waktu Media Pembukaan • Memberikan salam • Memperkenalkan diri • Menjelaskan tujuan umum dan khusus • Menjawab salam • Mendengarkan dan memperhatikan 5 menit Kegiatan inti • Menjelaskan konsep dasar keluarga sadar gizi Kadarzi • Menjelaskan pembinaan Kadarzi • Menjelaskan tujuan pembinaan Kadarzi • Menjelaskan sasaran pembinaan Kadarzi • Menjelaskan program Kadarzi • Menjelaskan indikator Kadarzi • Menjelaskan cara menyusun menu seimbang untuk keluarga • Menjelaskan perilaku Kadarzi Mendengarkan dan memperhatikan 15 menit leaflet Penutup • Memberikan kesempatan pada klien dan keluarga bertanya • Mengevaluasi pengetahuan klien dan keluarga tentang materi yang disampaikan dengan memberikan pertanyaan • Menyimpulkan materi yang telah disampaikan • Membagikan leaflet • Memberi salam • Mengajukan pertanyaan • Mendengarkan dan memberikan umpan balik • Mendengar dan memperhatikan • Menerima leaflet • Menjawab salam 10 menit leaflet

8. Kriteria Evaluasi

1. Evaluasi Struktur a. Kesiapan keluarga dalam kegiatan b. Kesiapan keluarga dalam mengikuti penyuluhan tentang keluarga sadar gizi KADARZI c. Media yang digunakan sesuai dengan topik dan tepat guna d. Tempat yang sesuai dan kondusif untuk pelaksanaan kegiatan e. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan tugas yang disepakati oleh mahasiswa 2. Evaluasi Proses a. Kegiatan penyuluhan sesuai dengan waktu yang direncanakan b. Peserta penyuluhan kooperatif dan aktif berpartisipasi selama proses penyuluhan c. Suasana dalam kegiatan penyuluhan kondusif 3. Evaluasi hasil Setelah mengikuti penyuluhan, maka peserta akan dapat: a. Menyebutkan kembali konsep dasar keluarga sadar gizi Kadarzi b. Menjelaskan pembinaan Kadarzi c. Menjelaskan tujuan pembinaan Kadarzi d. Menjelaskan sasaran pembinaan Kadarzi e. Menjelaskan program Kadarzi f. Menjelaskan indikator Kadarzi g. Menjelaskan cara menyusun menu seimbang untuk keluarga h. Menjelaskan perilaku Kadarzi Daftar Pustaka Almaitser, S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama Departemen Kesehatan RI. 2004. Keluarga Sadar Gizi. Jakarta : Direktorat Gizi Masyarakat _____________________. 2007. Pedoman Strategi KIE Keluarga Sadar Gizi KADARZI. Jakarta : Direktorat Gizi Masyarakat. Effendy, N. 2000. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC Santoso, S. 1999. Kesehatan Gizi. Jakarta : Rineka Cipta. Soegianto, Benny. 2008. Keluarga Sadar Gizi. Diakses pada tanggal 5 Februari 2011 dari http:www.fk.uwks.ac.id MATERI PENYULUHAN KADARZI 1. Konsep Dasar Keluarga Sadar Gizi KADARZI Kadarzi adalah keluarga yang berperilaku gizi seimbang, mampu mengenali dan mengatasi masalah gizi anggota keluarganya. Yang dimaksud perilaku gizi seimbang adalah pengetahuan, sikap, dan praktek keluarga mengkonsumsi makanan seimbang dan berperilaku hidup sehat Depkes RI, 2004. Kadarzi merupakan suatu gerakan yang terkait dengan program Kesehatan Keluarga dan Gizi KKG, yang merupakan bagian dari Usaha Perbaikan Gizi Keluarga UPGK. Disebut Kadarzi, jika sikap dan perilaku keluarga dapat secara mandiri mewujudkan keadaan gizi yang sebaik-baiknya yang tercermin dari pada konsumsi pangan yang beraneka ragam dan bermutu gizi seimbang. Dalam keluarga sadar gizi sedikitnya ada seorang anggota keluarga yang dengan sadar bersedia melakukan perubahan ke arah keluarga yang berperilaku gizi baik dan benar. 2. Pembinaan KADARZI Pembinaan KADARZI maksudnya adalah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kemampuan keluarga agar terwujud keluarga yang sadar gizi. Upaya meningkatkan kemampuan keluarga itu dilakukan dengan penyuluhan, demo, diskusi, dan pelatihan. 3. Tujuan Pembinaan KADARZI Tujuan pembinaaan KADARZI adalah : a. Menimbang balita ke posyandu secara berkala b. Mampu mengenali tanda-tanda sederhana keadaan kelainan gizi gizi kurang dan gizi lebih c. Mampu menerapkan susunan hidangan yang baik dan benar, sesuai dengan Pedoman Umum Gizi Seimbang PUGS d. Mampu mencegah dan mengatasi kejadian, atau mencari rujukan manakala terjadi kelainan gizi di dalam keluarga e. Menghasilkan makanan melalui pekarangan 4. Sasaran Pembinaan KADARZI Sasaran pembinaan Kadarzi adalah semua keluarga di wilayah kerja puskesmas. Namun perhatian utama pembinaan ditujukan pada keluarga yang memiliki kelainan gizi, keluarga yang pra-sejahtera, dan keluarga sejahtera tahap 1 Depkes RI, 1998. Dengan adanya Kadarzi diharapkan agar : a. Dalam setiap keluarga, setidak-tidaknya terdapat seorang anggota keluarga yang menjadi kader Kadarzi b. Semua keluarga menjadi Keluarga Sadar Gizi KADARZI c. Tidak ada lagi masalah gizi utama di kalangan keluarga 5. Program KADARZI Tahun 1998 telah dicanangkan gerakan keluarga sadar gizi Kadarzi yang dimotori oleh Departemen Kesehatan dengan tujuan agar pada tahun 2000 paling tidak setengah keluarga Indonesia telah menjadi keluarga sadar gizi. Ada beberapa Kegiatan Dalam Pelaksanan Program Kadarzi, antara lain : a. Konseling Kadarzi Konseling Kadarzi adalah dialog konsultasi antara kader dasawisma, Tenaga Penggerak Masyarakat TPM dengan keluarga untuk membantu memecahkan masalah perilaku yang belum dapat dilakukan oleh keluarga. Tujuan dilakukannya konseling Kadarzi adalah memantapkan kemauan dan kemampuan keluarga untuk melaksanakan perilaku gizi yang baik dan benar dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki keluarga atau yang ada di lingkungannya. Konseling Kadarzi untuk pertama kali dilakukan oleh Tenaga Pelaksana Gizi TPG puskesmas bersama Tenaga Penggerak Masyarakat TPM dan kader dasawisma. Untuk selanjutnya konseling Kadarzi dilakukan oleh kader dasawisma dan TPM. Konseling dilakukan pada keluarga yang belum menerapkan indikator sadar gizi. Konseling ditujukan kepada anggota keluarga yang sudah dewasa. b. Pemetaan Kadarzi Pemetaan Kadarzi dilakukan untuk mengetahui situasi Kadarzi di suatu wilayah kerja puskesmas yang dilakukan pertama kali oleh TPG, kemudian untuk berikutnya dilakukan oleh ketua kelompok posyandu. Pemetaan dilakukan setiap enam bulan sekali yaitu pada bulan Februari dan Agustus. Tujuan Pemetaan Kadarzi adalah : a Mendapatkan informasi situasi Kadarzi dalam suatu wilayah atau dasawisma berdasarkan indikator yang ditentukan b Mendapatkan gambaran masalah gizi dan perilaku gizi yang baik dan benar yang belum dapat dilaksanakan oleh keluarga c Sebagai bahan acuan konseling dan intervensi gizi d Sebagai bahan acuan pemantauan dan evaluasi situasi Kadarzi dari waktu ke waktu Sasaran Pemetaan Kadarzi adalah semua keluarga yang ada di wilayah kerja puskesmas. 6. Indikator KADARZI Indikator Kadarzi digunakan untuk mengukur tingkat sadar gizi keluarga. Menurut Dinkes Sumut, 2006 ada lima indikator Kadarzi yang juga terdapt dalam 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang yang meliputi : a Keluarga Biasa Mengkonsumsi Aneka Ragam Makanan b Keluarga Selalu Memantau Kesehatan Dan Pertumbuhan Anggotanay, Khususnya Balita dan Bumil c Keluarga Hanya Menggunakan Garam Beryodium Untuk Memasak Makanannya d Keluarga Memberi Dukungan Pada Ibumelahirkan untuk membarikan ASI Eksklusif e Keluarga Biasa Sarapan Pagi 7. Menyusun Menu Seimbang Untuk Keluarga Menu seimbang adalah menu yang mengandung semua golongan bahan makanan yang dibutuhkan dengan memperlihatkan keseimbangan unsur-unsur gizi yang terkandung di dalamnya Santoso, 1999. Dalam penyusunan menu makanan perlu diperhatikan syarat-syarat sebagai berikut: a Jumlah makanan harus sesuai dengan jumlah anggota keluarga b Makanan harus dapat menyediakan zat-zat gizi c Makanan harus dalam jangkauan keuangan keluarga d Hidangan haruas dinikmati oleh seluruh keluarga e Menyusun daftar menu f Menilai hasil konsumsi Pemilihan bahan makanan hendaknya disesuaikan dengan selaras, kandungan gizi, ketersediaan bahan pangan di daerah setempat, dan yang cukup penting adalah upaya menganekaragamkan jenis bahan makanan yang akan dikonsumsi. Pemilihan bahan pangan dilakukan secara menyeluruh, baik untuk sumber tenaga atau karbohidrat, sumber protein atau lauk pauk, sumber vitamin maupun mineral sayur dan buah. Penganekaragaman jenis bahan makanan dimaksudkan agar kandungan gizi dalam masing-masing bahan dapat memenuhi kebutuhan gizi bagi individu maupun keluarga. Untuk menyusun menu, langkah pertama yang dilakukan adalah mengetahui kebutuhan gizi bagi individu atau keluarga. Dengan memperhatikan ketersediaan bahan makanan, kita dapat merencanakan menyusun menu. Untuk memudahkan menyusun menu, pemerintah telah menyusun anjuran makanan sehari yang berpedoman kepada kebutuhan gizi menurut golongan umur, jenis kelamin, dan berat badan. Faktor-faktor yang mendukung dalam menyusun menu adalah : a Cara pemilihan b Cara penanganan c Cara pengolahan d Cara penyajian 8. Perilaku KADARZI Kadarzi adalah keluarga yang mampu memantau keadaan gizi seluruh anggota keluarga dan mampu mengambil langkah pemecahan sesuai dengan potensi yang ada dengan indikator Dinkes Sumut, 2006 : a Keluarga biasa mengkonsumsi aneka ragam makanan b Keluarga selalu memantau kesehatan dan pertumbuhan anggotanya, khususnya balita dan bumil c Keluarga hanya menggunakan garam beryodium untuk memasak makanannya d Keluarga memberikan dukungan pada ibu melahirkan untuk membri ASI Eksklusif e Keluarga biasa sarapan pagi Adapun Usaha Perbaikan Gizi Keluarga adalah : a Penimbangan bulanan anak balita denagn menggunakan KMS b Pendidikan gizi dan kesehatan bagi ibu yang mempunyai anak balita c Demonstrasi memasak makanan yang memenuhi persyaratan gizi atau pemberian makanan tambahan yang bergizi tinggi kepada anak d Mengembangkan intensifikasi pemanfaatan lahan pekarangan untuk memproduksi bahan pangan bernilai gizi tinggi serta tanaman obat tradisional e Pemberian paket pertolongan gizi : vitamin A dosis tinggi, tablet besi, garam oralit, dan garam beryodium. LAPORAN HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG KADARZI DI LINGKUNGAN IV KELURAHAN GEDUNG JOHOR KECAMATAN MEDAN JOHOR

D. Persiapan

Dalam mempersiapkan kegiatan penyuluhan kesehatan tentang KADARZI keluarga sadar gizi yang dilaksanakan pada tanggal 25 Juni 2012, mahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners Keperawatan USU mengawali dengan meminta izin kepada kader posyandu dan Kepala Lingkungan IV. Setelah meminta izin kepada kepala lingkungan IV mahasiswa mempersiapkan alat dan media yang akan digunakan dalam proses kegiatan penyampaian informasi kepada kader dengan menggunakan leaflet dan PP.

E. Pelaksanaan

Adapun tujuan umum dari pelaksanaan kegiatan penyuluhan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan para ibu tentang kebutuhan gizi keluarga dan ragam makanan yang harus dipenuhi keluarga dalam mencukupi kebutuhan gizi keluarga. Kegiatan ini dilakukan pada Senin, 25 Juni 2012, pukul 10.00 WIB di rumah kader. Sebelum dan sesudah penyuluhan mahasiswa melakukan pre test dan post test untuk melihat pengetahuan yang telah dimiliki kader. Pada saat diskusi, terdapat ibu-ibu di rumah kader yang menanyakan tentang variasi makanan yang baik untuk keluarga, ada juga yang bercerita tentang pengalamannya sebagai ibu yang mempunyai anak yang tidak mau makan sayur, pilih-pilih lauk dan sebagainya. Selama kegiatan berlangsung peserta mengikuti dan berpartisipasi aktif.

F. Evaluasi

1. Evaluasi Struktur

• Penyuluhan dilaksanakan pada tempat yang telah ditentukan dan disampaikan secara keseluruhan kepada para peserta. • Peserta yang mengikuti penyuluhan berjumlah 5orang. • Media dan alat yang digunakan leaflet dan PP

4. Evaluasi Proses

• Kegiatan penyuluhan berlangsung dengan baik dan lancar. • Peserta antusias • Peserta kooperatif

5. Evaluasi Hasil

• Peserta dapat mengikuti kegiatan 80 • Peserta kurang antusias 20 • Peserta kurang konsentrasi karena membawa bayi dan balitanya ke dalam kegiatan ini sehingga keadaan kurang kondusif. SATUAN ACARA PENYULUHAN KELUARGA BERENCANA KB

A. Latar Belakang

Masalah penduduk merupakan salah satu masalah yang dihadapi oleh negara berkembang, termasuk Indonesia. Salah satu masalah kependudukan yang dihadapi Indonesia adalah laju pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi Widiyanti, 1987. Berbagai program pembangunan telah, sedang dan akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah kependudukan tersebut, antara lain melalui program pelayanan kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana dan pembangunan keluarga sejahtera BKKBN, 1997. Keluarga Berencana adalah usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi Mochtar, 1998. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera yang menjadi dasar bagi terwujudnya masyarakat sejahtera dengan pengendalian kelahiran dan pertumbuhan penduduk BKKBN, 1989. Hal tersebut diupayakan melalui gerakan reproduksi keluarga sejahtera, gerakan ketahanan keluarga sejahtera dan gerakan ekonomi keluarga sejahtera dengan sasaran pasangan usia subur BKKBN, 1998. Jumlah penduduk Indonesia saat ini mencapai sekitar 219 juta jiwa dengan tingkat pertumbuhan 1,48 persen atau sekitar 3,2 juta jiwa per tahun. Jumlah pasangan usia subur di Indonesia sekitar 43 juta orang, jumlah PUS di Sumatera Utara berjumlah 1.964.236 BKKBN, 2007. Banyaknya jumlah penduduk Indonesia dan jumlah PUS di Sumatera Utara menunjukkan bahwa masih perlu dilakukan penyuluhan mengenai pentingnya partisipasi masyarakat dalam ber-KB dengan menjelaskan semua jenis KB yang dapat digunakan sehingga masyarakat pada umumnya dan sasaran penyuluhan pada khususnya mampu memilih salah satu jenis KB.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan tentang keluarga berencana selama 30 menit diharapkan kader dapat memahami dan mengaplikasikan tentang keluarga berencana 2. Tujuan Khusus Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang keluarga berencana diharapkan kader akan mampu: 7 Menyebutkan pengertian keluarga berencana 8 Menyebutkan tujuan keluarga berencana 9 Menyebutkan manfaat keluarga berencana 10 Menyebutkan jenis-jenis alat kontrasepsi 11 Menyebutkan kelebihan dan kekurangan alat-alat kontrasepsi 12 Memilih alat kontrasepsi yang akan dipakai.

C. Sasaran

Sasaran penyuluhan adalah Kader yang ada di Kecamatan Medan Johor

D. Metode Penyuluhan

a. Ceramah b. Tanya-jawab c. Diskusi

E. Media dan Alat

a. Power Point KB b. Buklet KB

F. Waktu

a. Haritanggal : Senin 25 Juni 2012 b. Waktu : Pukul 09.00 sd Selesai c. Tempat : Rumah Kader

I. Pelaksanaan

N O. TAHAP KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA WAKTU 1 Pendahuluan  Memberi salam dan perkenalan  Mengingatkan kontrak  Menjelaskan tujuan  Menjawab salam  Mendengarkan  Mendengarkan 5 menit 2 Penjelasan materi  Menggali pengetahuan peserta tentang KB  Menanyakan pengertian KB  Memberikan reinforcement positif  Menjelaskan pengertian KB  Menjelaskan tujuan KB  Menjelaskan manfaat KB  Memberi sedikit penjelasan.  Menjawab mendengarkan  Mendengarkan  Mendengarkan dan memperhatikan  Mendengarkan dan memperhatikan  Mendengarkan dan memperhatikan  Mendengarkan 15 menit

Dokumen yang terkait

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien Melalui Upaya Promosi Kesehatan Pada Pasien Diabetes Mellitus di Lingkungan XI Kelurahan Gedung Johor Medan Kecamatan Medan Johor

7 102 158

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien Komunitas melalui Promosi Kesehatan terhadap Hipertensi di Kelurahan Gedung Johor

15 117 133

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Komunitas Pada Masalah Kesehatan Ibu dan Balita di Lingkungan IV Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor

4 104 284

Pengelolaan Pelayanan Dan Asuhan Keperawatan Komunitas Kepada Lansia Dengan Hipertensi Di Lingkungan 8 Kelurahan Titi Kuning Kecamatan Medan Johor

4 63 141

Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Diabetes Mellitus Di Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor

2 70 76

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien Melalui Upaya Promosi Kesehatan Pada Pasien Diabetes Mellitus di Lingkungan XI Kelurahan Gedung Johor Medan Kecamatan Medan Johor

2 4 53

BAB II PENGELOLAAN PELAYANAN KEPERAWATAN A. KONSEP DASAR - Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien Melalui Upaya Promosi Kesehatan Pada Pasien Diabetes Mellitus di Lingkungan XI Kelurahan Gedung Johor Medan Kecamatan Medan Johor

1 2 26

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien Komunitas melalui Promosi Kesehatan terhadap Hipertensi di Kelurahan Gedung Johor

0 0 40

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Penyakit Kronis oleh Keluarga Di Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor

1 2 158

BAB II PENGELOLAAN PELAYANAN KEPERAWATAN A. Konsep Dasar - Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Penyakit Kronis oleh Keluarga Di Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor

0 1 18