e. Dikenal masyarakat dan dapat bekerjasama dengan masyarakat calon kader lainnya dan berwibawa
f. Sanggup membina paling sedik 10 KK untuk meningkatkan keadaan kesehatan lingkungan
g. Diutamakan telah mengikuti KPD atau mempunayai keterampilan Dr. Ida Bagus, mempunyai pendapat lain mengenai persaratan bagi seorang kader antara lain:
1 Berasal dari masyarakat setempat. 2 Tinggal di desa tersebut.
3 Tidak sering meninggalkan tempat untuk waktu yang lama. 4 Diterima oleh masyarakat setempat.
5 Masih cukup waktu bekerja untuk masyarakat disamping mencari nafkah lain. 6 Sebaiknya yang bisa baca tulis.
Dari persyaratan-persyaratan yang diutamakan oleh beberapa ahli diatas dapatlah disimpulkan bahwa kriteria pemilihan kader kesehatan antara lain, sanggup bekerja secara
sukarela, mendapat kepercayaan dari masyarakat serta mempunya krebilitas yang baik dimana perilakunya menjadi panutan masyarakat, memiliki jiwa pengabdian yang tinggi, mempunyai
penghasilan tetap, pandai baca tulis, sanggup membina masayrakat sekitarnya. Kader kesehatan mempunyai peran yang besar dalam upanya meningkatkan kemampuan masyarakat menolong
dirinya untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Selain itu peran kader ikut membina masyarakat dalam bidang kesehatan dengan melalui kegiatan yang dilakukan baik di Posyandu.
5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kader Desa Dalam Berperan Serta
Faktor-faktor yang mempengaruhi kader desa dalam melaksanakan perannya menurut Siswanto: 2002, hal. 6 adalah sebagai berikut:
a. Umur. Umur usia merupakan masa perjalanan hidup seseorang. Usia seseorang memegang
peranan penting dalam pengambilan keputusan berdasarkan kematangan berfikir yang dilandasi oleh pengalaman. Kader dengan usia produktif merupakan faktor penunjang terpenting dalam
berperan serta terhadap kegiatan, karena kematangan berfikir ingatan dan pemahaman terhadap suatu objek masih optimal. Kader yang terlalu muda tua kestabilan emosi belum terbentuk atau
pada usia lanjut adanya degenerasi berdampak pada ingatan maupun pemahaman sehingga peran serta terhadap kegiatan tidak dapat optimal. Berkaitan dengan peran serta kader maka dengan
umur yang semakin tua, produktivitas dan peran serta kader akan cenderung meningkat. Dengan asumsi bahwa tingkat kedewasaan teknis dan psikologis seseorang dapat dilihat bahwa semakin
tua umur seseorang akan semakin terampil dalam melaksanakan tugas, semakin kecil tingkat kesalahannya dalam melaksanakan pekerjaannya. Hal itu terjadi karena salah satu faktor
kelebihan manusia dari makhluk lainnya adalah kemampuan belajar dari pengalaman, terutama pengalaman yang berakhir pada kesalahan Efendi: 2008.
Seseorang yang telah matang dalam tugas perkembangan akan menjalankan perannya sesuai yang ada di masyarakat, serta kondisi psikologis lebih bijaksana dalam menghadapi segala
persolan maka peran yang diemban pada masa-masa ini akan terlaksana dengan baik karena
matangnya berbagai pertimbangan sebagai dasar pengambilan keputusan yaitu peran serta. Azwar, 1995.
b. Lama jadi kadermasa kerja. Pengalaman merupakan guru yang terbaik. Perjalanan waktu yang telah ditempuh oleh
kader mempunyai kelebihan khusus dibandingkan dengan kader pemula. Makin lama menjadi kader pengalaman yang dimiliki semakin banyak sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk
bertindak mengambil keputusan. Sebaliknya kader pemula belum memiliki banyak pengalaman serta asing dan ragu-ragu. Kondisi ini akan menghambat peran sertanya dalam suatu kegiatan.
Dari sisi lain dengan masa kerja yang lama umur kader juga semakin tua. Pada usia tua terjadi proses degeneratif yang berdampak pada kemampuan dan peran sertanya sebagai kader. Perasaan
bosan dengan pekerjaan yang telah lama dilakukan juga memungkinkan menurunnya produktivitas dan peran serta kader Widagdo dan Husodo, 2009. Masa kerja berkaitan dengan
peran seseorang sesuai tugasnya di masyarakat. Artinya, ada hubungan antara peran serta seseorang dengan masa kerja dengan asumsi bahwa semakin lama seseorang bekerja dalam
organisasi semakin tinggi pula peran sertanya dalam organisasi tersebut. Hal itu terjadi karena ia semakin berpengalaman dan meningkatkan keterampilannya yang dipercayakan kepadanya
Efendi: 2008. c. Pendidikan Tambahan
Melalui pendidikan tambahan kader akan memiliki wawasan yang lebih luas dibanding yang belum memiliki pendidikan tambahan utamanya yang berkaitan dengan tugasnya. Kader
yang pernah mendapatkan pendidikan tambahan perbendaharaan pengetahuan akan lebih tinggi yang merupakan dasar terbentuknya sikap selanjutnya diaplikasikan dalam peran serta.