2.13.2 Pengaruh Tingkat Utang Terhadap Luas Pengungkapan Modal Intelektual
Tingkat utang merupakan perbandingan besarnya dana yang disediakan pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur. Rasio ini menunjukkan
kemampuan modal sendiri untuk memenuhi seluruh kewajiban perusahaan. Teori agensi juga digunakan untuk menjelaskan hubungan antara tingkat utang
perusahaan dengan pengungkapan laporan tahunan perusahaan. Jensen dan Meckling 1976 mengemukakan bahwa terdapat suatu potensi untuk mentransfer
kekayaan dari debtholders kepada pemegang saham dan manajer pada perusahaan-perusahaan
yang tingkat
utangnya sangat
tinggi sehingga
menimbulkan biaya keagenan yang tinggi. Untuk mengurangi biaya keagenan yang tinggi akibat dari tingkat utang yang tinggi, maka pengungkapan informasi
secara sukarela dijalankan oleh pihak manajemen dalam usaha mengurangi biaya keagenan yang timbul.
Bank dengan karakteristik memiliki tingkat yang tinggi dituntut untuk lebih transparan dalam hal pengungkapan informasi. Bruggen et al. 2009
menyatakan bahwa tuntutan untuk mengungkapkan informasi lebih dari yang dimandatkan dari pemegang saham dan kreditur terhadap perusahaan yang
berbasis ilmu pengetahuan akan semakin besar. Hal ini dikarenakan oleh besarnya jumlah uang yang diinvestasikan dalam bentuk harta tak berwujud dan modal
intelektual yang tidak sepenuhnya diungkapkan dalam laporan keuangan. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka hipotesis kedua yang akan diuji
dalam penelitian ini yaitu:
H2: Tingkat
utang perusahaan
berpengaruh positif
terhadap luas
pengungkapan modal intelektual.
2.13.3 Pengaruh Struktur
Corporate Governance
Terhadap Luas
Pengungkapan Modal Intelektual.
2.13.3.1 Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris Terhadap Luas Pengungkapan Modal Intelektual
Berdasarkan teori agensi, dewan komisaris dapat berfungsi sebagai alat pengendalian tertinggi bagi perusahaan. Dewan komisaris bertugas untuk
melakukan monitoring terhadap tindakan manajer sehingga kejadian seperti kecurangan
dapat dicegah.
Tindakan monitoring
yang dilakukan
dapat mengurangi biaya agensi melalui penekanan bagi manajer untuk melakukan
pengungkapan informasi mengenai modal intelektual secara relevan dan akurat. Hal tersebut bertujuan untuk menyelaraskan kepentingan antara pihak agen
dengan pihak prinsipal. Dengan semakin besarnya ukuran dewan komisaris suatu perusahaan, maka kinerja pengawasan dan pengendalian menjadi lebih baik dan
efektif sehingga akan meningkatkan pengungkapan modal intelektual. Dengan demikian, hipotesis yang akan dikembangkan yaitu sebagai berikut:
H3.1: Ukuran dewan
komisaris bepengaruh
positif terhadap
luas pengungkapan modal intelektual.
2.13.3.2 Pengaruh Jumlah
Rapat Dewan
Komisaris Terhadap
Luas Pengungkapan Modal Intelektual
Rapat dewan komisaris merupakan media untuk melakukan koordinasi dengan berbagai dewan komisaris untuk menentukan pengambilan keputusan
mengenai kebijakan perusahaan. Dalam rapat akan ditetapkan mengenai efektifitas mekanisme pengawasan yang telah dilaksanakan maupun yang akan
dilaksanakan. Dengan seiring diadakannya rapat dewan komisaris, diharapkan dapat
meningkatkan mekanisme pengawasan dan pengendalian menjadi lebih baik dan lebih efektif. Mekanisme tersebut tentu akan memberi dorongan dan tekanan bagi
manajer untuk mengungkapkan informasi mengenai modal inetelektual dengan baik dan relevan sehingga akan meningkatkan pengungkapan modal intelektual.
Dengan demikian, hipotesis yang akan dikembangkan sebagai berikut:
H3.2: Jumlah rapat
dewan komisaris
berpengaruh positif
terhadap pengungkapan modal intelektual.
2.13.3.3 Pengaruh Ukuran Komite Audit Terhadap Luas Pengungkapan Modal Intelektual
Komite audit bertugas untuk membantu dewan komisaris dalam melaksanakan
tugas pengawasan.
Komite audit
berfungsi sebagai
alat pengendalian manajemen untuk mencegah tindakan kecurangan sebagai alat
pengendalian manajemen
untuk mencegah
tindakan kecurangan
seperti menyajikan informasi yang tidak akurat dan relevan.
Dengan demikian, semakin besar ukuran komite audit suatu perusahaan maka dapat mempengaruhi pengungkapan informasi yang dilakukan, seperti
informasi modal intelektual semakin luas dan berkualitas. Penelitian Sani 2010 menemukan adanya hubungan antara ukuran komite audit yang berpengaruh
signifikan terhadap pengungkapan modal intelektual. Berdasarkan asumsi tersebut, maka peneliti akan mengembangkan hipotesis sebagai berikut:
H3.3: Ukuran komite audit berpengaruh positif terhadap pengungkapan modal intelektual.
2.13.3.4 Pengaruh Jumlah Rapat Komite Audit Terhadap Luas Pengungkapan Modal Intelektual
Rapat komite audit mengadakan pertemuan dengan berbagai komite audit yang memiliki berbagai macam keahlian. Koordinasi dalam rapat komite
audit membahas mengenai strategi dan evaluasi pelaksanaan tugas seperti pengawasan laporan keuangan, pengendalian internal, serta pengawasan terhadap
tata kelola perusahaan yang baik. Dengan semakin seringnya frekuensi rapat komite audit dilakukan,
maka dapat meningkatkan koordinasi dan meningkatkan pelaksanaan pengawasan menjadi lebih baik dan efektif sehingga dapat mempengaruhi pengungkapan
informasi modal intelektual, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Penelitian Sani 2010 menemukan adanya hubungan antara jumlah rapat komite
audit yang berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan modal intelektual. Berdasarkan asumsi tersebut, maka hipotesis yang akan dikembangkan yaitu:
H3.4: Jumlah rapat komite audit berpengaruh positif terhadap luas pengungkapan modal intelektual.
2.13.3.5 Pengaruh Konsentrasi
Kepemilikan Saham
Terhadap Luas
Pengungkapan Modal Intelektual Pemegang saham tersebut tentu memiliki tujuan yang ingin dicapai oleh
perusahaan. Pemegang saham menerapkan strategi yang selanjutnya akan diimplementasikan
dengan mengalokasikan
sumber daya
yang dimiliki
perusahaan. Tahapan-tahapan tersebut tidak lepas dari peran pemegang saham atau pemilik kekayaan perusahaan. Dengan demikian, dengan adanya peran dan
kuasa oleh kepemilikan saham yang terkonsentrasi memberi pengaruh terhadap aktivitas operasi perusahaan, salah satunya tekanan terhadap manajer untuk
melakukan pengungkapan modal intelektual. Penelitian yang dilakukan oleh Woodcock dan Whiting 2009
menyatakan bahwa kepemilikan saham yang besar akan menimbulkan biaya agensi. Tindakan pengawasan yang dilakukan oleh pemegang saham akan
mengurangi informasi, yaitu salah satunya informasi modal intelektual. Selain itu terdapat tindakan pengawasan untuk mencegah kecurangan yang dilakukan
manajer serta untuk mencegah konflik dan asimetri informasi seperti pengurangan informasi dan member informasi yang tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya.
Dengan demikian, diharapkan dengan kepemilikan saham yang terkonsentrasi maka akan meningkatkan tindakan pengawasan dan tekanan kepada
manajer dalam melakukan pengungkapan informasi modal intelektual. Penelitian
yang dilakukan Wahyu 2009 menemukan bahwa konsentrasi kepemilikan saham memiliki pengaruh terhadap pengungkapan modal intelektual. Berdasarkan
asumsi tersebut, maka peneliti akan mengembangkan hipotesis sebagai berikut:
H3.5: Konsentrasi kepemilikan saham berpengaruh positif terhadap
luas pengungkapan modal intelektual.
52
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dimana data yang digunakan merupakan data sekunder yang berasal dari laporan keuangan tahunan
annual report yang telah diaudit oleh auditor independen dan dipublikasikan, dimana data tersebut dapat diperoleh di Pusat Informasi Pasar Modal
www.idx.co.id . Laporan keuangan tahunan yang dipilih adalah laporan
keuangan perbankan yang telah go public di Bursa Efek Indonesia.
3.2 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi penelitian ini adalah seluruh bank yang go public dan sahamnya tercatat pada Bursa Efek Indonesia. Sampel dari penelitian ini terdiri dari bank
yang go public dan sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia selama tiga tahun berturut-turut, yaitu 2009, 2010, dan 2011. Pemilihan sampel menggunakan
purposive sampling yang dipilih berdasarkan kriteria-kriteria sebagai berikut: 1. Data laporan tahunan berasal dari sektor perbankan yang menerbitkan dan
mempublikasikan secara lengkap di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2009- 2011.
2. Tahun fiskal perusahaan berakhir pada tanggal 31 Desember. 3. Laporan keuangan tahunan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik.