Definisi Modal Intelektual Modal Intelektual

Berdasarkan kerangka signaling theory, manajer diprediksi akan menggunakan mekanisme pengungkapan mengenai modal intelektual untuk menyelaraskan ekspektasi pasar mengenai pendapatan perusahaan di masa yang akan datang dengan ekspektasi manajer perusahaan tersebut. Perusahaan juga akan menggunakan mekanisme pengungkapan tertentu untuk mengoreksi nilai perusahaan apabila pasar menilai perusahaan terlalu rendah.

2.5 Modal Intelektual

2.5.1 Definisi Modal Intelektual

Istilah modal intelektual pertama kali dikemukakan oleh John Kenneth Galbraith pada tahun 1969 yang menulis surat yang ditujukan kepada temannya, Michael Kalecki. Galbraith mengemukakan: ”I wonder if you realize how much those us the world around have owed to the intellectual capital you have provided over the last decades” Hudson, 1993 dalam Bontis, 2000. Pada tahun 1993 modal intelektual dijelaskan secara rinci oleh Peter Drucker dalam bukunya “Post- Capitalist Society.” Akhir tahun 1990, referensi mengenai modal intelektual dalam publikasi bisnis kontemporer menjadi hal yang lazim. Manajemen modal intelektual menjadi wewenang Chief Knowledge Officer CKO. Bahkan Stewart telah diakui sebagai pencetus kelahiran dunia baru intelektual kapitalis Bontis, 2000. Definisi modal intelektual dikemukakan oleh Klein dan Prusak, yang kemudian dipopulerkan Stewart dalam Sawarjuwono dan Kadir 2003: “. . .we can define intellectual capital operationally as intellectual material that has been formalized, captured, and leveraged to produce a higher valued asset.” Sampai sekarang belum terdapat definisi modal intelektual yang konklusif dan masih terjadi perdebatan di antara para pakar. Modal intelektual merupakan sesuatu yang kompleks dan sulit untuk didefinisikan. Hal tersebut terbukti dari definisi yang berbeda dari para ahli di berbagai literatur. Menurut Williams 2001 modal intelektual adalah informasi dan pengetahuan yang diaplikasikan dalam pekerjaan untuk menciptakan nilai. Definisi ini menekankan bahwa kemampuan modal intelektual dalam menciptakan nilai. Hunter et al dalam Woodcock dan Whiting, 2009 menjelaskan bahwa modal intelektual adalah perbedaan nilai pasar dengan nilau buku perusahaan. Menurut Mouritsen 1998 dalam Purnomosidhi 2006 berpendapat bahwa modal intelektual merupakan masalah pengetahuan organisasi yang luas dan bersifat unik bagi perusahaan sehingga memungkinkan perusahaan secara terus-menerus beradaptasi dengan kondisi yang selalu berubah. Namun, dari banyaknya definisi yang berbeda tersebut terdapat salah satu definisi yang paling komprehensif mengenai modal intelektual Li et al., 2008 dalam Putri 2011 adalah “…the possession of knowledge and experience, professional knowledge and skill, good relationship, and technological capacities, which when applied will give organizations competitive advantage.”

2.5.2 Komponen Modal Intelektual