Kerangka Pemikiran Teoritis TELAAH TEORI

Penelitian Variabel Obyek Penelitian Metode Analisis Hasil Suhardjanto dan Wardhani 2010 Praktik Intellectual Capital Disclosure Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Intellectual capital disclosure, ukuran perusahan, profitabilitas, leverage, umur listing, dan tata kelola perusahaan. Perusahaan publik pada tahun 2007 Analisis Regresi berganda a. Ukuran perusahaan dan profitabilitas berpengaruh terhadap Intellectual capital disclosure. b. Leverage, umur listing dan tata kelola perusahaan tidak berpengaruh terhadap intellectual capital disclosure Sumber: Data sekunder yang diolah, 2013

2.12 Kerangka Pemikiran Teoritis

Dalam penelitian ini Luas Pengungkapan Modal Intelektual ICD diperlakukan sebagai variabel dependen yaitu variabel yang menjadi pusat perhatian peneliti, yang keragamannya dijelaskan oleh variabel-variabel independen yaitu Kinerja Modal Intelektual KMI, Tingkat Utang LEV, dan Struktur Corporate Governance SCG. Laporan tahunan merupakan salah satu proxy yang menggambarkan mengenai kebijakan perusahaan terkait pengungkapan. Laporan tahunan yang didalamnya mencakup pengungkapan modal intelektual, digunakan perusahaan untuk membuktikan kredibilitasnya dalam menyusun strategi penciptaan nilai dan keunggulan kompetitif dengan melibatkan modal intelektual yang dimilikinya Steenkamp, 2007 dalam Putri 2011. Perusahaan yang memiliki kinerja modal intelektual yang tinggi memberi isyarat tentang kemampuannya dalam value creation di masa datang yang lebih baik dibandingkan dengan perusahaan yang kinerja modal intelektual lebih rendah. Kemampuan dalam value creation yang tinggi, dapat menurunkan risiko bisnis dan biaya modal suatu perusahaan. Dengan demikian, semakin tinggi kinerja modal intelektual, semakin besar pula tuntutan untuk mengungkapkan informasi yang lebih luas karena perusahaan dipandang mampu menanggung “biaya” pengungkapan informasi. Karakteristik perusahaan, selain dari kinerja modal intelektual juga diprediksi memiliki pengaruh terhadap pengaruh terhadap luas pengungkapan. Salah satunya adalah tingkat utang. Biaya keagenan dapat diminimalisasi dengan cara meningkatkan tingkat utang. Oleh karena itu, semakin besar perusahaan, semakin tinggi tingkat utang, semakin tinggi pula tuntutan pada perusahaan untuk mengungkapkan informasi yang lebih luas dibandingkan dengan perusahaan yang tingkat utangnya lebih rendah. Selain tingkat utang, mekanisme tata kelola perusahaan juga berperan dalam menurunkan biaya keagenan yang harus ditanggung perusahaan. Adanya mekanisme corporate governance di suatu perusahaan akan meningkatkan tingkat pengungkapan mengenai penciptaan dan pengelolaan modal intelektual yang mencakup informasi yang relevan dengan nilai perusahan. Oleh karena itu, variabel independen tingkat utang dan struktur corporate governance juga akan diteliti pengaruhnya terhadap luas pengungkapan modal intelektual pada penelitian ini. Dalam penelitian ini peneliti juga memasukkan variabel pengendali ke dalam model penelitian yang akan diuji, yaitu umur listing. Umur listing diprediksi berpengaruh terhadap luas pengungkapan modal intelektual. perusahaan dengan umur listing yang lebih tua akan lebih banyak mengungkapkan informasi mengenai modal intelektual, karena perusahaan yang lebih lama beroperasi pada umumnya memiliki lebih banyak pengalaman, keahlian, dan sumber daya untuk memproduksi laporan yang lebih kompleks sehingga tingkat pengungkapannya menjadi lebih tinggi Hossain dan Hammami dalam Putri, 2011. Hubungan antara beberapa karakteristik perusahaan sebagai variabel independen dengan luas pengungkapan modal intelektual sebagai variabel dependen secara sistematis dapat digambarkan dalam kerangka teoritis yang disajikan dalam gambar berikut ini: Variabel Independen Variabel Dependen Variabel Pengendali Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kinerja Modal Intelektual Tingkat Utang Luas Pengungkapan Modal Intelektual Umur Listing Ukuran Dewan Komisaris Ukuran Komite Audit Jumlah Rapat Komite Audit Konsentrasi Kepemilikan Saham Jumlah Rapat Dewan Komisaris

2.13 Pengembangan Hipotesis