Berbeda dengan
hipotesis yang
diajukan sebelumnya
yang memprediksikan adanya pengaruh positif dari kinerja modal intelektual
perusahaan terhadap luas pengungkapan modal intelektual perusahaa, hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa kinerja modal intelektual perusahaan
berpengaruh negatif terhadap tingkat pengungkapan modal intelektual perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien
β
1
yang bernilai negatif -0,843. Pengaruh negatif ini sejalan dengan temuan Williams 2001. Penelitian
tersebut meneliti pengaruh kinerja modal intelektual dari perusahaan publik di Inggris. Williams 2001 menyatakan bahwa ketika kinerja modal intelektual telah
mencapai suatu titik tertentu yang dirasa tinggi, perusahaan akan mulai mengurangi pengungkapannya yang merupakan suatu informasi stratejik untuk
melindungi keunggulan kompetitifnya. Pada industri perbankan yang bermuatan modal intelektual tinggi dimana iklim persaingan cukup ketat dan keunggulan
kompetitif jangka panjang cukup sulit untuk dipertahankan Bhide, 1986 dalam Putri, 2011, dasar dari hubungan negatif ini mungkin terjadi.
4.3.2 Pengaruh Tingkat Utang terhadap Luas Pengungkapan Modal Intelektual
Tingkat utang merupakan perbandingan besarnya dana yang disediakan pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur. Rasio ini menunjukkan
kemampuan modal sendiri untuk memenuhi seluruh kewajiban perusahaan. Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa variabel tingkat
utang tidak berpengaruh terhadap luas pengungkapan modal intelektual. Hasil ini dapat dilihat pada tabel 4.28 pada uji parsial dimana tingkat signifikansinya
sebesar 0,872 lebih besar dari 0,05, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
H2 dalam penelitian ditolak . Hal ini bisa dimaknai bahwa tingkat utang tidak
mampu meningkatkan luas pengungkapan modal intelektual. Berdasarkan teori keagenan, potensi timbulnya konflik keagenan akan
meningkat seiring dengan peningkatan tingkat utang perusahaan. Berbeda dengan studi terdahulu yang menghasilkan temuan berupa hubungan signifikan positif
antara tingkat utang dan pengungkapan modal intelektual Woodcock dan Whiting, 2009; White et al., 2007, perusahaan yang diteliti pada penelitian ini
terbatas pada perusahaan publik yang bergerak di sektor perbankan. Hasil temuan ini sejalan dengan temuan dari studi yang dilakukan oleh
Oliveira et al, 2006. Berdasarkan temuan studi ini, alternatif pengungkapan modal intelektual dipilih untuk mengurangi biaya agensi karena adanya potensi
konflik kepentingan antara kreditur dan manajemen tidak terbukti. Alasan yang melandasi tidak diterimanya hipotesis kedua disebabkan
karena pada sampel penelitian yaitu perbankan memiliki dana pihak ketiga yang tinggi sebesar 85. Komponen dana pihak ketiga pada utang bank terdiri dari
giro, tabungan, deposito, dan kewajiban lainnya kepada pihak yang bukan merupakan bank. Dana pihak ketiga yang paling tinggi yaitu deposito berjangka
dengan usia ≤ 1 bulan dengan rata-rata persentase sebesar 58.
Tingginya deposito berjangka dengan usia ≤ 1 bulan dalam komponen
dana pihak ketiga pada utang bank mengindikasikan bahwa deposan atau nasabah merasa tidak memiliki kebutuhan akan pengungkapan modal intelektual sehingga
tidak menuntut bank untuk mengungkapkan modal intelektual.
4.3.3 Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris terhadap Luas Pengungkapan Modal Intelektual