sampel karena merupakan data outlier karena memiliki skor dengan nilai standardized
≥ 2.5 Ghozali, 2011. Setelah pemilihan sampel dilakukan, peneliti memperoleh jumlah akhir sampel penelitian sebanyak 75 observasi.
Tabel 4.1 Ikhtisar Pemilihan Sampel
Tahun Bank yang
Terdaftar di BEI Tahun 2009-2011
Bank yang Merupakan Outlier
Bank yang Digunakan
sebagai Sampel 2009
27 Bank 2 bank
25 bank 2010
27 Bank 2 bank
25 bank 2011
27 Bank 2 bank
25 bank Sumber: Data sekunder yang diolah, 2013
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskriptif suatu data yang dapat dilihat dari nilai rata-rata mean, standar deviasi, varian,
maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness atau kemencengan distribusi Ghozali, 2011. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
variabel independen, variabel pengendali, dan variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah kinerja modal intelektual, ukuran dewan
komisaris, jumlah rapat dewan komisaris, ukuran komite audit, konsentrasi kepemilikan saham. Variabel pengendali adalah umur listing. Sedangkan untuk
variabel dependennya adalah pengungkapan modal intelektual.
1. Pengungkapan Modal Intelektual Tabel 4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif ICD
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation ICD
75 14.29
51.79 34.9284
9.25695 Valid N listwise
75
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2013 Tabel 4.2 menunjukkan bahwa jumlah unit analisis dalam penelitian N
adalah 75. Variabel Pengungkapan Modal Intelektual ICD dari sampel perusahaan memiliki nilai minimum sebesar 14,29 yang diperoleh PT Bank Pundi
Indonesia Tbk pada tahun 2010. Nilai maksimum sebesar 51,79 yang diperoleh oleh PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk. Pada tahun 2010 dan PT Bank
Rakyat Indonesia Persero Tbk pada tahun 2011. Rata-rata untuk variabel
pengungkapan modal intelektual sebesar 34, 9284 dengan standar deviasi 9,25695 artinya standar deviasi lebih rendah dari nilai rata-rata. Hal ini menunjukkan
sebaran data untuk variabel pengungkapan modal intelektual ICD cenderung ke rata-rata. Hal ini menunjukkan perusahaan sampel melakukan pengungkapan tidak
jauh beda atau hampir sama.
Tabel 4.3 Hasil Analisis Frekuensi Pengungkapan Modal Inteleketual pada Perbankan Tahun 2009-2011
No Interval
Kriteria Frekuensi
Persentase
1. 14,29 – 21,79
Sangat rendah 9
12 2.
21,80 – 29,30 Rendah
15 20
3. 29,31 – 36,81
Cukup 21
28 4.
36,82 - 44,32 Tinggi
12 16
5. 44,33
Sangat Tinggi 18
24
TOTAL 75
100
Sumber: Data Sekunder yang diolah, 2013 Tabel 4.3 menunjukkan terdapat 9 atau 12 unit analisis yang memiliki
nilai ICD pada kategori sangat rendah, 15 atau 20 unit analisis berada pada
kategori rendah, 21 atau 28 berada pada kategori cukup, 12 atau 16 berada pada kategori tinggi dan sisanya sebanyak 18 atau 24 berada pada kategori
sangat tinggi. Secara umum pengungkapan modal intelektual pada perbankan berada pada kategori yang cukup. Hal ini membuktikan bahwa perbankan
merupakan perusahaan yang memiliki modal intelektual cukup tinggi.
2. Kinerja Modal Intelektual Tabel 4.4 Hasil Analisis Deskriptif Kinerja Modal Intelektual
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation KMI
75 -1.66
6.28 2.8688
1.45661 Valid N listwise
75
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2013 Tabel 4.4 menunjukkan variabel kinerja modal intelektual KMI memiliki
nilai minimum sebesar -1,66 yang diperoleh PT Bank ICB Bumiputera Tbk pada tahun 2011. Nilai maksimum sebesar 6,28 diperoleh PT Bank Panin Tbk pada
tahun 2009. Rata-rata variabel kinerja modal intelektual sebesar 2,8688 sedangkan standar deviasi 1,45661. Standar deviasi lebih rendah dari nilai rata-rata,
menunjukkan sebaran data perusahaan sampel mempunyai kinerja modal intelektual yang tidak jauh beda atau hampir sama.
Tabel 4.5 Hasil Analisis Frekuensi Kinerja Modal Intelektual pada Perbankan Tahun 2009-2011
No Interval
Kriteria Frekuensi
Persentase
1. -1,66 – -0,07
Sangat rendah 1
1 2.
-0,08 – 1,51 Rendah
11 15
3. 1,52 – 3,11
Cukup 33
44 4.
3,12 – 4,71 Tinggi
23 31
5. 4,72
Sangat Tinggi 7
9
TOTAL 75
100
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2013
Tabel 4.5 menunjukkan terdapat 1 atau 1 unit analisis yang memiliki nilai KMI pada kategori sangat rendah, 11 atau 15 unit analisis berada pada
kategori rendah, 33 atau 44 berada pada kategori cukup, 23 atau 31 berada pada kategori tinggi, dan sisanya sebanyak 7 atau 9 berada pada kategori sangat
tinggi. Secara umum kinerja modal intelektual pada perbankan berada pada kategori yang cukup. Hal ini membuktikan bahwa perbankan cukup mampu untuk
mengefisiensikan pendayagunaan aset berwujud dan tidak berwujud untuk menciptakan nilai perusahaan, namun sebagian besar kinerja modal intelektual
masih berada pada kategori antara sangat rendah dan cukup. Alasan inilah yang mendasari kinerja modal intelektual tidak berpengaruh pada luas pengungkapan
modal intelektual.
3. Tingkat Utang Tabel 4.6 Hasil Analisis Tingkat Utang
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation SQRTLEV
75 .66
3.55 2.5184
.56196 Valid N listwise
75
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2013 Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan variabel tingkat utang LEV memiliki
nilai minimum 0,66 yang diperoleh PT Bank Artha Graha Internasional Tbk pada tahun 2010. Nilai maksimum sebesar 3,55 diperoleh PT Bank Kesawan Tbk pada
tahun 2011. Variabel tingkat utang LEV memiliki rata-rata 2,5184 dengan standar deviasi 0,56196. Standar deviasi lebih rendah dari nilai rata-rata
menunjukkan sebaran data untuk variabel tingkat utang pada perusahaan sampel tidak jauh beda atau hampir sama.
Tabel 4.7 Hasil Analisis Frekuensi Tingkat Utang pada Perbankan Tahun 2009-2011
No Interval
Kriteria Frekuensi
Persentase
1. 0,66 – 1,24
Sangat rendah 2
3 2.
1,25 – 1,83 Rendah
4 5
3. 1,84 – 2,42
Cukup 26
35 4.
2,43 – 3,01 Tinggi
31 41
5. 3,02
Sangat Tinggi 12
16
TOTAL 75
100
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2013 Tabel 4.7 menunjukkan bahwa terdapat 2 atau 3 unit analisis yang
memiliki tingkat utang pada kategori sangat rendah, 4 atau 5 unit analisis berada pada kategori rendah, 26 atau 35 berada pada kategori cukup, 31 atau 41
berada pada kategori tinggi dan 12 atau 16 unit analisis berada pada kategori sangat tinggi. Secara umum perbankan yang terdaftar di BEI berada dalam
kategori tinggi. Hal ini dapat disimpulkan bahwa perbankan memiliki tingkat ketergantungan pada utang yang tinggi.
4. Ukuran Dewan Komisaris Tabel 4.8 Hasil Analisis Deskriptif Ukuran Dewan Komisaris
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation SQRUKOM
75 1.41
3.46 2.2292
.42378 Valid N listwise
75
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2013 Tabel 4.8 menunjukkan variabel ukuran dewan komisaris UKOM
memiliki nilai minimum sebesar 1,41 yang diperoleh PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk pada tahun 2010. Nilai maksimum sebesar 3,46 diperoleh PT Bank
Agroniaga Tbk pada tahun 2009. Rata-rata variabel ukuran dewan komisaris independen sebesar 2,2292 dengan standar deviasi 0,42378. Standar deviasi lebih
rendah dari nilai rata-rata, menunjukkan sebara data perusahaan sampel mempunyai ukuran dewan komisaris yang tidak jauh beda atau hampir sama.
Tabel 4.9 Hasil Analisis Frekuensi Ukuran Dewan Komisaris pada Perbankan Tahun 2009-2011
No Interval
Kriteria Frekuensi
Persentase
1. 1,41 – 1,82
Sangat Kecil 19
25 2.
1,83 – 2,24 Kecil
24 32
3. 2,25 – 2,66
Cukup 22
30 4.
2,67 – 3,08 Besar
9 12
5. 3,09
Sangat Besar 1
1
TOTAL 75
100
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2013 Tabel 4.9 menunjukkan bahwa terdapat 19 atau 25 unit analisis yang
memiliki ukuran dewan komisaris pada kategori sangat kecil, 24 atau 32 unit analisis berada pada kategori kecil, 22 atau 30 berada pada kategori cukup, 9
atau 12 berada pada kategori besar dan 1 atau 1 unit analisis berada pada kategori sangat besar. Secara umum ukuran dewan komisaris pada perbankan
berada pada kategori kecil. Ukuran dewan komisaris suatu perusahaan tergantung dari kompleksitas perusahaan itu sendiri.
5. Jumlah Rapat Dewan Komisaris Tabel 4.10 Hasil Analisis Deskriptif Jumlah Rapat Dewan Komisaris
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation SQRRAKOM
75 1.73
6.86 3.2266
1.36638 Valid N listwise
75
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2013 Tabel 4.10 menunjukkan variabel jumlah rapat dewan komisaris
RAKOM memiliki nilai minimum sebesar 1,73 yang diperoleh PT Bank Agroniaga Tbk, PT Bank Kesawan Tbk pada tahun 2009 dan PT Bank Nusantara
Parahyangan Tbk pada tahun 2010. Nilai maksimum sebesar 6,86 diperoleh PT
Bank Central Asia Tbk dan PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk pada tahun 2011. Variabel jumlah rapat dewan komisaris memiliki rata-rata 3,2266 dengan
standar 1,36638. Standar deviasi lebih rendah dari nilai rata-rata menunjukkan sebaran data menunjukkan untuk variabel jumlah rapat dewan komisaris pada
perusahaan sampel tidak jauh beda atau hampir sama.
Tabel 4.11 Hasil Analisis Frekuensi Jumlah Rapat Dewan Komisaris pada Perbankan Tahun 2009-2011
No Interval
Kriteria Frekuensi
Persentase
1. 1,73 – 3,44
Jarang 50
66 2.
3,45 – 5,16 Cukup
14 18
3. 5,17 – 6,86
Sering 13
16
TOTAL 75
100
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2013 Tabel 4.11 menunjukkan bahwa terdapat 50 atau 66 unit analisis yang
memiliki jumlah rapat dewan komisaris pada kategori jarang, 14 atau 18 unit analisis berada pada kategori cukup, dan 13 atau 16 berada pada kategori
sering,. Secara umum jumlah rapat dewan komisaris pada perbankan berada pada kategori jarang.
6. Ukuran Komite Audit Tabel 4.12 Hasil Analisis Deskriptif Ukuran Komite Audit
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation SQRUDIT
75 1.41
2.45 1.9109
.23629 Valid N listwise
75
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2013 Tabel 4.12 menunjukkan variabel ukuran komite audit UDIT memiliki
nilai minimum sebesar 1,41 yang diperoleh PT Bank Agroniaga Tbk dan PT Bank Kesawan Tbk pada tahun 2010. Nilai maksimum sebesar 2,45 diperoleh PT Bank
Danamon Tbk selam a tahun 2009-2011 dan PT Bank Negara Indonesia Persero
Tbk pada tahun 2011. Variabel jumlah rapat dewan komisaris memiliki rata-rata 1,9109 dengan standar 0,23629. Standar deviasi lebih rendah dari nilai rata-rata
menunjukkan sebaran data menunjukkan untuk variabel jumlah rapat dewan komisaris pada perusahaan sampel tidak jauh beda atau hampir sama.
Tabel 4.13 Hasil Analisis Frekuensi Ukuran Komite Audit pada Perbankan Tahun 2009-2011
No Interval
Kriteria Frekuensi
Persentase
1. 1,41 – 1,62
Sangat Kecil 2
3 2.
1,63 – 1,84 Kecil
36 48
3. 1,85 – 2,06
Cukup 24
32 4.
2,07 – 2,28 Besar
8 11
5. 2,29
Sangat Besar 5
6
TOTAL 75
100
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2013 Tabel 4.13 menunjukkan bahwa terdapat 2 atau 3 unit analisis yang
memiliki ukuran komite audit pada kategori sangat kecil, 36 atau 48 unit analisis berada pada kategori kecil, 24 atau 32 berada pada kategori cukup, 8
atau 11 berada pada kategori besar dan 5 atau 6 unit analisis berada pada kategori sangat besar. Secara umum ukuran komite audit pada perbankan berada
pada kategori kecil. Ukuran komite audit suatu perusahaan tergantung dari kompleksitas perusahaan itu sendiri.
7. Jumlah Rapat Komite Audit Tabel 4.14 Hasil Analisis Deskriptif Jumlah Rapat Komite Audit
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation SQRRADIT
75 1.00
6.08 3.2356
1.20709 Valid N listwise
75
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2013 Berdasarkan tabel 4.14 menunjukkan variabel jumlah rapat komite audit
RADIT memiliki nilai minimum 1,00 yang diperoleh PT Bank Swadesi Tbk
pada tahun 2011. Nilai maksimum sebesar 6,08 diperoleh PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk pada tahun 2010 dan 2011. Variabel jumlah rapat komite
audit RADIT memiliki rata-rata 3,2356 dengan standar deviasi 1,20709. Standar deviasi lebih rendah dari nilai rata-rata menunjukkan sebaran data untuk variabel
tingkat utang pada perusahaan sampel tidak jauh beda atau hampir sama.
Tabel 4.15 Hasil Analisis Frekuensi Jumlah Rapat Komite Audit pada Perbankan Tahun 2009-2011
No Interval
Kriteria Frekuensi
Persentase
1. 1,00 – 2,68
Jarang 26
35 2.
2,69 – 4,37 Cukup
37 49
3. 4,38 – 6,08
Sering 12
16
TOTAL 75
100
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2013 Tabel 4.15 menunjukkan bahwa terdapat 26 atau 35 unit analisis yang
memiliki jumlah rapat komite audit pada kategori jarang, 37 atau 49 unit
analisis berada pada kategori cukup, dan 12 atau 16 berada pada kategori sering. Secara umum jumlah rapat komite audit pada perbankan berada pada kategori
cukup.
8. Konsentrasi Kepemilikan Saham Tabel 4.16 Hasil Analisis Deskriptif Konsentrasi Kepemilikan Saham
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation KONST
75 21.70
100.00 60.2427
19.73704 Valid N listwise
75
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2013 Tabel 4.16 menunjukkan variabel konsentrasi kepemilikan saham
KONST memiliki nilai minimum sebesar 21,70 atau 21,70 yang diperoleh PT Bank Capital Indonesia Tbk pada periode 2009 dan 2010. Nilai maksimum 100,00
atau 100 yang diperoleh PT Bank Mutiara Tbk pada periode 2010 dan 2011. Variabel konsentrasi kepemilikan saham KONST memiliki rata-rata 60, 2427
atau 60,2427 dengan standar deviasi 19,73704. Standar deviasi lebih rendah dari nilai rata-rata menunjukkan sebaran data untuk variabel konsentrasi kepemilikan
saham pada perusahaan sampel tidak jauh beda atau hampir sama.
Tabel 4.17 Hasil Analisis Frekuensi Konsentrasi Kepemilikan Saham pada Perbankan Tahun 2009-2011
No Interval
Kriteria Frekuensi
Persentase
1. 21,70 – 37,36
Sangat Kecil 6
8 2.
37,37 – 53,03 Kecil
18 24
3. 53,04 – 68,70
Cukup 27
36 4.
68,71 – 84,37 Besar
13 17
5. 84,38
Sangat Besar 11
15
TOTAL 75
100
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2013 Pada tabel 4.17 menunjukkan bahwa terdapat 6 atau 8 unit analisis yang
memiliki nilai konsentrasi kepemilikan saham pada kategori sangat kecil, 18 atau 24 unit analisis berada pada kategori kecil, 27 atau 36 unit analisis berada
pada kategori cukup, 13 atau 17 unit analisis berada pada kategori besar dan 11 atau 15 unit analisis berada pada kategori sangat besar. Hal ini menunjukkan
sebagian besar perbankan memiliki konsentrasi kepemilikan saham yang tergolong cukup. Jika dilihat interval untuk kategori kecil dengan batas sebesar
53,03 hal ini sudah menunjukkan bahwa perbankan memiliki konsentrasi kepemilikan saham yang besar atau dalam arti terkonsentrasi pada satu kelompok
atau individu utama.
9. Umur Listing
Tabel 4.18 Hasil Analisis Deskriptif Umur Listing
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation SQRAGE
75 1.00
5.39 3.0715
1.09947 Valid N listwise
75
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2013 Tabel 4.18 menunjukkan variabel umur listing AGE memiliki nilai
minimum sebesar 1,00 yang diperoleh PT Bank Ekonomi Raharja Tbk dan PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk pada tahun 2009. Nilai maksimum 5,39
yang diperoleh PT Bank Panin Tbk pada tahun 2011. Variabel konsentrasi kepemilikan saham KONST memiliki rata-rata 3,0715 dengan standar deviasi
1,09974. Standar deviasi lebih rendah dari nilai rata-rata menunjukkan sebaran data untuk variabel konsentrasi kepemilikan saham pada perusahaan sampel tidak
jauh beda atau hampir sama.
Tabel 4.19 Hasil Analisis Frekuensi Umur Listing pada Perbankan Tahun
2009-2011 No
Interval Kriteria
Frekuensi Persentase
1. 1,00 – 2,46
Baru 22
29 2.
2,47 – 3,93 Menengah
35 47
3. 3,94 – 5,39
Lama 18
24
TOTAL 75
100
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2013 Tabel 4.19 menunjukkan bahwa terdapat 22 atau 29 unit analisis yang
memiliki umur listing pada kategori baru, 35 atau 47 unit analisis berada pada kategori menengah, dan 18 atau 24 berada pada kategori lama. Secara umum
umur listing pada perbankan berada pada kategori menengah artinya sebagian besar perbankan telah listing cukup lama.
4.2.2 Hasil Uji Asumsi Klasik