46 mendistribusikan produk ke sampai ke outlet-outlet sehingga akhirnya sampai ke
tangan konsumen. Untuk lebih jelasnya proses manufaktur perusahaan dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5 Proses Manufaktur PT X
Ket : 1,2 = Alur Perhitungan Kebutuhan Input
3,4,5 = Alur Pembelian Input
6,7,8,9,10 = Alur Proses Produksi
6.2. Decoupling Point
Keputusan sampai dimana suatu aktivitas produksi bisa dilakukan tanpa menunggu permintaan definitif dari pelanggan merupakan keputusan yang sangat
penting bagi suatu sistem rantai supplai. Hal ini akan secara langsung
9 6
4
5
1
Update data Persiapan input
Persiapan Produksi
Permintaan spesifik Pengiriman
Input Order input
Perhitungan kebutuhan input
Forecast penjualan Marketing
PPIC Warehouse
Purchasing Pemasok
Order input
Distributor Production
Distribusi produk jadi 2
3
7 8
10
47 mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk menciptakan efisiensi fisik maupun
kecepatannya dalam merespon pasar. Produk-produk yang dijadikan bahan baku pembuat produk lainnya bisa dibuat oleh pabrik hanya dengan dasar peramalan
permintaan tanpa menunggu permintaan definitif dari pelanggan. Hal ini berbeda dengan perusahaan manufaktur, produksi biasanya dilakukan ketika datang
pesanan dari konsumen. Namun tidak berarti bahan baku yang dibutuhkan harus didatangkan hanya ketika ada pesanan. Bahan baku tersebut dapat dibeli terlebih
dahulu oleh perusahaan tanpa menunggu pesanan dari konsumen. Titik temu dimana aktivitas produksi dapat dilakukan tanpa menunggu permintaan definitif
dari pelanggan dinamakan decoupling point. Proses produksi yang dilakukan oleh PT X merupakan suatu proses
pemberian nilai tambah dari bahan baku menjadi suatu produk dengan karakteristik fungsional tertentu. Secara garis besar proses pemberian nilai tambah
ini terdiri atas 2 proses utama yaitu pengadaan input dan produksi. Dalam hal ini perusahaan tidak melakukan pendistribusian ke konsumen karena proses ini
dilakukan oleh distributor yang ditunjuk langsung oleh perusahaan. Proses pengadaan input dilakukan perusahaan tanpa harus menunggu
permintaan spesifik dari konsumen melalui distributor. Hal ini dilakukan manufaktur untuk mendukung kelancaran proses produksi karena produksi tidak
mungkin berjalan tanpa ada salah satu input produksi. Pada aktivitas ini, pengadaan input bisa dilakukan dengan menggunakan strategi make to stock yang
didasarkan pada kebutuhan bahan baku yang diturunkan melalui forecast penjualan tahunan yang telah dilakukan oleh marketing. Sementara untuk waktu
pemesanannya dapat disesuaikan dengan tingkat pemesanan paling ekonomis
48 yang dapat dilakukan perusahaan dan dengan memperhatikan kondisi perusahaan
pada tahun berjalan. Aktivitas produksi dilakukan ketika manufaktur memperoleh pesanan dari
konsumen melalui distributor. Hal ini dilakukan karena variasi dari produk yang dihasilkan perusahaan sangat tinggi dan masing- masing variasi memiliki tingkat
permintaan yang berbeda. Jika perusahaan melakukan produksi tanpa melihat permintaan aktual konsumen maka perusahaan akan menyimpan persediaan dalam
bentuk produk jadi dalam jumlah dan jenis yang sangat banyak. Gambaran ini memperlihatkan bahwa decoupling point atau titik temu dimana
suatu aktivitas dapat dijalankan tanpa harus menunggu proses berikutnya terletak pada proses pengadaan input. Untuk itu sebaiknya persediaan disimpan dalam
bentuk input dibandingkan dalam bentuk produk jadi karena perusahaan memiliki keragaman produk yang cukup besar. Jika persediaan dalam bentuk barang
setengah jadi belum filling maka kemungkinan kerusakan bahan akan semakin besar, karena kondisi bahan yang masih mudah kontak dengan udara. Jika
persediaan ada dalam bentuk produk jadi, maka keuntungan yang hilang akibat barang tidak terjual menjadi lebih besar dibanding kehilangan input yang tidak
terpakai, karena dalam produk jadi sudah mencakup biaya produksi didalamnya. Selain itu persediaan dalam bentuk input memiliki tingkat ketidakpastian yang
relatif rendah karena input bahan baku dapat digunakan tidak hanya untuk satu macam produk tetapi juga dapat digunakan untuk produk lain.
Input yang digunakan perusahaan terdiri atas input bahan baku, bahan kemas dan tenaga kerja. Untuk tenaga kerja, perusahaan menggunakan sistem lembur
dan memperkerjakan karyawan kontrak untuk mengatasi permintaan yang
49 fluktuatif. Hingga saat ini sistem ini masih berjalan dengan baik dan tidak ada
masalah yang berarti. Untuk bahan kemas, perusahaan juga tidak mengalami hambatan karena leadtime dari pemasok bahan kemas masih sesuai dengan
kesepakatan antara perusahaan dengan pemasok. Untuk bahan baku terutama skim, perusahaan perlu untuk menyiapkan
persediaan karena saat ini perusahaan masih mengalami kesulitan karena bahan baku ini sering sekali stock out. Hal ini tentu saja dapat menghambat produksi
yang sudah direncanakan dan pada akhirnya perusahaan akan mengalami kerugian. Untuk itu keberadaan persediaan pengaman sangat diperlukan.
Persediaan pengaman adalah persediaan tambahan yang diadakan untuk melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan baku out of
stock di saat perusahaan mengalami lonjakan permintaan yang tinggi dan leadtime yang tidak pasti. Secara teoritis, jumlah barang yang disediakan unt uk
keperluan persediaan pengaman ini haruslah ditentukan berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan bahwa biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menahan sejumlah barang tertentu akan sesuai dengan kerugian yang ditimbulkan
akibat stock out ini.
6.3. Manajemen Penggudangan