23 aktual tidak dapat diidentifikasikan dalam proses produksi. Berkaitan dengan hal
ini perusahaan industri yang memilih strategi make to stock harus membangun sistem informasi pasar yang andal agar secara lebih akurat dapat meramalkan
permintaan aktual dari konsumen. Fokus operasional dari perusahaan industri yang memiliki strategi make to stock terarah pada pengisian kembali persediaan,
dimana sistem produksi menetapkan tingkat persediaan berdasarkan pada antisipasi pesanan yang akan datang dan bukan berdasarkan pesanan yang ada
sekarang.
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional
PT X merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pangan terutama di industri susu bubuk. Produk-produk yang diproduksi oleh PT X
merupakan produk yang memiliki konsumen yang sangat loyal terhadap mutu produk. Untuk itu perusahaan harus benar-benar menjaga eksistensinya di pasar.
Untuk menunjang tujuan tersebut, perusahaan harus menjaga kontinuitas produk di pasar sehingga konsumen tidak berpaling ke produk lain.
Kebijakan perusahaan saat ini adalah menggunakan sistem make to order dalam seluruh sistem pembuatan produk. Penggunaan sistem ini bertujuan untuk
mengurangi biaya persediaan. Namun kelemahan dari sistem ini adalah perusahaan harus senantiasa memiliki bahan baku yang digunakan dalam
produksi. Untuk itu perusahaan harus memiliki pemasok yang mampu memenuhi kebutuhan bahan baku kapanpun dibutuhkan. Selain itu perusahaan harus
menjalin kerja sama yang solid dengan pemasok. Namun kendala yang ada saat ini adalah seringnya pemasok tidak mampu memenuhi kebutuhan bahan baku
tepat waktu, terutama bahan baku skim sebagai bahan baku mayor.
24 Alternatif yang dapat dilakukan adalah penggunaan sistem make to stock
ataupun menggabungkan sistem make to stock dan make to order. Hal ini berarti perusahaan menyiapkan persediaan dalam bentuk bahan baku dan baru
berproduksi ketika sudah ada permintaan langsung dari konsumen. Persediaan ini penting untuk menghadapi dua resiko yaitu kehilangan keuntungan dari penjualan
atau tingginya jumlah pemesanan yang mengakibatkan tingginya biaya pemesanan. Selain itu penyimpanan dilakukan juga untuk mengantisipasi
permintaan output yang semakin meningkat dan harga bahan baku yang memiliki kecenderungan meningkat.
Hal pertama yang dilakukan pada penelitian ini adalah menentukan decoupling point dari keseluruhan proses produksi. Penentuan decoupling point
dapat digunakan sebagai acuan untuk memilih waktu yang tepat untuk menerapkan sistem make to order atau make to stock .
Penggunaan sistem make to stock pada akhirnya akan meningkatkan biaya persediaan yang sejalan dengan meningkatnya biaya produksi sehingga harga jual
menjadi semakin tinggi. Untuk itu diperlukan penelaahan lebih lanjut mengenai jumlah stok yang optimal untuk memenuhi kebutuhan produksi tanpa
meningkatkan biaya produksi lebih tinggi. Penelaahan ini juga dibutuhkan untuk mengetahui jumlah safety stock untuk mengantisipasi tingkat leadtime pemasok
yang bervariasi. Untuk menentukan jumlah kebutuhan safety stock digunakan metode EOQ
dengan berbagai variasi leadtime yang berbeda. Indikator keberhasilan penggunaan kebijakan ini dapat dilihat dengan membandingkan kedua kebijakan
ini baik dari segi biaya maupun jumlah persediaan yang dibutuhkan. Semakin
25 kecil biaya ataupun jumlah persediaan yang dibutuhkan maka penggunaan sistem
ini dapat dikatakan berhasil. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1 Kerangka Pemikiran Operasional
PT X harus menjaga eksistensi di mata konsumen dengan cara menjaga kontinuitas produk di pasaran.
Peninjauan kembali sistem manufaktur yang digunakan
Penentuan decoupling point untuk penentuan sistem persediaan
Optimalisasi fungsi persediaan dalam penggunaan sistem make to stock dengan variasi leadtime
Permasalahan : pemasok tidak bisa mendukung sistem make to order yang digunakan bahan baku tidak tersedia tepat waktu, leadtime pemasok bervariasi
Perusahaan Simulasi Penelitian
Rekomendasi ke perusahaan Perbandingan kedua kebijakan
Analisis jumlah Analisis biaya
- Biaya Penyimpanan - Biaya Pemesanan
- Biaya kemungkinan kehilangan penjualan
- EOQ - Safety Stock
26
3.3. Hipotesis