Analisis Deskriptif Peramalan Produksi Economic Order Quantity EOQ

29

4.4. Metode Analisis

Dalam penelitian ini alat analisis yang digunakan adalah Economic Order Quantity. Program komputer yang digunakan adalah Minitab dan Microsoft Excel. Data yang tidak dianalisis dengan menggunakan instrument tersebut akan dianalisis secara deskriptif.

4.4.1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan sistematik a proses produksi yang telah dilakukan oleh PT X dari mulai penyediaan bahan baku hingga dihasilkan produk jadi. Analisis ini juga digunakan untuk menentukan decoupling point dari sistem penyediaan produk secara keseluruhan, sehingga dapat ditentukan strategi dalam hal persediaan.

4.4.2. Peramalan Produksi

Peramalan digunakan untuk memproyeksikan volume produksi pada periode berikutnya. Alat yang digunakan untuk meramalkan produksi ini adalah Moving Average. Moving Average merupakan suatu model peramalan kuantitatif dengan menggunakan rataan nilai- nilai masa lalu untuk memuluskan fluktuasi. Asumsi teknik ini adalah fluktuasi data masa lalu yang menggambarkan unsur keacakan suatu series. Dalam bentuk yang paling sederhana, formula untuk teknik perataan adalah sebagai berikut : y t+1 = y = tttt t ∑ = 1 Dimana : y t+1 = Peramalan setelah waktu t y t = data aktual periode sebelumnya n = ordo y t n n 30

4.4.3. Economic Order Quantity EOQ

Model EOQ ini digunakan untuk menentukan kuantitas pesanan persediaan yang meminimumkan biaya langsung penyimpanan persediaan, yaitu biaya penyimpanan holding atau carrying costs dan biaya pemesanan ordering atau set up costs. Model ini mempertimbangkan dua biaya persediaan yaitu biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Biaya pemesanan yang dimaksud adalah biaya-biaya tetap yang keluar setiap kali pemesanan dilakukan dan tidak tergantung pada ukuran dan volume pesanan. Sedangkan biaya penyimpanan adalah biaya yang terjadi akibat perusahaan menyimpan barang tersebut selama suatu periode tertentu. Model EOQ dibuat dengan asumsi bahwa permintaan terhadap suatu item bersifat kontinyu dengan tingkat yang seragam atau bervariasi namun variasinya tidak terlalu besar Gambar 2. Model EOQ ini dapat dirumuskan sebagai berikut : EO h D C Q × × = 2 Dimana : EOQ = jumlah pesanan unit C = Biaya pemesanan per periode Rpperiode D = kebutuhan item per periode unitperiode h = Biaya penyimpanan per periode Rp periode 31 Gambar 2 Tingkat Persediaan Versus Waktu bagi EOQ sumber : Handoko, 2000 Keterangan : R = reorder point Kg Q = jumlah persediaan Kg L = leadtime Hari d = permintaan rata – rata harian Kg 4.4.4. Model Probabilistik Model probabilistik digunakan ketika permintaan produksi atau variabel lain tidak diketahui, tetapi dapat ditetapkan melalui sebuah distribusi kemungkinan. Dalam pengadaan, faktor yang dianggap mengandung ketidakpastian tinggi adalah leadtime pemasok dan tingk at kebutuhan akan bahan baku. Permintaan dan leadtime yang tidak pasti mengakibatkan perusahaan harus menentukan waktu pemesanan kembali atau reorder point ROP yang dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : ROP = permintaan selama leadtime + safety stock Untuk mengurangi kosongnya persediaan, perusahaan harus menyimpan sejumlah unit tambahan tertentu dalam persediaan atau yang biasa dikenal sebagai Tingkat persediaan dalam unit Waktu R = dl R Q d Pesanan dilakukan Reorder Point Economic Order Quantity L L Pesanan diterima 32 safety stock . Safety stock menyediakan sejumlah persediaan selama leadtime. Besarnya safety stock SS secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut: SS = Z x s dl Dimana : SS = Safety stock Z = nilai korelasi dengan probabilitas tertentu S dl = standar deviasi permintaan selama leadtime Besarnya safety stock tergantung pada ketidakpastian pasokan maupun permintaan. Pada situasi normal, ketidakpastian pasokan bisa diwakili dengan standar devisi leadtime dari pemasok, yaitu waktu antara perusahaan memesan sampai material atau barang diterima. Sedangkan ketidakpastian permintaan biasanya diwakili dengan standar deviasi besarnya permintaan per periode. Kalau permintaan per periode maupun leadtime sama-sama konstan maka tidak diperlukan safety stock karena bahan baku datang tepat pada saat persediaan di gudang sama dengan nol. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3 Berbagai Variasi Permintaan Harian d dan Leadtime L sumber : Handoko, 2000 Persediaan nyata Kuantitas unit Waktu Persediaan pengaman Tingkat pemesanan kembali L 1 L 2 Persediaan Teoritik 33 Nilai s dl bisa dicari dengan mengumpulkan langsung permintaan selama leadtime untuk suatu periode yang cukup panjang, atau diperoleh dengan terlebih dahulu mendapatkan data rata-rata dan standar deviasi dari dua komponen penyusunnya, yaitu permintaan per periode dan leadtime. Dengan mendapatkan empat parameter tersebut maka nilai s dl bisa dihitung sebagai berikut : 2 2 2 d t dl s l s d s × + × = Dimana : S dl = standar deviasi permintaan selama leadtime s l = standar deviasi leadtime s d = standar deviasi permintaan per periode d = permintaan rata-rata harian unit l = leadtime hari Dengan patokan rumus tersebut maka terdapat empat kondisi seperti yang ditunjukan Gambar 4. Gambar 4 Interaksi antara Permintaan dan Leadtime pada Penentuan Safety Stock Sumber : Pujawan 2005 l s S d dl × = Safety stock ditentukan oleh ketidakpastian permintaan 2 2 2 d t dl s l s d s × + × = Safety stock ditentukan oleh interaksi dua ketidakpastian Tidak diperlukan safety stock, situasi deterministik S dl = 0 S dl = d x s l Safety stock ditentukan oleh ketidakpastian leadtime Variabel Permintaan Leadtime Variabel konstan konstan 34

4.4.5. Analisis Kebijakan