Analisis Biaya Persediaan OPTIMALISASI PERSEDIAAN BAHAN BAKU SKIM

73 Keterangan : EOQ 1 = Economic Order Quantity Simulasi 1 EOQ 2 = Economic Order Quantity Simulasi 2b a = reorder point memulai pemesanan berkala L = leadtime

7.6. Analisis Biaya Persediaan

Berdasarkan hasil perhitungan pada simulasi 1 dan 2, maka biaya yang harus dikeluarkan perusahaan dapat dianalisis dengan menjumlahkan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan dari tiap simulasi. Hasil perhitungan ini kemudian dibandingkan dengan biaya persediaan yang dikeluarkan perusahaan tanpa menggunakan safety stock. Hasil perhitungan ini dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17 Perbandingan Biaya Persediaan Bahan Baku Skim Antara Sistem Perusahaan dengan Simulasi Penelitian di PT X Tahun 2008 Q max Kg Demand rata-rata Kg Safety stock Kg Biaya penyimpanan Rp Biaya Pesan Kg Jumlah Pemesanan Kg Biaya Persediaan Total Rp Perusahaan 448,932.98 1,700.50 0.00 9,051.95 3,089,950.00 24,000.00 166,422,576.08 Simulasi 1 448,932.98 1,700.50 37,500.00 9,051.95 3,089,950.00 132,650.00 950,276,067.87 Simulasi 2a 448,932.98 1,700.50 37,500.00 9,051.95 3,089,950.00 9,600.00 527,395,414.67 Simulasi 2b 448,932.98 1,700.50 37,500.00 9,051.95 3,089,950.00 24,000.00 505,870,668.99 Jumlah pemesanan yang dilakukan merupakan hasil pembulatan karena pembelian dilakukan dalam satuan sak dengan jumlah bahan baku per sak adalah 25 Kg. Berdasarkan perhitungan diatas terlihat bahwa tanpa menggunakan safety stock, perusahaan hanya mengeluarkan biaya sejumlah Rp 166.422.576,08. Biaya ini lima kali lebih murah dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan ketika 74 perusahaan menggunakan sistem safety stock yang dipesan sekaligus yaitu sebesar Rp 950.276.067,87. Besarnya biaya ini disebabkan oleh meningkatnya biaya modal yang dikeluarkan seiring bertambahnya jumlah bahan baku yang dibeli perusahaan. Untuk itu kemudian disimulasikan kembali untuk membagi pemesanan menjadi beberapa titik pemesanan tidak sekaligus dengan menggunakan EOQ yang dimodifikasi. Hasilnya diperoleh biaya yang jauh lebih rendah dari simulasi pertama yaitu sebesar Rp 527.395.414,67 dengan jumlah pemesanan sebanyak 9.600 Kg sekali pesan. Selanjutnya simulasi berlanjut berdasarkan pada pesanan ekonomis namun kali ini mempertimbangkan efisiensi dari kontainer yang digunakan yaitu 24.000 Ton. Penggunaan simulasi ini mampu menurunkan biaya persediaan menjadi Rp 505.870.668,99 dengan tingkat efisiensi sebesar 4 persen.

7.7. Perbandingan Biaya Persediaan dengan Tingkat Keuntungan yang Hilang