Konsep Make to Order dan Make to Stock

22 d. Biaya ekspedisi e. Selisih harga f. Terganggunya operasi g. Tambahan pengeluaran kegiatan manajerial dan sebagainya. Biaya kekurangan bahan sulit diukur dalam praktik, terutama karena kenyataannya biaya ini sering merupakan opportunity cost yang sulit diperkirakan secara obyektif.

3.1.2. Konsep Make to Order dan Make to Stock

Sistem make to order digunakan oleh perusahaan yang hanya mempunyai desain produk dan beberapa material standar dalam sistem persediaan Gasperz, 2005. Aktivitas proses pembuatan produk bersifat khusus yang disesuaikan dengan setiap pesanan pelanggan. Siklus pesanan dimulai ketika pelanggan menspesifikasikan produk yang dipesan, dalam hal ini produsen dapat membantu pelanggan untuk menyiapkan spesifikasi sesuai pesanan pelanggan tersebut. Dalam strategi make to order, perusahaan mempunyai resiko yang sangat kecil berkaitan dengan investasi inventori. Fokus operasionalnya adalah pesanan spesifik dari pelanggan dan bukan pada parts. Perusahaan industri yang memilih strategi make to stock akan memiliki persediaan yang terdiri dari produk akhir finished product untuk dapat dikirim dengan segera apabila ada permintaan dari pelanggan Gasperz, 2005. Dalam strategi make to stock , siklus waktu dimulai ketika produsen menspesifikasikan produk, memperoleh bahan baku, dan memproduksi produk akhir untuk disimpan dalam stok. Dalam strategi make to stock, perusahaan industri memiliki risiko yang tinggi berkaitan dengan investasi inventori, karena pesanan pelanggan secara 23 aktual tidak dapat diidentifikasikan dalam proses produksi. Berkaitan dengan hal ini perusahaan industri yang memilih strategi make to stock harus membangun sistem informasi pasar yang andal agar secara lebih akurat dapat meramalkan permintaan aktual dari konsumen. Fokus operasional dari perusahaan industri yang memiliki strategi make to stock terarah pada pengisian kembali persediaan, dimana sistem produksi menetapkan tingkat persediaan berdasarkan pada antisipasi pesanan yang akan datang dan bukan berdasarkan pesanan yang ada sekarang.

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

PT X merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pangan terutama di industri susu bubuk. Produk-produk yang diproduksi oleh PT X merupakan produk yang memiliki konsumen yang sangat loyal terhadap mutu produk. Untuk itu perusahaan harus benar-benar menjaga eksistensinya di pasar. Untuk menunjang tujuan tersebut, perusahaan harus menjaga kontinuitas produk di pasar sehingga konsumen tidak berpaling ke produk lain. Kebijakan perusahaan saat ini adalah menggunakan sistem make to order dalam seluruh sistem pembuatan produk. Penggunaan sistem ini bertujuan untuk mengurangi biaya persediaan. Namun kelemahan dari sistem ini adalah perusahaan harus senantiasa memiliki bahan baku yang digunakan dalam produksi. Untuk itu perusahaan harus memiliki pemasok yang mampu memenuhi kebutuhan bahan baku kapanpun dibutuhkan. Selain itu perusahaan harus menjalin kerja sama yang solid dengan pemasok. Namun kendala yang ada saat ini adalah seringnya pemasok tidak mampu memenuhi kebutuhan bahan baku tepat waktu, terutama bahan baku skim sebagai bahan baku mayor.