Manajemen Penggudangan SISTEM PENGADAAN BAHAN BAKU PT X

49 fluktuatif. Hingga saat ini sistem ini masih berjalan dengan baik dan tidak ada masalah yang berarti. Untuk bahan kemas, perusahaan juga tidak mengalami hambatan karena leadtime dari pemasok bahan kemas masih sesuai dengan kesepakatan antara perusahaan dengan pemasok. Untuk bahan baku terutama skim, perusahaan perlu untuk menyiapkan persediaan karena saat ini perusahaan masih mengalami kesulitan karena bahan baku ini sering sekali stock out. Hal ini tentu saja dapat menghambat produksi yang sudah direncanakan dan pada akhirnya perusahaan akan mengalami kerugian. Untuk itu keberadaan persediaan pengaman sangat diperlukan. Persediaan pengaman adalah persediaan tambahan yang diadakan untuk melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan baku out of stock di saat perusahaan mengalami lonjakan permintaan yang tinggi dan leadtime yang tidak pasti. Secara teoritis, jumlah barang yang disediakan unt uk keperluan persediaan pengaman ini haruslah ditentukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan bahwa biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menahan sejumlah barang tertentu akan sesuai dengan kerugian yang ditimbulkan akibat stock out ini.

6.3. Manajemen Penggudangan

Untuk mengatur arus bahan secara sistematis sehingga tidak ada keterlambatan dibutuhkan suatu sistem penggudangan yang baik. Penggudangan di PT X bertanggung jawab dalam menjamin kualitas dan kuantitas dari bahan baku dan produk jadi. Penggudangan di PT X terbagi atas empat bagian yang mempunyai fungsi masing- masing yang khas, yaitu gudang bahan baku, gudang 50 barang jadi, gudang kemas dan gudang pengembalian. Dalam hal ini yang akan dijabarkan lebih lanjut adalah gudang bahan baku. Gudang bahan baku mempunyai tiga fungsi utama yaitu penerimaan bahan baku, penyimpanan bahan baku dan persiapan produksi. Masing- masing fungsi tersebut dilaksanakan pada kawasan atau area tertentu. Area di gudang baku ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu area umum, area persiapan dan area karantina. Area umum adalah daerah tempat menyimpan barang-barang secara umum, baik yang sudah diperiksa maupun yang belum diperiksa oleh Quality Control QC. Area persiapan adalah daerah khusus untuk menyimpan barang yang akan dipakai untuk suatu order tertentu. Pada area ini barang-barang yang disimpan sudah melalui proses pemeriksaan oleh QC. Area karantina adalah daerah tempat menyimpan barang-barang yang menunggu hasil pemeriksaan dengan berstatus tahanan sementara. Pada saat bahan baku datang, pengendali persediaan menerima surat jalan dari pemasok untuk kemudian diperiksa kesesuaian jenis dan jumlah barang yang dikirim dengan yang dipesan. Jika barang ditolak karena tidak sesuai dengan spesifikasi atau jumlahnya, pengendali persediaan memberikan informasi pada penyelia logistik untuk segera dikembalikan ke pemasok. Jika barang diterima, pengendali persediaan akan menandatangani surat jalan sebagai tanda barang diterima. Barang tersebut kemudian diturunkan dan selanjutnya diletakkan di atas palet yang bersih, kokoh dan kering dan disusun dengan rapi terkecuali untuk bahan baku yang disimpan dalam drum, rak dan freezer. Bahan baku yang telah diterima kemudian diberi label identitas pada kemasannya masing- masing. Label identitas menyebutkan kode komputer dan 51 tanggal kedatanga n untuk memudahkan telusur bahan. Bahan baku juga akan diambil sampel untuk diperiksa oleh QC. Berdasarkan status pemeriksaan diberikan label status oleh QC untuk membedakan bahan baku yang belum diperiksa, ditahan, dan ditolak. Bahan baku yang telah diterima dari pemasok disimpan di dalam area umum sesuai dengan karakteristik bahan baku tersebut. Untuk bahan baku yang membutuhkan tingkat suhu dan kelembaban tertentu akan disimpan di dalam ruang AC dimana suhu dan kelembabannya dapat diatur. Untuk bahan ya ng berada dalam ruangan ini dilakukan pencatatan suhu dan kelembaban ruangan dalam form yang telah disediakan untuk memantau agar suhu dan kelembaban yang dibutuhkan tetap terjaga. PT X memerlukan kurang lebih 160 jenis bahan baku untuk menghasilkan produk nya. Untuk itu perlu kecermatan dan kerapihan dalam penyimpanan sehingga lokasi penyimpanan barang menjadi jelas dan mudah dicari. Penempatan bahan baku flavour dan non flavour dipisahkan ruang penyimpanannya untuk menghindari kontaminasi antar bahan baku. Bahan baku ini diperiksa secara berkala untuk menjamin kondisi barang dan umur penyimpanan tetap dalam keadaan yang diinginkan. Dalam inventory flow proses, sistem yang digunakan adalah first in first out FIFO. Bahan yang masuk terlebih dahulu akan digunakan untuk kebutuhan produksi. Dengan menggunakan sistem ini proses kerusakan bahan dapat diminimalisasi karena bahan baku tidak sempat tersimpan lama dalam gudang ditambah dengan asumsi barang yang terakhir datang merupakan produksi terbaru 52 dari pemasok. Namun penggunaan sistem ini membutuhkan layout gudang yang baik yang dapat memudahkan bahan baku keluar masuk. Untuk persiapan produksi, bahan baku dipersiapkan di area persiapan yaitu daerah khusus untuk menyimpan barang yang akan dipakai untuk suatu pemesanan tertentu. Dalam ruang persiapan ini dilakukan pemisahan bahan baku yang digunakan untuk pembuatan satu produk dengan produk lainnya. Bahan baku ini kemudian ditimbang sesuai dengan formula untuk kemudian diserahkan ke bagian produksi. Selain gudang baku, PT X juga memiliki gudang kemas, gudang retur, dan gudang produk jadi. Gudang kemas digunakan untuk menyimpan bahan kemas, baik bahan kemas primer, sekunder dan tersier yang terdiri atas roll, dus dan box. Gudang retur diperuntukkan sebagai tempat penyimpanan produk-produk jadi yang tidak terjual selama periode penyimpanannya. Gudang jadi adalah gudang yang digunakan distributor untuk menyimpan produk-produk jadi yang akan dijual ke konsumen.

BAB VII OPTIMALISASI PERSEDIAAN BAHAN BAKU SKIM

7.1 Peramalan Kebutuhan Bahan Baku Skim Tahun 2008

Peramalan kebutuhan bahan baku ini diturunkan dari peramalan produk jadi yang dilihat melalui data penjualan periode satu tahun sebelumnya. Keragaman produk yang ditawarkan mengakibatkan perusahaan harus melakukan peramalan untuk masing- masing item produk jadi. Hal ini disebabkan karena permintaan antara satu produk dengan produk yang lain tidak sama. Data yang digunakan untuk peramalan hanyalah data satu tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan karena sifat permintaan produk yang tidak tetap dan cenderung berfluktuatif. Daur hidup produk dapat dijadikan salah satu penyebab berfluktuatif tingkat permintaan konsumen. Produk yang berada pada fase perkenalan akan memiliki kecenderungan untuk terus meningkat. Hal ini karena pada tahap ini produk baru memasuki tahapan penetrasi pasar sehingga keberadaannya di pasaran harus selalu tersedia. Promosi yang dilakukan pada produk baik dengan menggunakan media cetak ataupun elektronik semakin meningkatkan penjualan. Hal yang sama juga berlaku untuk fase pertumbuhan. Sementara untuk produk yang berada pada fase dewasa akan cenderung memiliki tingkat permintaan yang stabil karena konsumen yang mulai loyal dengan produk tersebut. Hal yang berbeda akan terjadi pada produk yang memiliki fase penurunan. Produk dengan kondisi decreasing tentu akan memiliki tingkat permintaan yang rendah bahkan cenderung mati. Pengambilan data satu tahun