43 komputer. Data tersebut digunakan oleh perencana produksi untuk mengevaluasi
proses produksi pada minggu yang sama dan membuat Order Kerja Mingguan OKM yang telah dibagi menjadi per hari. Draft OKM ini kemudian
direalisasikan dengan melakukan proses produksi sesuai dengan urutan proses tiap-tiap produk yaitu mulai dengan permintaan bahan baku dan kemasan sampai
dengan proses pengemasan Packing.
6.1.2. Pengadaan Bahan Baku
Permintaan barang jadi yang digambarkan melalui peramalan penjualan sangat berpengaruh terhadap permintaan bahan baku dan kemasan yang
digambarkan melalui rencana produksi. Rencana produksi yang telah dibuat akan dijabarkan menjadi komponen bahan baku dan kemasan yang dibutuhkan menurut
formula yang ada. Penjabaran tersebut menghasilkan rencana kebutuhan bahan dengan lebih terperinci.
Rencana order
dibuat dari rencana kebutuhan bahan setelah mempertimbangkan minimum order dan leadtime dari pemasok. Minimum order
adalah jumlah minimal untuk memesan barang tertentu. Leadtime adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengirimkan barang sejak purchase order diterima oleh
pemasok sampai barang itu datang ke gudang pemesan. Setiap awal tahun PPIC dalam hal ini inventory controller membuat
perhitungan kebutuhan bahan baku dan kemas PKB untuk periode satu tahun. PKB dibuat berdasarkan rencana produksi tahunan yang telah dibuat oleh
production planner berdasarkan forecast penjualan, formula terbaru dan kondisi stok awal tahun. Selain itu PKB juga mempertimbangkan informasi mengenai
44 parameter order tiap-tiap bahan baku dan bahan kemas seperti minimum order,
safety time, leadtime, kemasan terkecil, dan safety stock. PKB ini kemudian dikirim ke departemen purchasing untuk dilengkapi
dengan harga tiap-tiap item barang. Dengan demikian didapatkan rencana pembelian barang dalam rupiah yang seterusnya dikirim ke departemen finance
untuk perencanaan keuangan perusahaan. Pada proses ini kebutuhan aktual akan bahan baku di update setiap bulan bersamaan dengan perencanaan produksi
bulanan. Bahan baku yang sudah dipesan kemudian disimpan dalam gudang bahan baku dengan kondisi yang disesuaik an dengan karakteristik bahan baku,
sebelum akhirnya dapat digunakan untuk produksi. Sistem pembelian bahan baku dilakukan perusahaan berdasarkan jumlah
kebutuhan bahan baku dan leadtime pemasok. Perubahan yang cepat dalam permintaan akan produk akhir mengakibatkan perusahaan selalu memperbaharui
peramalan yang telah dilakukan. Perubahan ini otomatis akan mengubah jumlah penggunaan bahan baku dalam setiap periode peramalan. Permasalahan yang
timbul kemudian adalah lamanya leadtime kedatangan bahan baku yaitu selama 60 hari. Untuk mengatasi hal itu perusahaan melakukan pemesanan selama 60 hari
sebelum bahan baku tersebut digunakan. Sebagai contoh, untuk kebutuhan minggu pertama bulan Januari 2008, maka perusahaan akan melakukan
pemesanan pada minggu pertama bulan November 2007 atau minggu terakhir bulan Oktober 2007. Jumlah bahan baku yang dipesan disesuaikan dengan jumlah
pemesanan ekonomis yang telah diperhitungkan sebelumnya. Frekuensi pemesanan didasarkan pada tingkat kebutuhan yang akan digunakan. Jika
kemudian kebutuhan perusahaan yang telah diperhitungkan sebelumnya tidak
45 mencukupi maka perusahaan akan kembali melakukan pemesanan kembali
sebanyak tingkat pemesanan ekonomis yang telah diperbaharui. Hal ini menyebabkan jumlah pemesanan perusahaan menjadi sangat banyak karena dalam
1 periode perusahaan dapat memesan lebih dari yang diperhitungkan sebelumnya.
6.1.3. Proses Produksi