Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Metode Pengolahan Data Asumsi Dasar

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Koleksi Taman Obat dan Spa Kebugaran SYIFA yang terletak KKP IPB Baranang Siang IV, Jalan Prambanan blok B no. 69, Tanah Baru, Bogor. Lokasi penelitian dimbil secara sengaja purposive dengan pertimbangan bahwa Taman Obat dan Spa Kebugaran TAMAN SYIFA TAMAN SYIFA merupakan usaha yang baru dilaksanakan dan salah satu unit usahanya adalah pembuatan serbuk minuman instan berbasis tanaman obat. Selain dari itu, karena TAMAN SYIFA belum pernah melakukan studi kelayakan terhadap usahanya ini, maka pihak manajemen meminta agar penulis melakukan penelitian di tempat ini. Pengambilan data di lapang dilaksanakan pada bulan Februari-April 2008.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara kepada pemilik usaha. Selain dari itu, wawancara juga dilakukan kepada karyawan SYIFA. Data primer mencakup biaya-biaya yang dikeluarkan selama umur usaha baik biaya investasi maupun biaya operasional, serta penerimaan selama masa satu tahun usaha. Data- data tersebut digunakan untuk membuat analisis kelayakan usaha serbuk minuman instan. Data sekunder didapat dari studi literatur beberapa skripsi, buku, dan jurnal yang berkaitan dengan materi penelitian serta pengolahan data yang diambil dari departemen-departemen terkait, seperti Departemen Pertanian dan Departemen Gizi dan Kesehatan.

4.3 Metode Pengolahan Data

Data kuantitatif yang diperoleh selama penelitian, terutama mengenai biaya- biaya, baik biaya investasi maupun biaya operasional, juga penerimaan, diolah menggunakan program Microsoft excel. Pemilihan program tersebut karena merupakan program yang telah lazim digunakan dan relatif mudah dioperasikan. Sedangkan data yang bersifat kualitatif diolah dan disajikan secara deskriptif.

4.4 Metode Analisis Data

Tujuan utama dilakukan analisis kelayakan usaha serbuk minuman instan adalah untuk menghindari menghindarkan kerugian, memilih prioritas bisnis unggulan, dan sebagai proyeksi pendapatan di masa datang. Analisis yang dilakukan selama penelitian ini adalah analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial, aspek lingkungan, dan aspek hukum dalam usaha pembuatan dan pemasaran serbuk minuman instan berbasis tanaman obat. Analisa kuantitatif dilakukan dengan menganalisis kelayakan aspek finansial dalam pembuatan dan pemasaran serbuk minuman instan berbasis tanaman obat. Analisis kelayakan finansial menggunakan beberapa kriteria, yaitu : Analisis nilai bersih sekarang Net Present ValueNPV, Tingkat pengembalian investasi Internal Rate of ReturnIRR, Masa pengembalian investasi Payback Periode, Net Benefit and Cost Ratio Net BC Rasio yang merupakan angka perbandingan antara present value dari net benefit yang positif dengan present value dari net benefit yang negatif, dan analisis sensitivitas. Data kuantitatif yang dikumpulkan, diolah dengan menggunakan kalkulator dan program komputer yaitu Microsoft Excel, dan ditampilkan dalam bentuk tabulasi untuk memudahkan pembacaan dan diberikan pejelasan secara deskriptif.

4.4.1 Analisis Aspek teknis

Aspek teknis berhubungan dengan input usaha penyediaan dan output produksi berupa barang-barang nyata dan jasa-jasa Gittinger, 1986. Analisis ini dilakukan secara kualitatif untuk mengetahui apakah usaha tersebut dapat dilaksanakan secara teknis. Bila analisis secara teknis telah dilakukan, analisis usaha harus terus-menerus memastikan bahwa pekerjaan secara teknis tersebut berjalan dengan lancar dan perkiraan-perkiraan secara teknis cocok dengan kondisi sebenarnya. Analisis aspek teknis dilakukan untuk mendapatkan gambaran pada hal-hal teknis dari usaha seperti : alasan pemilihan lokasi usaha, ketersediaan sumber bahan baku, letak pasar yang dituju, tenaga listrik dan air, tenaga kerja yang dibutuhkan, transportasi, peraturan yang berlaku di lokasi usaha, iklim dan keadaan fisik lokasi usaha, sikap masyarakat, rencana perluasan usaha, skala usaha yang dijalani, alasan pemilihan mesin atau peralatan yang digunakan, proses produksi yang dilakukan, dan ketepatan penggunaan teknologi. Proyek dikatakan layak apabila ada perkembangan produksi.

4.4.2 Analisis Aspek Manajemen

Analisis aspek manajemen dilakukan secara kualitatif untuk melihat apakah fungsi manajemen dapat diterapkan dalam kegiatan operasional usaha pembuatan dan pemasaran serbuk minuman instan berbasis tanaman obat. Jika fungsi manajemen dapat diterapkan, maka usaha tersebut dinilai layak dari aspek manajemen. Analisis aspek manajemen dilakukan untuk mengetahui hal-hal yang behubungan dengan aspek manajemen perusahaan seperti : bentuk usaha, struktur manajemen, dan kebutuhan tenaga kerja dalam suatu usaha. Proyek dikatakan layak apabila menggunakan sistem manajemen yang baik.

4.4.3 Analisis Aspek Sosial

Analisis sosial dapat dilakukan dengan mempertimbangkan pola dan kebiasaan dari pihak-pihak yang berkepentingan dengan usaha, karena pertimbangan ini berhubungan langsung dengan kelangsungan suatu usaha. Suatu usaha harus tanggap responsive terhadap keadaan sosial seperti penciptaan lapangan kerja, distribusi pendapatan, dan lain sebagainya. Selain itu, apakah usaha tersebut dapat diterima oleh masyarakat sekitarnya.

4.4.4 Analisis Aspek Pasar

Analisis aspek pasar dapat dilihat dari sisi keluaran yaitu terdapat suatu permintaan efektif pada tingkat harga yang menguntungkan. Dari sudut pandangan masukan yaitu adanya ketersediaan bahan baku, distribusi, kapasitas kontinuitas, serta tingkat harga. Pada analisis aspek pasar ini juga akan dikaji mengenai tataniaga yang dilakukan oleh perusahaan TAMAN SYIFA dalam memasarkan produk serbuk minuman instan berbasis tanaman obat. Proyek dikatakan layak apabila ada peluang pasar akan komoditi yang dipasarkan dan strategi yang dilaksanakan optimal.

4.4.5 Analisis Aspek Hukum

Analisis ini dimaksudkan untuk meyakini bahwa secara hukum rencana bisnis dapat dinyakatan layak atau tidak. Dalam hal ini, analisis akan dianalisis sejauh apa TAMAN SYIFA mengikuti peraturan-peraturan perundang-undangan yang berlaku.

4.4.6 Analisis Aspek Lingkungan

Analisis ini akan melihat bagaimana respon TAMAN SYIFA terhadap lingkungan sekitarnya. Respon tersebut dinilai dari bagaimana TAMAN SYIFA mengatur limbah hasil produksi, analisis mengenai dampak lingkungan yang ada, dan hal-hal yang terkait dengan tanggung jawab sosial TAMAN SYIFA terhadap lingkungan alam sekitarnya.

4.4.7 Analisis Aspek Finansial

Dalam melakukan analisis finansial diperlukan kriteria investasi yang menyatakan apakah suatu usaha layak atau tidak untuk dijalankan. Kriteria investasi yang digunakan tersebut adalah : a Net Present Value NPV Net Present Value NPV adalah salah satu alat analisis untuk menguji kelayakan dari suatu investasi. NPV adalah nilai sekarang dari arus pendapatan yang ditimbulkan oleh investasi pada tingkat bunga tertentu atau dapat dikatakan sebagai selisih antara nilai bersih dari manfaat dan biaya pada setiap tahun kegiatan usaha. Rumus yang digunakan dalam penghitungan NPV adalah sebagai berikut. : Sumber : Gray Clive, 1992 Dimana : B B t = Penerimaan Benefit bruto tahun ke-t C t = Biaya cost bruto tahun ke-t n = Umur ekonomis usaha t = Tahun i = Tingkat suku bungadiscount rate Dalam metode NPV, terdapat tiga penilaian kriteria investasi. Jika NPV suatu usaha lebih besar dari nol NPV0 berarti usaha tersebut layak dilakukan atau dilanjutkan karena memiliki arti bahwa manfaat yang diperoleh lebih besar dari biaya yang dikeluarkan. Sebaliknya, jika NPV usaha kurang dari nol NPV0, maka usaha tersebut tidak layak untuk dilakukan atau dilanjutkan karena biaya yang dikeluarkan lebih besar dari manfaat yang diterima. Sedangkan jika NPV usaha sama dengan nol NPV=0 manfaat yang diperoleh hanya cukup untuk menutup biaya yang dikeluarkan, artinya proyek tersebut mampu mengembalikan persis sebesar modal sosial Opportunities Cost faktor produksi normal. Dengan kata lain, proyek tersebut tidak untung dan tidak rugi. b Net Benefit-Cost Ratio Net BC Analisis imbangan biaya dan penerimaan adalah alat analisis untuk mengukur tingkat efisiensi setiap rupiah yang dikeluarkan yang diperoleh dari penerimaan. Net BC merupakan perbandingan NPV total dari manfaat bersih terhadap total dari biaya bersih Gray, 1992 atau dapat dikatakan sebagai perbandingan antara jumlah nilai bersih yang bernilai positif sebagai pembilang dan nilai bersih yang bernilai negatif penyebut. Dalam analisis ini akan diuji seberapa jauh setiap nilai rupiah yang dipakai dapat memberikan sejumlah nilai penerimaan sebagai manfaatnya. Sumber : Gray Clive, 1992 Dimana : Bt = Penerimaan benefit bruto pada tahun ke-t Ct = Biaya costbruto pada tahun ke-t t = tahun n = umur usaha i = tingkat suku bunga Discount rate Net BC digunakan untuk mengukur efisiensi dalam penggunaan modal. Jika net BC suatu usaha lebih dari satu net BC 1, maka dapat dikatakan bahwa usaha tersebut layak untuk diusahakan atau dilanjutkan. Jika net BC suatu usaha sama dengan satu net BC = 1, maka biaya yang dikeluarkan sama dengan keuntungan yang didapatkan. Dan jika net BC suatu usaha kurang dari satu net BC 1, maka dapat dikatakan bahwa usaha tersebut tidak layak untuk dilaksanakan karena biaya yang dikeluarkan lebih besar daripada keuntungan yang diperoleh. c Internal Rate of Return IRR Internal rate of return adalah tingkat suku bunga discount rate pada saat NPV sama dengan nol. Nilai IRR yang lebih besar atau sama dengan tingkat diskonto yang telah ditentukan, maka usaha layak diusahakan. Rumus perhitungannya : Sumber : Kadariah et al., 2001 Dimana: NPV = NPV yang bernilai positif NPV’ = NPV yang bernilai negatif i = Tingkat diskonto yang menyebabkan NPV positif i’ = Tingkat diskonto yang menyebabkan NPV negatif Jika ternyata IRR usaha lebih besar dari tingkat diskonto yang telah ditentukan, maka usaha layak untuk dilakukan, sedangkan jika IRR usaha lebih kecil dari tingkat diskonto yang telah ditentukan, maka usaha tidak layak untuk diusahakan. d Payback Period PBP Payback Period atau analisis waktu adalah jumlah tahun yang dibutuhkan untuk menutupi pengeluaran awal. Kriteria ini mengukur kecepatan proyek dalam mengembalikan biaya awal. Oleh sebab itu, kriteria ini menghitung arus kas yang dihasilkan dan bukan besarnya keuangan akuntansi Keown, et al., 2001. Semakin kecil angka yang dihasilkan, maka usaha tersebut semakin baik untuk diusahakan. Perhitungan PBP dapat dirumuskan sebagai berikut : Keterangan : I = besarnya investasi yang dibutuhkan A b = benefit bersih yang dapat diperoleh pada setiap tahunnya Pada dasarnya semakin cepat Payback Period menandakan semakin kecil resiko yang dihadapi oleh investor.

4.4.8 Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas merupakan suatu teknik untuk menguji secara sistematis apa yang akan terjadi terhadap suatu keyakan suatu proyek apabila terjadi kejadian-kejadian yang berbeda dengan perkiraan dalam perencanaa. Analisis sensitivitas berguna untuk mengkaji sejauh mana perubahan unsur-unsur dalam aspek finansial kegiatan usaha yang dijalankan. Analisis sensitivitas akan melihat apa yang akan terjadi dengan kegiatan hasil usaha jika terjadi perubahan- perubahan dalam dasar-dasar perhitungan biaya dan pendapatan. Analisis sensitivitas dapat dilakukan dengan pendekatan skenario dan pendekatan switching value. Dalam penelitian ini, analisis sensitivitas dilakukan untuk melihat sejauh mana perubahan pada volume produksi, perubahan harga output, ataupun perubahan pada perubahan harga input dapat mengakibatkan nilai NPV sama dengan nol Gittinger, 1986. Selain menggunakan pendekatan skenario, analisis sensitivitas dapat dilakukan dengan pendekatan switching value. Analisis ini dilakukan dengan metode uji coba sehingga mendapatkan nilai NPV sama dengan nol. Metode uji coba dilakukan dengan mengikuti prosedur apabila nilai NPV yang dihasilkan pada kondisi normal positif maka yang akan dilakukan adalah dengan melakukan penurunan produksi, penurunan harga output, dan peningkatan biaya. Sebaliknya, apabila kondisi normal usaha menghasilkan nilai NPV negatif, maka perubahan yang dilakukan adalah dengan menaikkan haga, menaikkan produksi, dan menurunkan biaya.

4.5 Asumsi Dasar

Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Usaha yang dilakukan adalah usaha pembuatan dan pemasaran serbuk minuman instan jahe, temulawak, temuputih, kencur, secang wangi, dan kunyit. 2. Pengusaha menggunakan modal sendiri. 3. Tingkat diskonto yang digunakan merupakan tingkat suku bunga deposito Bank Indonesia pada bulan Februari 2008 sebesar 8,25 persen. 4. Umur proyek adalah sepuluh tahun, didasarkan pada umur mesin penggiling. 5. Inflow dan Outflow merupakan proyeksi berdasarkan pada penelitian dan informasi yang didapatkan pada saat penelitian. 6. Kapasitas produksi pada tahun pertama dan tahun kedua sdiasumsikan sebesar 75 persen, dan seterusnya sebesar 100 persen. Kapasitas produksi tersebut adalah sebagai berikut; Serbuk Minuman Instan Jahe 1633 kemasan persentahun, Serbuk Minuman Instan Kunyit 756 kemasantahun, Serbuk Minuman Instan Kencur 673 kemasantahun, Serbuk Minuman Instan Temulawak 663 kemasantahun, Serbuk Minuman Instan Temuputih 389 kemasantahun, dan Serbuk Minuman Instan Secang Wangi 415 kemasantahun. 7. Harga-harga yang digunakan adalah harga yang berlaku selama bulan Februari 2008 dan konstan selama masa penelitian. Harga-harga tersebut adalah sebagai berikut; harga minyak tanah adalah Rp 3.000liter; harga gula adalah Rp 6.000kilogram; harga jahe adalah Rp 8.000kilogram; harga kencur Rp4.500kilogram, harga kunyit Rp 2.500kilogram; harga temulawak Rp 5.000kilogram; harga temuputih Rp 5.000kilogram, harga secang Rp 2.000100 gram, harga cengkeh Rp 1.00050 gram. 8. Total produksi adalah jumlah kemasan yang dihasilkan selama satu tahun. Nilai total penjualan adalah hasil kali antara total produksi dan harga jual. Harga jual yang ada adalah sebesar Rp 3.000kemasan untuk semua komoditi kecuali kemasan secang wangi yaitu Rp 6.000kemasan. 9. Biaya yang dikeluarkan untuk usaha pembuatan serbuk minuman instan ini terdiri dari biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasi dikeluarkan pada tahun ke-1 dan biaya reinvestasi dikeluarkan untuk peralatan-peralatan yang telah habis umur ekonomisnya. 10. Investasi bangunan diperhitungkan berdasarkan proporsi penggunaan unit bisnis. 11. Biaya operasional terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. 12. Jumlah hari kerja per tahun adalah tiga ratus hari. 13. Nilai sisa dihitung berdasarkan perhitungan nilai sisa dengan menggunakan metode garis lurus dimana harga beli dibagi dengan umur ekonomis. 14. Pajak pendapatan yang digunakan adalah pajak progesif berdasarkan UU No. 17 tahun 2000 Tentang Tarif Umum PPh Wajib Pajak Badan Dalam Negeri dan bentuk Usaha Tetap, yaitu: • Jika pendapatan 50.000.000 maka 10 x pendapatan • Jika 50.000.000 pendapatan 100.000.000 maka 10 x 50.000.000 + { 15 x pendapatan – 50.000.000} • Jika pendapatan 100.000.000 maka 10 x 50.000.000 + 15 x 50.000.000 + {30 x pendapatan – 100.000.00}

BAB V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

5.1 Sejarah Singkat Perusahaan

TAMAN SYIFA terletak di KKP IPB Baranang Siang IV, Jalan Prambanan blok B no. 69, Tanah Baru, Bogor. 7 TAMAN SYIFA adalah perusahaan perseorangan yang dirintis sejak tahun 2005 oleh Dr. drh. Umi Cahyaningsih, MS. Awal mula Ibu Umi, nama panggilan pemilik TAMAN SYIFA merintis usaha ini dimulai ketika Ibu Umi tergabung dalam ISWI Ikatan Sarjana Wanita Indonesia dan mengikuti seminar mengenai pengobatan diabetes dengan tanaman obat atau herbal. Dalam seminar tersebut, para peserta diberitahukan berbagai macam dan jenis tanaman yang berkhasiat untuk penyembuhan penyakit atau yang berguna bagi kesehatan. Dalam seminar itu pula, para peserta mendapatkan beberapa contoh tanaman untuk praktek menanam. Namun pada akhir seminar tersebut, para peserta meninggalkan tanaman praktek begitu saja. Melihat hal itu, Ibu Umi dengan sengaja mengambil tanaman-tanaman yang tidak dibawa pulang peserta lain. Berbekal kurang lebih delapan puluh jenis tanaman yang Ibu Umi dapatkan, beliau menanamkan tanaman-tanaman tersebut pada sebidang tanah berukuran kurang lebih 500 m2 . Pada awalnya, Ibu Umi hanya berniat menjadikan tanaman- tanaman tersebut sebagai koleksi beliau saja. Namun pada suatu hari, taman koleksi tanaman obat Ibu Umi dijadikan tempat magang salah satu mahasiswa Institut Pertanian Bogor IPB, dan dari mahasiswa tersebutlah Ibu Umi mendapat 7 Email tamansyifaahoo.com , Homepage : http:expage.comtamansyifa .