Aspek Manajemen Kerangka Konseptual

c. Aspek Manajemen

Pengkajian aspek manajemen pada dasarnya menilai para pengelola proyek dan struktur organisasi yang ada. Proyek yang dijalankan akan berhasil apabila dijalankan oleh orang-orang yang profesional mulai dari merencanakan, melaksanakan, sampai dengan mengendalikannya agar tidak terjadi penyimpangan. Demikian pula dengan struktur organisasi yang dipilih harus sesuai dengan bentuk dan tujuan proyeknya Kashmir da Jakfar, 2006. Menurut Husnan dan Suwarsono 2002 hal-hal yang dipelajari dalam aspek manajemen antara lain : 1. Manajemen dalam Masa Pembangunan Proyek Manajemen proyek adalah sistem untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi pembangunan proyek dengan efisien. Manajemen proyek harus dapat menyusun rencana pelaksanaan proyek dengan mengkoordinasikan berbagai aktivitas atau kegiatan proyek dan penggunaan sumber daya agar secara fisik proyek dapat diselesaikan tepat pada waktunya Kashmir dan Jakfar, 2006. Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen masa pembangunan proyek, yaitu pelaksana proyek tersebut, jadwal penyelesaian proyek, dan pihak yang melakukan studi masing-masing aspek Husnan dan Suwarsono, 2000. 2. Manajemen dalam Operasi Manajemen ini meliputi bentuk organisasi atau badan usaha yang dipilih, struktur organisasi, deskripsi, dan spesifikasi jabatan, anggota direksi, dan tenaga kunci, serta jumlah tenaga kerja yang akan digunakan Husnan dan Suwarsono, 2000.

d. Aspek Finansial

Analisis finansial adalah suatu analisis yang membandingkan antara biaya dan manfaat untuk menentukan apakah suatu proyek akan menguntungkan selama umur proyek Husnan dan Suwarsono, 2006. Menurut Kashmir dan Jakfar 2006 penelitian dalam aspek finansial dilakukan untuk menilai biaya-biaya apa saja yang akan dihitung dan seberapa besar biaya-biaya yang akan dikeluarkan. Kemudian juga meneliti seberapa besar pendapatan yang akan diterima jika proyek dijalankan. Penelitian ini meliputi lama pengembalian investasi yang ditanamkan, sumber pembiayaan proyek, dan tingkat suku bunga yang berlaku. Sehingga jika dihitung dengan formula penilaian investasi akan sangat menguntungkan. Hal-hal yang mendapatkan perhatian dalam penelitian aspek ini antara lain : 1 Biaya Kebutuhan Investasi Investasi dilakukan dalam berbagai bentuk yang digunakan untuk membeli aset-aset yang dibutuhkan proyek tersebut. Aset-aset ini biasanya berupa aset tetap yang dibutuhkan perusahaan mulai dari pendirian hingga dapat dioperasikan. Oleh karena itu, dalam melakukan investasi dibutuhkan biaya kebutuhan investasi yang digunakan untuk membeli berbagai kebutuhan yang berkaitan dengan investasi tersebut. Biaya kebutuhan investasi biasanya disesuaikan dengan jenis proyek yang akan dijalankan. Secara umum komponen biaya kebutuhan investasi terdiri dari biaya prainvestasi, biaya pembelian aktiva, dan biaya operasional Kasmir dan Jakfar, 2006. 2 Sumber-Sumber Dana Dana yang dibutuhkan dapat diperoleh dari berbagai sumber dana yang ada, seperti dari modal sendiri, modal pinjaman, atau gabungan keduanya. Pilihan apakah menggunakan modal sendiri atau modal pinjaman atau gabungan dari keduanya tergantung dari jumlah modal yang dibutuhkan dan kebijakan pengusaha Kasmir dan Jakfar, 2006. Pada dasarnya pemilihan sumber dana bertujuan untuk memilih sumber dana yang ada pada akhirnya bisa memberikan kombinasi dengan biaya terendah, dan tidak menimbulkan likuiditas bagi proyek atau perusahaan yang mensponsori proyek tersebut artinya jangka waktu pengembalian sesuai dengan jangka waktu penggunaan dana. Sumber-sumber dana yang utama terdiri dari modal sendiri yang disetor oleh pemilik perusahaan, penerbitan saham atau saham preferen di pasar modal, obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan dan dijual di pasar modal, kredit bank, leasing sewa guna dari lembaga keuangan nonbank, dan project finance Husnan dan Suwarsono, 2000. 3 Aliran Kas Cash flow Cash flow merupakan arus kas atau aliran kas yang ada di perusahaan dalam suatu periode tertentu. Cash flow menggambarkan berapa uang yang masuk ke perusahaan dan jenis pemasukan tersebut. Cash flow juga menggambarkan berapa uang yang keluar serta jenis-jenis biaya yang dikeluarkan Kashmir dan Jakfar, 2006. Aliran kas penting digunakan dalam akuntansi karena laba dalam pengertian akuntansi tidak sama dengan kas masuk bersih, dan yang relevan bagi para investor adalah kas bukan laba. Aliran kas yang berhubungan dengan suatu proyek dapat dikelompokkan dalam tiga bagian, yaitu aliran kas permulaan initial cash flow, aliran kas operasional operational cash flow, dan aliran kas terminal terminal cash flow. Pengeluaran-pengeluaran untuk investasi pada awal periode merupkan aliran kas permulaan. Aliran kas yang timbul selama operasi proyek disebut aliran kas operasional. Sedangkan aliran kas terminal adalah aliran kas yang diperoleh ketika proyek berakhir. Pada umumnya initial cash flow bernilai negatif, sedangkan operational dan terminal cash flow bernilai positif. Aliran- aliran kas ini dinyatakan dengan dasar setelah pajak Husnan dan Suwarsono, 2000.

3.1.4 Analisis Kelayakan Investasi

Menurut Kasmir dan Jakfar 2006, dalam menentukan layak atau tidaknya suatu investasi, yang ditinjau dari aspek keuangan, perlu dilakukan pengukuran dengan beberapa kriteria. Kriteria ini sangat bergantung dari kebutuhan masing- masing proyek dan metode mana yang akan digunakan. Setiap metode yang digunakan mempunyai kelebihan dan kelemahannya masing-masing. Sehingga dalam penilaian kelayakan suatu proyek hendaknya digunakan beberapa metode sekaligus agar dapat memberikan hasil yang lebih sempurna. Kriteria-kriteria tersebut biasa disebut dengan nama kriteria investasi. Kriteria investasi digunakan untuk mengukur manfaat yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkan dari suatu proyek. Dalam mengukur kemanfaatan proyek dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu menggunakan perhitungan berdiskonto dan tidak berdiskonto. Perbedaannya terletak pada konsep Time Value of Money yang diterapkan pada perhitungan berdiskonto. Perhitungan diskonto merupakan suatu teknik yang dapat “menurunkan” manfaat yang diperoleh pada masa yang akan datang dan arus biaya menjadi nilai biaya pada masa sekarang”, sedangkan perhitungan tidak berdiskonto memiliki kelemahan umum, yaitu: ukuran-ukuran tersebut belum mempertimbangkan secara lengkap mengenai lamanya arus manfaat yang diterima Gittinger, 1986. Konsep nilai waktu uang time value of money menyatakan bahwa nilai sekarang present value adalah lebih baik daripada nilai yang sama pada masa yang akan datang future value. Ada dua sebab yang menyebabkan hal ini terjadi yaitu: time preference sejumlah sumber yang tersedia untuk dinikmati pada saat ini lebih disenangi daripada jumlah yang sama namun tersedia di masa yang akan datang dan produktivitas atau efisiensi modal modal yang dimiliki saat sekarang memiliki peluang untuk mendapatkan keuntungan di masa datang melalui kegiatan yang produktif yang berlaku baik secara perorangan maupun bagi masyarakat secara keseluruhan Kadariah et al, 1999. Kadariah et al 1999 juga mengungkapkan bahwa kedua unsur tersebut berhubungan timbal balik di dalam pasar modal untuk menentukan tingkat harga modal yaitu tingkat suku bunga, sehingga dengan tingkat suku bunga dapat dimungkinkan untuk membandingkan arus biaya dan manfaat yang penyebarannya dalam waktu yang tidak merata. Untuk tujuan itu, tingkat suku bunga ditentukan melalui proses “discounting”. 1 Net Present Value NPV Net Present Value NPV suatu proyek atau usaha adalah selisih antara nilai sekarang present value manfaat dengan arus biaya. NPV juga dapat diartikan sebagai nilai sekarang dari arus kas yang ditimbulkan oleh investasi. Menurut Keown 2001, Net Present Value diartikan sebagai nilai bersih sekarang arus kas tahunan setelah pajak dikurangi dengan pengeluaran awal. Dalam menghitung NPV perlu ditentukan tingkat suku bunga yang relevan. Kriteria investasi berdasarkan NPV yaitu: NPV = 0, artinya proyek tersebut mampu mengembalikan persis sebesar modal sosial Opportunities cost faktor produksi normal. Dengan kata lain, proyek tersebut tidak untung dan tidak rugi. NPV 0, artinya suatu proyek sudah dinyatakan menguntungkan dan dapat dilaksanakan. NPV 0, artinya proyek tersebut tidak menghasilkan nilai biaya yang dipergunakan. Dengan kata lain, proyek tersebut merugikan dan sebaiknya tidak dilaksanakan. 2 Net Benefit-Cost Ratio Net BC Net Benefit and Cost Ratio Net BC Rasio merupakan angka perbandingan antara present value dari net benefit yang positif dengan present value dari net benefit yang negatif . Kriteria investasi berdasarkan Net BC Rasio adalah: Net BC = 1, maka NPV = 0, proyek tidak untung dan tidak rugi Net BC 0, maka NPV 0, proyek menguntungkan Net BC 0, maka NPV 0, proyek merugikan 3 Internal Rate of Return IRR Internal Rate Return adalah tingkat bunga yang menyamakan present value kas keluar yang diharapkan dengan present value aliran kas masuk yang diharapkan, atau didefinisikan juga sebagai tingkat bunga yang menyebabkan Net Present Value NPV sama dengan nol 0. Gittinger 1986 menyebutkan bahwa IRR adalah tingkat rata-rata keuntungan internal tahunan bagi perusahaan yang melakukan investasi dan dinyatakan dalam satuan persen. Tingkat IRR mencerminkan tingkat suku bunga maksimal yang dapat dibayar oleh proyek untuk sumberdaya yang digunakan. Suatu investasi dianggap layak apabila nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku dan sebaliknya jika nilai IRR lebih kecil dari tingkat suku bunga yang berlaku, maka proyek tidak layak untuk dilaksanakan. 4 Payback Periode PBP Payback Periode atau tingkat pengembalian investasi adalah salah satu metode dalam menilai kelayakan suatu usaha yang digunakan untuk mengukur periode jangka waktu pengembalian modal. Semakin cepat modal itu dapat kembali, semakin baik suatu proyek untuk diusahakan karena modal yang kembali dapat dipakai untuk membiayai kegiatan lain Husnan dan Suwarsono, 2000. 5 Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas dilakukan untuk meneliti kembali analisa kelayakan proyek yang telah dilakukan. Tujuannya adalah untuk melihat pengaruh yang akan terjadi apabila keadaan berubah. Hal ini merupakan suatu cara untuk menarik perhatian pada masalah utama proyek yaitu proyek selalu menghadapi ketidakpastian yang dapat terjadi pada suatu keadaan yang telah diramalkan Gittinger, 1986. Semua proyek harus diamati melalui analisis sensitivitas. Pada bidang pertanian, proyek-proyek sensitif berubah-ubah akibat empat masalah utama, yaitu: 1. Perubahan harga jual 2. Keterlambatan pelaksanaan proyek 3. Kenaikan biaya 4. Perubahan volume produksi

3.1.5 Teori Biaya dan Manfaat

Dalam analisa proyek, tujuan-tujuan analisa harus disertai dengan definisi biaya-biaya dan manfaat-manfaat. Biaya dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang mengurangi suatu tujuan, dan suatu manfaat adalah segala sesuatu yang membantu tujuan Gittinger, 1988. Biaya dapat juga didefinisikan sebagai pengeluaran atau korbanan yang dapat menimbulkan pengurangan terhadap manfaat yang diterima. Biaya yang diperlukan suatu proyek dapat dikategorikan sebagai berikut: 1. Biaya modal merupakan dana untuk investasi yang penggunaanya bersifat jangka panjang, seperti: tanah, bangunan, pabrik, dan mesin 2. Biaya operasional atau modal kerja merupakan kebutuhan dana yang diperlukan pada saat proyek mulai dilaksanakan, seperti: biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja 3. Biaya lainnya, seperti : pajak, bunga, dan pinjaman Manfaat juga dapat diartikan sebagai sesuatu yang dapat menimbulkan kontribusi terhadap suatu proyek. Manfaat proyek dapat dibedakan menjadi: 1. Manfaat langsung yaitu manfaat yang secara langsung dapat diukur dan dirasakan sebagai akibat dari investasi, seperti: peningkatan pendapatan dan kesempatan kerja 2. Manfaat tidak langsung yaitu manfaat yang secara nyata diperoleh dengan tidak langsung dari proyek dan bukan merupakan tujuan utama proyek, seperti: rekreasi. Kriteria yang biasa digunakan sebagai dasar persetujuan atau penolakan suatu proyek yang dilaksanakan adalah kriteria investasi. Dasar penilaian investasi adalah perbandingan antara jumlah nilai yang diterima sebagai manfaat dari investasi tersebut dengan manfaat-manfaat dalam situasi tanpa proyek. Nilai perbedaannya adalah berupa tambahan manfaat bersih yang akan muncul dari investasi dengan adanya proyek Gittinger, 1986.

3.2 Kerangka Konseptual

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan suatu proyek pertanian dari usaha pembuatan dan pemasaran serbuk minuman instan berbasis tanaman obat. Serbuk minuman instan berbasis tanaman obat tersebut terdiri dari enam komoditi yaitu : serbuk minuman instan jahe, serbuk minuman instan kencur, serbuk minuman instan kunyit, serbuk minuman instan temulawak, serbuk minuman instan temuputih, dan serbuk minuman instan secang wangi. Analisis kelayakan dilakukan dengan menganalisis aspek-aspek kelayakan investasi seperti aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial, aspek lingkungan, aspek hukum, dan aspek finansial. Analisis finansial mengkaji NPV, IRR, Net BC Rasio, Payback Periode, dan sensitivitas usaha pembuatan serbuk minuman instan tanaman obat. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi dan informasi mengenai pelaksanaan usaha kepada pengusaha pembuatan serbuk minuman instan berbasis tanaman obat, terutama enam komoditas yang dibahas pada penelitian ini. Gambar 1. Kerangka Operasional Penelitian Usaha Pembuatan Serbuk Minuman Instan Berbasis Tanaman Obat Analisis studi kelayakan usaha TAMAN SYIFA Aspek Pasar Aspek Teknis Aspek Hukum Aspek Finansial Aspek Manajemen Aspek Sosial Aspek Lingkungan Tidak Layak Layak Pengembangan Usaha Perbaikan Usaha

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Koleksi Taman Obat dan Spa Kebugaran SYIFA yang terletak KKP IPB Baranang Siang IV, Jalan Prambanan blok B no. 69, Tanah Baru, Bogor. Lokasi penelitian dimbil secara sengaja purposive dengan pertimbangan bahwa Taman Obat dan Spa Kebugaran TAMAN SYIFA TAMAN SYIFA merupakan usaha yang baru dilaksanakan dan salah satu unit usahanya adalah pembuatan serbuk minuman instan berbasis tanaman obat. Selain dari itu, karena TAMAN SYIFA belum pernah melakukan studi kelayakan terhadap usahanya ini, maka pihak manajemen meminta agar penulis melakukan penelitian di tempat ini. Pengambilan data di lapang dilaksanakan pada bulan Februari-April 2008.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara kepada pemilik usaha. Selain dari itu, wawancara juga dilakukan kepada karyawan SYIFA. Data primer mencakup biaya-biaya yang dikeluarkan selama umur usaha baik biaya investasi maupun biaya operasional, serta penerimaan selama masa satu tahun usaha. Data- data tersebut digunakan untuk membuat analisis kelayakan usaha serbuk minuman instan. Data sekunder didapat dari studi literatur beberapa skripsi, buku, dan jurnal yang berkaitan dengan materi penelitian serta pengolahan data yang diambil dari