52
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas IV SD Negeri Sindangbarang 02 Kabupaten Cilacap yang berjumlah 29 siswa yang terdiri dari 11 siswa laki-
laki dan 18 siswa perempuan.
3.2 Variabel Faktor yang Diteliti
Variabel yang diteliti dalam penelitian ini yaitu performansi guru, aktivitas, dan hasil belajar siswa pada materi pengelolaan sumber daya alam melalui
metode course review horay.
3.3 ProsedurLangkah-Langkah PTK
Berikut ini akan dijelaskan langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam Penelitian Tindakan Kelas menurut Muhadi 2011: 70.
3.3.1 Rencana Tindakan planing
Perencanaan tindakan dikembangkan berdasarkan hasil observasi awal. Berdasarkan permasalahan yang ditemukan maka peneliti mencari cara
pemecahan masalah, kemudian menyusun perencanaan kegiatan belajarnya. Perencanaan ini persis seperti pembelajaran yang disusun oleh guru sehari-hari,
53 termasuk persiapan media, alat-alat pemantau perkembangan pengajaran seperti
lembar observasi, tes, catatan harian, dan lain-lain.
3.3.2 Pelaksanaan Tindakan action
Setelah merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan dalam penelitian berdasarkan observasi alam maka langkah selanjutnya yaitu pelaksanaan tindakan.
Pada tahap pelaksanaan tindakan, guru melakukan kegiatan pembelajaran seperti yang telah direncanakan, yaitu kegiatan pembelajaran materi pengelolaan sumber
daya alam melalui metode course review horay. Bersamaan dengan tahap ini juga dilaksanakan fase observasi atau pengamatan.
3.3.3 Pengamatan observation
Untuk memperoleh hasil penelitian, tindakan yang telah dilaksanakan baik oleh guru maupun siswa harus melalui tahap pengamatan. Pada tahap ini peneliti
melakukan beberapa kegiatan seperti pengumpulan data. Tahap ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan tindakan dan pada akhir tindakan. Data yang
diambil selama pelaksanaan tindakan misalnya observasi perilaku siswa. Pada akhir pelaksanaan tindakan dapat dilakukan observasi melalui tes ataupun
wawancara.
3.3.4 Refleksi reflection
Berdasar pada hasil pengamatan yang telah diolah, maka perlu dilaksanakan refleksi berdasarkan seluruh hasil pengamatan yang diperoleh. Menurut Zuber-
Skerrit dalam Muhadi 2011:70, refleksi terdiri dari refleksi krisis dan refleksi diri. Refleksi kritis adalah pemahaman secara mendalam atas temuan siklus
tersebut dan refleksi diri adalah mengaji kelebihan dan kekurangan yang terjadi
54 selama siklus berlangsung. Dengan demikian, fase ini berisi kegiatan pemaknaan
hasil analisis, pembahasan, penyimpulan dan identifikasi tindak lanjut. Hasil identifikasi tindak lanjut selanjutnya menjadi dasar dalam menyusun fase
perencanaan planning siklus berikutnya.
3.4 Kolaborasi dalam PTK
Kolaborasi dalam PTK merupakan bentuk kerjasama antara peneliti dan guru kelas dalam pelaksanaan penelitian. Kolaborasi dalam PTK dijelaskan oleh
Muhadi 2011: 71 merupakan suatu aspek penyelenggaraan PTK yang patut mendapat penekanan. Kolaborasi dapat diartikan sebagai bentuk kegiatan bersama
dalam suatu hubungan yang seimbang, harmonis dan saling menghargai. Dalam perkembangan awal, PTK dilakukan di sekolah dengan inisiatif yang datang dari
peneliti dari luar sekolah, seperti dari perguruan tinggi maupun lembaga-lembaga penelitian yang mengajak guru-guru melakukan PTK.
Masalah yang selanjutnya muncul adalah besarnya peran peneliti dalam penelitian. Oleh karena itu, perlu diingatkan pentingnya kolaborasi dalam segala
aspek PTK. Ketika PTK diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1997 , kolaborasi diharapkan terjadi antara peneliti dengan guru. Bantuan penelitian diberikan
kepada peneliti dengan syarat guru sebagai mitra penelitian. Dengan semakin akrabnya guru dengan PTK diharapkan guru sendiri ataupun bersama koleganya
dapat melakukan PTK. Ditjen Dikmenum pernah melakukan itu dengan memberikan dana bantuan penelitian langsung kepada guru.
55 Berdasarkan pemaparan diatas dapat diketahui bahwa PTK kolaboratif
terjadi dengan adanya kerjasama antara peneliti dengan guru kelas. Kerjasama tersebut terjadi supaya pelaksanaan PTK dapat memberikan manfaat yang serasi
bagi seluruh pihak yang terkait. Kenis dan MC Taggart dalam Muhadi 2011: 71 menyebutkan lima prinsip
kolaboratif dalam PTK, yaitu 1 penghargaan terhadap waktu; 2 pembuatan keputusan bersama; 3 partisipasi yang terbuka dan seimbang dalam diskusi; 4
menetapkan persetujuan yang bersifat mengikat; dan 5 pembagian tugas yang adil.
Penelitian Tindakan Kelas yang peneliti recanakan telah dirancang sesuai dengan ketentuan dan prinsip kolaboratif PTK yang telah dijelaskan diatas.
Peneliti akan bertindak sebagai observer dan guru kelas sebagai pelaksana. Kerjasama antara peneliti dan guru akan dilaksanakan selama proses penelitian
berlangsung dan proses pengelolaan data sehingga menimbulkan dampak positif bagi peningkatan profesionalisme peneliti dan guru.
56
3.5 Siklus Penelitian