14 Menurut Slameto 2010: 2 belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya. Harold Spears dalam Suprijono 2010: 2 mendefinisikan bahwa belajar merupakan mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu,
mendengar dan mengikuti arah tertentu. Slavin dalam Rifa’i dan Anni 2009: 82 menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan yang terjadi pada diri individu
yang disebabkan oleh suatu pengalaman. Sedangkan menurut Morgan et. al. dalam Rifa’i dan Anni 2009: 82 belajar merupakan perubahan relatif permanen
yang terjadi karena dari praktek atau pengalaman. Setelah memahami pengertian belajar menurut beberapa ahli tersebut maka dapat dipahami bahwa pengalaman
merupakan unsur yang penting dalam belajar. Pengalaman menjadi sebab utama terbentuknya perubahan perilaku yang
bersifat permanen pada diri seseorang. Untuk mengetahui lebih mendalam mengenai unsur belajar, Rifa’i dan Anni 2009: 82-3 menyatakan bahwa konsep
belajar memiliki tiga unsur utama:
2.1.1.1 Belajar berkaitan dengan perubahan perilaku
Perilaku berkaitan dengan tindakan yang dilakukan oleh seseorang. Contoh perilaku yang tampak adalah berbicara, menulis, membaca dan sebagainya. Untuk
mengetahui bahwa orang tersebut telah melaksanakan belajar atau belum dapat diamati melalui perubahan perilaku yang dialami oleh orang tersebut. Seseorang
yang telah belajar akan mengalami perbedaan perilaku dibandingkan sebelum dia belajar.
15
2.1.1.2 Perubahan perilaku tersebut didahului oleh proses pengalaman
Sebelum tejadi perubahan perilaku diperlukan sebuah sebab mengapa perubahan perilaku tersebut dapat terjadi. Sebab tersebut adalah pengalaman yang
dilalui oleh orang tersebut. Pengalaman yang menghasilkan perubahan perilaku meliputi pengalaman fisik, psikis dan sosial.
2.1.1.3 Perubahan perilaku karena belajar bersifat permanen
Perubahan perilaku dikatakan sebuah hasil belajar apabila perubahan perilaku tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan nyata seseorang. Salah satu
contohnya adalah cara seseorang dalam berpakaian yang berakar dari pengalaman masa lalu atau dari belajar di masa lampau, kemudian cara berpakaian tersebut
diterapkannya dalam kegiatan sehari-hari. Hal tersebut menandakan bahwa perubahan perilaku dari hasil belajar bersifat permanen.
Belajar merupakan proses perubahan perilaku yang dialami seseorang karena adanya pengalaman yang diperoleh, melalui pengalaman tersebut yang
diperoleh baik secara langsung maupun berasal dari pengalaman orang lain yang dia ketahui dengan benar. Pengalaman akan menimbulkan perubahan perilaku
yang bersifat permanen dan dirasakan secara sadar oleh individu tersebut. Perubahan perilaku tersebut nantinya diterapkan siswa dalam kehidupan sehari-
hari. Perubahan perilaku yang terjadi dalam proses belajar disebabkan oleh pengalaman fisik, psikis, dan sosial. Perubahan individu bukan disebut belajar
apabila disebabkan oleh obat-obatan, adaptasi, penginderaan, kekuatan mekanik, pertumbuhan, dan kematangan fisik, karena hal-hal tersebut bukan merupakan
pengalaman. Contoh dari perubahan individu yang bukan berasal dari pengalaman
16 adalah penggunaan multivitamin, isu, perubahan tinggi badan, dan pertambahan
berat badan. Contoh dari perubahan perilaku yang diperoleh karena suatu pengalaman
dalam proses belajar adalah cara makan seseorang. Cara makan seseorang merupakan hasil dari proses belajar yang dia peroleh berdasarkan pengalaman
masa lalu yang diperoleh secara langsung. Individu tersebut melihat saat ibu menyuapi makanan padanya. Berawal dari pengalaman tersebut si individu akan
mulai belajar untuk meniru dan melaksanakan cara makan tersebut secara permanen dalam kehidupannya. Oleh sebab itu untuk membentuk perubahan
perilaku dengan baik perlu adanya proses yang disebut dengan mengajar seperti yang dilakukan si ibu. Gambaran mengajar yang dilaksanakan oleh si ibu
merupakan proses penyampaian yang dapat menimbulkan perubahan perilaku melalui cara tertentu. Untuk mengetahui lebih mendalam mengenai mengajar
dalam pendidikan ada beberapa pengertian mengajar menurut beberapa sumber dalam Slameto 2010: 29 antara lain adalah:
1 Definisi lama menyatakan bahwa mengajar merupakan penyerahan
kebudayaan berupa pengalaman-pengalaman dan kecakapan kepada anak didik kita atau usaha mewariskan kebudayaan masyarakat pada generasi
berikut sebagai generasi penerus. 2
Menurut DeQueliy dan Gazali mengajar adalah menanamkan pengetahuan pada seseorang dengan cara paling singkat dan tepat.
3 Definisi mengajar di negara-negara modern adalah bimbingan kepada
siswa dalam proses belajar.
17 Berdasarkan beberapa pengertian mengajar tersebut dapat disimpulkan
bahwa mengajar adalah cara yang dirancang oleh guru atau pendidik dengan sebaik mungkin supaya proses belajar dapat menghasilkan perubahan perilaku
siswa sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Seperti contoh dalam cerita sebelumnya, si ibu dapat menggunakan cara modeling dan praktek secara
langsung kepada anak supaya anak tersebut dapat mengetahui, memahami, dan menerapkan cara makan dengan baik dalam kehidupanya. Modeling atau praktek
dalam cerita tersebut yang disebut dengan rancangan cara, sedangkan tujuan yang ingin dicapai yaitu supaya anak tersebut dapat mengetahui, memahami dan
menerapkan cara makan yang baik dalam kehidupanya. Seluruh proses belajar dan mengajar akan dikemas lebih kompleks dalam satu alur yang disebut dengan
pembelajaran. Pada pembelajaran mengandung seluruh unsur belajar dan mengajar yang dirancang lebih kompleks dan ditunjang oleh unsur-unsur lain
yang lebih lengkap. Pembelajaran menurut Suprijono 2010: 13 berdasarkan makna lesikal
adalah berarti proses, cara, perbuatan mempelajari. Perbedaan mendasar pada istilah ini dengan pengajaran adalah pada tindak ajar. Pada pengajaran guru
mengajar sedangkan murid belajar, sementara pada pembelajaran guru mengajar diartikan sebagai upaya guru menggorganisir lingkungan terjadinya pembelajaran.
Guru mengajar dalam prespektif pembelajaran adalah guru menyediakan fasilitas belajar bagi siswa untuk mempelajarinya. Pembelajaran berpusat pada siswa.
Berdasarkan hal tersebut maka dapat dipahami bahwa pembelajaran mencakup seluruh aspek atau komponen belajar seperti tujuan, model, metode,
18 media, dan sebaginya. Proses pembelajaran tidak berpusat pada guru saja, siswa
harus turut aktif dalam pembelajaran sehingga terjalin suasana belajar yang interaktif antara guru dan siswa.
2.1.2 Performansi Guru