73 yang digunakan. Kemudian pada pertemuan dua terjadi peningkatan aktivitas
belajar karena siswa sudah mulai mengenal dan menyatu dengan metode pembelajaran yang digunakan. Namun masih ada beberapa siswa yang pasif
dalam mengikuti pembelajaran. Setelah diteliti ternyata ada siswa memang pendiam dan ada siswa yang berulang kali tinggal kelas karena memiliki
kemampuan rendah. Penggunaan metode course review horay pada pembelajaran IPA memberikan suasana yang baru bagi para siswa sehingga aktivitas belajar
siswapun meningkat. Indikator pencapaian yang masih sulit dicapai pada siklus I yaitu menumbuhkan kemauan bertanya kepada siswa-siswi.
4.1.2.3 Paparan Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar siswa diperoleh dari hasil tes formatif yang dikerjakan siswa pada pertemuan 1 Senin, 8 April 2013 dan pertemuan 2 Rabu, 10 April 2013.
Soal-soal dalam tes formatif yang dikerjakan telah meliputi indikator pencapaian yang telah ditentukan dalam silabus. Berikut ini merupakan data hasil tes formatif
yang disajikan dalam bentuk tabel: Tabel 4.3 Data Nilai Hasil Tes Formatif Siklus 1
No Interval Frekuensi Jumlah Rata-rata
Keteranngan Pert.
1 Pert.
2 Pert.
1 Pert.
2 Pert.
1 Pert.
2 Tuntas Tidak
Tuntas 1 93-100
0 5 0 479
95,5 √
− 2 87-92,9
5 1 450
88 90
88 √
− 3 81-86,9
3 3 255
255 85
85 √
− 4 75-80,9
9 6 710
467 78,9
77,8 √
− 5 69-74,9
3 2 210
73 70
73 √
− 6 63-68,9
3 5 195
334 65
66,8 √
− 7
63 6 8
250 308
41,7 38,5
− √
Jumlah 29 29
2070 2004
74 Tabel 4.4 Data Ketuntasan Belajar Klasikal Siklus I
No Siklus I
Formatif 1 Formatif 2
1 Jumlah nilai
2070 2009
2 Rata-rata nilai
71,4 69,2
3 Tuntas belajar klasikal
79 72
4 Rata-rata ketuntasan belajar klasikal siklus 1
75,5 Keterangan:
Rincian lebih lanjut terdapat pada lampiran 26. Ketuntasan belajar siswa kelas IV SD Negeri Sindangbarang 02 termasuk
dalam kategori berhasil. Rata-rata kelas pada pertemuan 1 dan 2 telah melebihi batas KKM yaitu 63. Nilainyapun bervariasi, nilai terendah 10 dan nilai tertinggi
100. Terjadi penurunan ketuntasan belajar klasikal dari pertemuan satu ke pertemuan 2 sebanyak 7. Penurunan tersebut terlihat pada tabel 4.4 bahwa siswa
yang tidak tuntas pada pertemuan 1 yaitu 6 orang dengan rata-rata 41,7, meningkat menjadi 8 orang pada pertemuan 2 dengan rata-rata 38,5. Hal ini
terjadi karena guru mitra lupa untuk menyampaikan beberapa pokok materi pembelajaran, sehingga nilai beberapa siswa menurun. Selain itu guru mitra
berpendapat bahwa kualitas soal pada pertemuan ke dua memang lebih sulit dari pertemuan pertama, sehingga membutuhkan pemahaman yang lebih baik bagi
para siswa. Akan tetapi, pada pertemuan 2 siswa dengan nilai lebih dari sama dengan 93 ada 5 orang, padahal pada pertemuan 1 tidak ada siswa yang mendapat
nilai tersebut.
75
Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Belajar Klasikal Siklus I
4.1.2.4 Refleksi