2.1.6 Karakteristik Siswa SD
Perkembangan kognitif menurut Piaget meliputi empat tahap. Pertama, sensorimotor 0-2 tahun yang mempunyai ciri
perkembangan berdasarkan tindakan langkah demi langkah. Kedua, praoperasi 2-7 tahun dengan ciri perkembangan menggunakan
simbol atau bahasa, tanda, dan konsep intuitif. Ketiga, operasi konkret 8-12 tahun dengan ciri perkembangan memakai aturan
jelas atau logis, dan reversibel serta kekekalan. Keempat, operasi formal 11 tahun ke atas dengan ciri perkembangan hipotesis,
abstrak, deduktif dan induktif, serta logis dan probabilitas Suprijono 2010: 22-3.
Berdasarkan perkembangan kognitif menurut Piaget di atas, siswa SD kelas V berada dalam tahap operasi konkret. Pada tahap ini siswa belum mampu
memahami materi yang abstrak. Siswa baru mampu memahami materi yang disajikan secara nyata atau konkret. Oleh karena itu, guru harus mampu
merancang pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik tersebut. Sementara, Kurniawan 2011 menambahkan ada beberapa karakteristik
siswa SD yang perlu diketahui oleh guru. Pemahaman guru terhadap karakteristik siswa tersebut sangat membantu dalam pelaksanaan proses pembelajaran, guna
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Karakteristik tersebut di antaranya yaitu sebagai berikut:
1 Senang Bermain
Salah satu karakteristik anak usia SD adalah senang bermain. Karakteristik ini menuntut guru SD untuk melaksanakan kegiatan
pendidikan yang memungkinkan adanya unsur permainan di dalamnya. Guru hendaknya mengembangkan model pembelajaran yang serius tapi
santai. Sehingga siswa merasa senang dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
2 Senang Bergerak
Karakteristik yang kedua yaitu senang bergerak. Anak usia SD berbeda dengan orang dewasa. Pada umumnya, orang dewasa dapat duduk selama
berjam-jam, sedangkan siswa SD dapat duduk dengan tenang paling lama sekitar 30 menit. Oleh karena itu, guru hendaknya merancang model
pembelajaran yang memungkinkan anak dapat berpindah atau bergerak. 3
Senang Bekerja dalam Kelompok Karakteristik lain yang dimiliki anak usia SD adalah senang bekerja
dalam kelompok. Dari pergaulannya dengan kelompok sebaya, anak belajar aspek-aspek yang penting dalam proses sosialisasi, seperti: belajar
memenuhi aturan-aturan kelompok, belajar setia kawan, belajar tidak tergantung pada diterimanya di lingkungan, belajar bertanggung jawab,
dan belajar bersaing dengan orang lain secara sehat sportif. Hal ini membawa implikasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran
yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok, serta belajar keadilan dan demokrasi. Guru dapat meminta siswa untuk
membentuk kelompok kecil dengan anggota 3-4 orang untuk mempelajari atau menyelesaikan suatu tugas secara kelompok.
4 Senang Merasakan atau Melakukanmemperagakan Sesuatu secara
Langsung Ditunjau dari teori perkembangan kognitif, siswa SD memasuki tahap
operasional konkret. Dari apa yang dipelajari di sekolah, ia belajar menghubungkan konsep-konsep baru dengan konsep-konsep lama.
Berdasar pengalaman ini, siswa membentuk konsep-konsep tentang
angka, ruang, waktu, fungsi-fungsi badan, moral, dan sebagainya. Bagi siswa SD, penjelasan guru tentang materi pelajaran akan lebih dipahami
jika siswa melaksanakan sendiri, sama halnya dengan memberi contoh bagi orang dewasa. Oleh karena itu guru hendaknya merancang model
pembelajaran yang memungkinkan siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran.
Dengan demikian, pemahaman guru terhadap karakteristik siswa SD dapat dijadikan titik awal atau pedoman dalam merancang pembelajaran di SD, agar
tepat dalam memberikan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan siswa itu sendiri.
2.1.7 Pembelajaran IPS