Pungkas Astiti yaitu mulai dari penerapan model pembelajaran sampai pada materi pelajaran yang diajarkan, dan yang membedakan yaitu jenis penelitian
yang digunakan. Pungkas Astiti menggunakan jenis penelitian eksperimen, sedangkan peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas.
2.3 Kerangka Berpikir
Model pembelajaran yang selama ini digunakan dalam pembelajaran IPS pada umumnya model pembelajaran konvensional dengan metode ceramah yang
cenderung monoton dan kurang melibatkan keaktifan siswa. Penerapan metode tersebut sebenarnya tidak sesuai dengan karakteristik mata pelajaran IPS yang
pada umumnya memiliki materi dengan jenis narasi dan berstruktur. Jenis materi IPS tersebut seharusnya disajikan dengan metode pembelajaran yang tepat dan
menarik, tidak dengan metode ceramah. Dalam penerapan metode ceramah pada pembelajaran IPS materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan suasana
pembelajaran yang tercipta selalu membosankan dan menjenuhkan, karena aktivitas yang dilakukan siswa hanya duduk, diam, mendengarkan, dan mencatat
apa yang disampaikan oleh guru. Hal tersebut tidak sesuai dengan karakteristik siswa SD yang pada umumya senang bermain dan bergerak atau dengan kata lain
aktif dalam belajarnya. Pembelajaran yang membosankan tersebut menjadikan siswa kurang mampu mengembangkan potensinya, sehingga minat siswa dalam
belajar IPS menjadi rendah yang menyebabkan hasil belajarnya pun ikut rendah. Berawal dari kenyataan tersebut, maka perlu adanya suatu perubahan pada
penerapan model dalam pelaksanaan pembelajaran IPS. Hal tersebut dimaksudkan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPS, baik yang
menyangkut aktivitas belajar siswa maupun hasil belajar yang dicapai siswa.
Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan sebagai upaya peningkatan kualitas pembelajaran IPS tersebut yaitu model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw pada materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan.
Melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, siswa dapat ikut terlibat aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Keaktifan siswa akan
tampak dengan berdiskusi dalam kelompok ahli dan kelompok asal yang memungkinkan siswa melakukan penemuan akan konsep, memungkinkan siswa
untuk berbagi pengetahuan, untuk bekerjasama, dan yang tidak kalah penting siswa mulai berlatih untuk dapat berbicara dan berpendapat di depan teman
sekelompoknya. Di samping itu, dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
, siswa juga dilatih untuk dapat saling menghargai perbedaan dengan adanya kelompok asal dan kelompok ahli yang terdiri dari siswa yang heterogen,
mulai dari perbedaan jenis kelamin, kemampuan akademik, ras, dan status sosial. Selain itu, dengan adanya pemberian penghargaan kepada kelompok yang
mendapat skor maksimal, dapat memotivasi siswa dalam belajar, mereka akan bersaing untuk bisa mendapatkan predikat kelompok baik, kelompok hebat, dan
kelompok super, sehingga pencapaian hasil belajar siswa akan meningkat. Jadi, dapat diduga bahwa dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw pada materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan akan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS siswa kelas V serta
performansi guru SD Negeri 04 Bulu Pemalang. Seperti yang tergambar dalam gambar 2.1. berikut.
Gambar 2.1. Kerangka Berpikir
2.4 Hipotesis Tindakan