menilai pelaksanaan pembelajaran, dan APKG 3 untuk menilai kompetenssi kepribadian dan sosial guru.
3.2.2.4 Refleksi
Refleksi merupakan langkah untuk menganalisis semua kegiatan yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan siklus II. Analisis tersebut digunakan untuk
mengetahui hasil belajar siswa serta kelebihan dan kekurangan aspek-aspek yang diamati pada pelaksanaan tindakan siklus II.
Berdasarkan hasil analisis maupun refleksi pada siklus I dan II terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa, serta performansi guru, maka peneliti akan
meyimpulkan apakah hipotesis tindakan tercapai atau tidak. Jika hasilnya ditandai dengan adanya peningkatan sesuai atau melampaui indikator keberhasilan yang
ditetapkan pada aktivitas dan hasil belajar siswa, serta performansi guru maka penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dikatakan berhasil. Namun,
jika tidak mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan, baik pada aktivitas dan hasil belajar siswa maupun pada performansi guru maka penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dikatakan tidak berhasil.
3.3 Subjek Penelitian
Subjek yang diteliti yaitu siswa kelas V SD Negeri 04 Bulu Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang tahun ajaran 20112012 yang berjumlah 36 orang
yang terdiri dari 23 laki-laki dan 13 perempuan. Data siswa selengkapnya ada pada lampiran 2.
3.4 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 04 Bulu Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang. Penelitian dilaksanakan selama 6
bulan, yaitu pada bulan Februari sampai Juli 2012.
3.5 Data dan Teknik Pengumpulan Data
Dalam bagian ini akan dibahas mengenai sumber data, jenis data, teknik pengumpulan data, dan alat pengumpul data yang diperlukan dalam pelaksanaan
penelitian tindakan kelas ini. Pembahasan selengkapnya yaitu seperti berikut:
3.5.1 Sumber Data
Data yang akan digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini diperoleh dari beberapa sumber, seperti siswa, guru, dan dokumen-dokumen terdahulu
tentang objek penelitian. Berikut merupakan paparan selengkapnya tentang sumber data.
1 Siswa
Dari siswa kalas V akan diambil data berupa data hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa selama mengikuti proses belajar
mengajar dan nilai hasil tes formatif pada akhir setiap siklus. 2
Guru Peneliti Dari guru akan diambil data berupa data hasil pengamatan terhadap
perfomansi guru selama proses penelitian, yaitu pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Data tersebut
diperoleh dari pengamatan yang dilakukan oleh guru mitra selama penelitian berlangsung.
3 Dokumen
Data yang berisi dokumen yang dipakai dalam penelitian ini yaitu data dan daftar nilai siswa kelas V tahun ajaran 20102011, data siswa kelas V
tahun ajaran 20112012, serta RPP, foto dan video yang berkaitan dengan penelitian.
3.5.2 Jenis Data
Jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua jenis, yaitu data kantitatif dan data kualitatif. Berikut merupakan paparan dari
kedua jenis data tersebut. 1
Kuantitatif Data kuantitatif dalam penelitian ini, data kuantitatifnya berupa nilai tes
formatif yang dilakukan pada akhir setiap siklus. 2
Kualitatif Data kualitatif yang akan dikumpulkan berupa data hasil pengamatan
terhadap aktivitas belajar siswa selama mengikuti proses pembelajaran dengan model kooperatif tipe jigsaw, dan performansi guru dalam
pembelajaran dengan model kooperatif tipe jigsaw.
3.5.3 Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam penelitian tindakan kelas ini, dikumpulkan melalui dua teknik, yaitu teknik tes dan non tes. Berikut merupakan paparan
selengkapnya tentang kedua teknik tersebut.
3.5.3.1 Tes
Teknik tes ini digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar siswa. Dalam hal ini peneliti melakukan sebanyak dua kali yaitu tes formatif I pada akhir
siklus I dan tes formatif II pada akhir siklus II. Tes formatif dalam setiap siklusnya menggunakan soal yang dibuat oleh peneliti dengan panduan kisi-kisi
tes formatif.
3.5.3.2 Non Tes
Selain teknik tes, dalam pengumpulan data juga dilakukan melalui teknik non tes, yaitu melalui observasi dan dokumentasi. Berikut merupakan penjelasan
kedua teknik tersebut. 1
Observasi Teknik observasi digunakan untuk memperoleh data aktivitas
belajar siswa dan penampilan guru selama proses pembelajaran. Dalam hal ini yang diamati dari siswa yaitu aktivitas siswa selama mengikuti
pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
yang dilakukan oleh peneliti dan guru mitra sesuai instrumen yang sudah disediakan.
Observasi terhadap guru dilakukan untuk mengetahui penampilan guru selama melakukan proses pembelajaran dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Dalam hal ini yang melakukan observasi hanya guru mitra dengan menggunakan alat penilaian
kemampuan guru APKG yang terdiri dari APKG 1 untuk menilai RPP, APKG 2 untuk menilai pelaksanaan pembelajaran, dan APKG 3 untuk
menilai kompetensi kepribadian dan sosial guru. 2
Dokumen Dokumen yang digunakan yaitu data yang berisi dokumen yang dipakai
dalam penelitian ini yaitu data dan daftar nilai siswa kelas V tahun ajaran
20102011, data siswa kelas V tahun ajaran 20112012, serta RPP, foto dan video yang berkaitan dengan penelitian.
3.5.4 Alat Pengumpul Data
Data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini diperoleh dengan beberapa alat, seperti soal tes formatif dan lembar observasi untuk guru dan siswa.
Penjelasan tentang kedua alat pengumpul data tersebut, yaitu sebagai berikut: 1
Soal Tes Formatif Soal-soal dalam tes formatif digunakan untuk memperoleh data hasil
belajar siswa yang dilakukan pada setiap akhir siklus. Soal tes tersebut dibuat oleh peneliti dengan panduan kisi-kisi tes formatif. Kisi-kisi dan
soal tes selengkapnya ada pada lampiran 22 dan 24 untuk tes formatif I dan lampiran 48 dan 50 untuk tes formatif II.
2 Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk memperoleh data yang berupa aktivitas belajar siswa dan performansi guru. Untuk mendapatkan
informasi yang akurat, lembar observasi harus dilengkapi dengan deskriptor yang jelas. Lembar observasi untuk siswa dan guru beserta
deskriptornya ada pada lampiran 4, 5 dan 6.
3.6 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan jenis data yang diperoleh. Secara lebih rinci, teknik data yang digunakan
yaitu sebagai berikut.
3.6.1 Data Aktivitas Belajar Siswa
Untuk mengetahui seberapa besar keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran IPS, maka analisis ini dilakukan berdasarkan data hasil pengamatan
terhadap aktivitas belajar siswa. Adapun penghitungan persentase aktivitas belajar siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran sebagai berikut: Persentase Aktivitas Siswa =
x 100 Berdasarkan persentase aktivitas tersebut akan didapatkan kriteria sebagai berikut:
Tabel. 3.1. Kualifikasi Persentase Keaktifan Siswa
Persentase Kriteria
75 - 100 Sangat Tinggi
50 - 74,99 Tinggi
25 - 49,99 Sedang
0 - 24,99 Rendah
Yonny dkk 2012: 175-6
3.6.2 Data Hasil Belajar Siswa
Rumus-rumus yang digunakan untuk mengolah data hasil belajar, yaitu: 1
Untuk menentukan nilai akhir hasil belajar yang diperoleh masing- masing siswa, digunakan rumus:
NA = x 100
Keterangan: NA = Nilai Akhir
Sp = Skor perolehan
Sm = Skor maksimal BSNP 2007: 25
2 Untuk menentukan rata-rata nilai, yaitu:
x
=
∑
Keterangan: x
= Rata-rata Nilai ∑ = Jumlah Nilai Akhir
n = Jumlah Siswa
Poerwanti dkk 2008: 6-25 3
Untuk menentukan persentase tuntas belajar klasikal, yaitu: p
∑ ∑
x 100 Keterangan:
∑ siswa yang tuntas belajar = Banyak siswa yang memperoleh nilai ≤ 64 ∑ siswa
= Jumlah siswa p
= Persentase Tuntas Belajar Klasikal
Aqib dkk 2010: 41 3.6.3
Data Performansi Guru
Untuk mengetahui skor perolehan dari hasil observasi performansi guru yaitu sebagai berikut:
Nilai Akhir NA = Keterangan:
N 1 = Nilai APKG 1
N 2 = Nilai APKG 2
N 3 = Nilai APKG 3
Dengan konversi skor seperti yang ditunjukkan pada tabel 3.2. dan 3.3. berikut: Tabel 3.2. Konversi Skor APKG 1
SKOR NILAI SKOR NILAI
SKOR NILAI SKOR NILAI
1 3
9 28,125
17 53,125
25 78,125
2 6,26
10 31,25
18 56,25
26 81,75
3 9,375
11 34,375
19 59,375
27 84,375
4 12,5
12 37,5
20 62,5
28 87,5
5 15,625
13 40,625
21 65,625
29 90,625
6 18,75
14 43,75
22 86,75
30 93,75
7 21, 875
15 46,875
23 71,875
31 96,875
8 25
16 50
24 75
32 100
Tabel 3.3. Konversi Skor APKG 2 dan APKG 3 SKOR NILAI
SKOR NILAI SKOR NILAI
SKOR NILAI 1 2,5
11 27,5 21 52,5
31 77,5 2 5
12 30 22 55
32 80 3 7,5
13 32,5 23 57,5
33 82,5 4 10
14 35 24 60
34 85 5 12,5
15 37,5 25 62,5
35 87,5 6 15
16 40 26 65
36 90 7 17,5
17 42,5 27 67,5
37 92,5 8 20
18 45 28 70
38 95 9 22,5
19 47,5 29 72,5
39 97,5 10 25
20 50 30 75
40 100
3.7 Indikator Keberhasilan
Untuk dapat mengetahui meningkatnya aktivitas dan hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, perlu dibuat
indikator keberhasilan, baik yang menyangkut tentang aktivitas, hasil belajar, maupun performansi guru. Berikut merupakan paparan indikator keberhasilan
yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini.
3.7.1 Aktivitas Belajar Siswa
Indikator keberhasilan dari aktivitas belajar siswa antara lain: 1
Kehadiran siswa minimal 90.
2 Keterlibatan siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih dari 75 atau dengan kriteria sangat tinggi, yang meliputi: kerjasama siswa dalam
belajar dalam kelompok ahli ataupun kelompok asal; keberanian siswa dalam mengemukakan pendapattanggapan; ketekunan siswa dalam
melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawab individu; dan keberanian siswa dalam mempresentasikan hasil kerjanya dalam
kelompok asal.
3.7.2 Hasil Belajar Siswa
Indikator keberhasilan dari hasil belajar siswa antara lain:
1 Rata-rata nilai sekurang-kurangnya 64.
2 Persentase tuntas belajar klasikal sekurang-kurangnya 75 minimal
75 siswa memperoleh nilai ≥ 64.
3.7.3 Performansi Guru
Indikator keberhasilan dari performansi guru dalam pembelajaran yaitu nilai akhir minimal 71, dengan rincian sebagai berikut:
1 APKG 1 N1 skor ≥ 23 atau dengan nilai 71,875.
2 APKG 2 N2 skor ≥ 29 atau dengan nilai 72,5.
3 APKG 3 N3 skor ≥ 29 atau dengan nilai 72,5.
55
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang diperoleh peneliti dalam penelitian tindakan kelas di SD Negeri 04 Bulu Pemalang pada siklus I dan II meliputi hasil tes dan non tes.
Hasil tes yang diperoleh berupa nilai tes formatif, yaitu tes formatif I untuk siklus I dan tes formatif II untuk siklus II. Sementara hasil non tes yang diperoleh berupa
data hasil observasi, yaitu observasi terhadap aktivitas belajar siswa dan performansi guru. Hasil penelitian selengkapnya akan dipaparkan secara rinci
sebagai berikut:
4.1.1 Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Data yang diperoleh selama pelaksanaan tindakan siklus I terdiri dari dua macam, yaitu data hasil belajar dan data hasil observasi selama proses
pembelajaran. Data hasil belajar merupakan daftar nilai yang diperoleh dari pelaksanaan tes formatif I, sedangkan data hasil observasi merupakan daftar nilai
yang diperoleh dari pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa dan performansi guru. Berikut akan dibahas paparan dari kedua data tersebut.
4.1.1.1 Paparan Data Hasil Belajar
Hasil belajar siswa dari pelaksanaan tindakan siklus I diperoleh melalui tes formatif I yang dilaksanakan pada akhir pertemuan siklus I, yaitu pada tanggal 1
Mei 2012. Berikut merupakan tabel nilai hasil tes formatif siswa pada siklus I dan daftar nilai selengkapnya ada pada lampiran 29.
Tabel 4.1. Data Hasil Tes Formatif I
Nilai Jumlah
Siswa Jumlah
Nilai Persentase
Ketuntasan Tuntas Belum
Tuntas
100 1 100
2,94 1 -
95 2 190
5,88 2
- 90 1
90 2,94
1 -
85 3 255
8,82 3
- 80 6
480 17,65
6 -
75 5 375
14,71 5
- 70 4
280 11,76
4 -
60 2 120
5,88 -
2 55 6
330 17,65
- 6
50 3 150
8,82 -
3 40 1
40 2,94
- 1
Jumlah 34 2410 100 22 12
Rata-rata 70,88 Persentase
64,71 35,29 Rata-rata Nilai x =
∑
= =
70,88 p =
∑ ∑
x 100 =
x 100 = 64,71
Tabel 4.1., menunjukkan bahwa pada siklus I, hasil tes formatif siswa telah mencapai rata-rata nilai sebesar 70,88. Hal ini berarti bahwa pembelajaran pada
siklus I telah memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan, yaitu rata- rata nilai sekurang-kurangnya 64. Namun, jika dilihat besarnya persentase
ketuntasan klasikal, pembelajaran pada siklus I masih jauh di bawah indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Jumlah siswa yang sudah tuntas atau
m t
s
y n
p m
p m
d p
p p
d memperoleh
tuntas, karen selama siklu
Dari yang dipero
nilai ≥ 64
persentase t memperoleh
Hasil pelaksanaan
menerapkan diketahui da
pertemuan 2 pertemuan
pelaksanaan diperoleh de
h nilai ≥ 64 h
na mempero us I dapat dil
Diagram 4. diagram 4.1
oleh baru me ada 22. Se
tuntas klasik h nilai
≥ 64, l tes forma
n siklus I. S n model pem
ari hasil ku 2. Dari hasi
1 setelah n tindakan si
engan memb hanya 22 sis
oleh nilai ≤ 6
lihat pada dia
1. Persentas 1., dapat dike
encapai 64,7 mentara pad
kal sekuran sehingga pem
atif I merup Sementara u
mbelajaran ko uis, yaitu ku
il kuis 1 ak dibandingk
iklus I, seda bandingkan h
Belum Tuntas
35,29
swa. Sement 64. Besarnya
agram beriku
se Tuntas Be etahui bahw
71 dengan da indikator
ng-kurangnya mbelajaran p
pakan gamb untuk setiap
ooperatif tip uis 1 untuk
kan diketahu kan dengan
angkan skor hasil kuis 2 d
tara 12 sisw a persentase
ut.
elajar Klasika wa persentase
n jumlah sis r keberhasil
a 75 atau pada siklus I
baran hasil pertemuan
pe jigsaw, ha k pertemuan
ui skor perk n hasil be
perkemban dengan kuis
Tuntas 64,71
a lainnya m tuntas belaj
al Siklus I e tuntas belaj
swa yang m lan diharusk
u minimal 7 I belum berh
belajar sisw pembelajar
asil belajar s n 1 dan kui
kembangan s elajar siswa
gan pada pe 1. Skor perk
asih belum jar klasikal
jar klasikal memperoleh
kan bahwa 75 siswa
hasil. wa selama
ran dengan siswa dapat
is 2 untuk siswa pada
a sebelum ertemuan 2
kembangan
yang diperoleh setiap siswa dalam kelompoknya akan dirata-rata dan dijadikan dasar dalam pemberian piagam penghargaan. Pada pertemuan 1, piagam
penghargaan diberikan kepada seluruh kelompok yang ada, yaitu dengan rincian 2 kelompok sebagai kelompok baik, 5 kelompok sebagai kelompok hebat, dan 2
kelompok sebagai kelompok super. Sementara pada pertemuan 2, dari 9 kelompok yang ada, hanya 7 kelompok yang mendapakan piagam penghargaan, yaitu 4
kelompok sebagai kelompok baik dan 3 kelompok sebagai kelompok hebat. Daftar kelompok dan peringkatnya secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 26
untuk pertemuan 1 dan 28 untuk pertemuan 2.
4.1.1.2 Deskripsi Data Hasil Observasi Proses Pembelajaran
Selain dengan teknik tes, data yang diperoleh dalam penelitian tindakan kelas ini juga menggunakan teknik non tes, yaitu melalui observasi terhadap
aktivitas belajar siswa dan performansi guru. Observasi terhadap aktivitas belajar siswa dilakukan oleh guru dengan dibantu oleh guru mitra. Sementara observasi
terhadap performansi guru dilakukan sepenuhnya oleh guru mitra. 4.1.1.2.1
Data Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Data hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa selama siklus I
meliputi kehadiran siswa dan keterlibatan siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
Kehadiran siswa selama siklus I dirangkum mulai dari pertemuan 1 sampai 3 selama berlangsungnya pelaksanaan tindakan siklus I. Pada pertemuan 1 besarnya
persentase kehadiran siswa mencapai 97,22, pada pertemuan 2 mencapai 91,67 dan pada pertemuan 3 mencapai 94,44, sehingga didapatkan rata-rata
kehadiran siswa selama siklus I sebesar 94,44. Hal ini berarti bahwa kehadiran siswa selama siklus I telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan,
yaitu kehadiran siswa minimal 90. Daftar hadir siswa selengkapnya ada pada lampiran 3.
Data hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa lainnya berkaitan dengan keterlibatan siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Data hasil observasi tersebut diperoleh dari observasi yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu guru kelas
dan guru mitra. Keterlibatan guru mitra dalam kegiatan observasi ini bertujuan untuk memperoleh hasil yang memiliki tingkat akurasi tinggi, karena selama
proses pembelajaran, perhatian guru kelas tidak dapat sepenuhnya terfokus untuk menilai aktivitas belajar siswa. Berikut merupakan tabel data hasil observasi
aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
Tabel 4.2. Rangkuman Persentase Aktivitas Siswa Siklus I
No. Aspek yang Diamati
Persentase Aktivitas Belajar Siswa
Kriteria Pertemuan Ketercapaian
Siklus I 1 2
1. Kerjasama siswa dalam belajar dalam kelompok ahli ataupun kelompok asal.
65,71 65,91 65,81 Tinggi
2. Keberanian siswa dalam mengemukakan pendapattanggapan.
63,57 81,06 73,32 Tinggi
3. Ketekunan siswa dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawab
individu. 63,57 77,27
70,42 Tinggi 4. Keberanian siswa dalam
mempresentasikan hasil kerjanya dalam kelompok asal.
56,43 62,88 59,66 Tinggi
Rata-rata Persentase Aktivitas Belajar Siswa
62,32 71,78 67,05 Tinggi
Berdasarkan tabel 4.2., dapat diketahui bahwa keempat aspek yang diamati di setiap pertemuannya mengalami peningkatan. Dari rata-rata persentase aktivitas
belajar siswa 62,32 pada pertemuan I, meningkat menjadi 71,78 pada pertemuan II, sehingga didapatkan persentase aktivitas belajar siswa selama siklus
I sebesar 67,05. Besarnya persentase tersebut telah menunjukkan kriteria tinggi pada aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Namun, hal itu masih belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan, yaitu 75 atau dengan kriteria sangat
tinggi. Data hasil observasi aktivitas belajar siswa selengkapnya ada pada lampiran 30 untuk siklus I pertemuan 1 dan lampiran 31 untuk siklus I pertemuan
2. 4.1.1.2.2
Data Hasil Observasi Performansi Guru Observasi kedua yang dilakukan selama pelaksanaan tindakan siklus I
yaitu observasi terhadap performansi guru. Berikut merupakan tabel rekap hasil observasi terhadap performansi guru
selama siklus I. Tabel 4.3. Rangkuman Nilai Performansi Guru Siklus I
NO. APKG Nilai Performansi Guru
Rata-rata Nilai
Siklus I Pertemuan 1 Pertemuan 2
Skor Nilai Skor Nilai
1. Lembar Penilaian
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
APKG 1 27 84,375 28 87,5 85,94
2. Lembar Penilaian
Pelaksanaan Pembelajaran APKG 2
25 62,5 27 67,5 65
3. Lembar Penilaian
Kompetensi Kepribadian dan Sosial APKG 3
30 75 30 75 75
Nilai Akhir Performansi Guru 73,75
77 75,38
Berdasarkan tabel 4.3., dapat diketahui bahwa dari dua pertemuan pada siklus I, hasil terendah diperoleh pada APKG 2, yaitu penilaian terhadap
pelaksanaan pembelajaran dengan nilai 62,5 pada pertemuan I dan 67,5 pada pertemuan II. Sementara hasil tertinggi diperoleh pada APKG 1, yaitu penilaian
terhadap rencana pelaksanaan pembelajaran dengan nilai 84,375 pada pertemuan I dan 87,5 pada pertemuan II. Hasil dari APKG 3 atau penilaian terhadap
kompetensi kepribadian dan sosial guru memperoleh nilai tetap, yaitu 75, sehingga diperoleh nilai akhir performansi guru selama siklus I sebesar 75,38.
Nilai tersebut telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan, yaitu nilai akhir minimal 71. Data selengkapnya ada pada lampiran 32 untuk hasil
observasi performansi guru siklus I pertemuan 1 dan lampiran 33 untuk hasil performansi guru siklus I pertemuan 2.
4.1.1.3 Refleksi
Berdasarkan hasil tes dan non tes yang diperoleh, peneliti merasa belum maksimal dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada
siswa kelas V SD Negeri 04 Bulu Pemalang pada materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan. Hal tersebut terjadi kerena adanya beberapa
hambatan dalam pelaksanaan, baik dari pihak siswa maupun dari guru. Dari pihak siswa hambatan yang muncul yaitu kurang antusiasnya siswa
dalam mengikuti proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Hal tersebut karena siswa masih merasa asing dengan
model pembelajaran yang digunakan. Salah satunya ditunjukkan pada saat siswa bekerja dalam kelompok. Siswa belum memahami apa tugasnya dalam kelompok,
yang mereka tahu dalam kelompok itu hanya ada satu siswa yang menjadi wakil kelompok dan biasanya siswa yang pandai, sehingga setiap anggota dalam
kelompok kurang bertanggung jawab dengan tugas individu masing-masing. Selain itu, pada saat mempresentasikan tugasnya dalam kelompok, ada 16
siswa masih belum percaya diri dengan kemampuannya sendiri, mereka masih malu-malu dalam menyampaikan materi yang menjadi tugasnya. Sementara siswa
yang lain juga kurang serius dalam memperhatikan temannya yang sedang presentasi, sehingga mereka kurang memahami materi yang disampaikan. Dengan
demikian, aktivitas dan hasil belajar yang diperoleh kurang maksimal. Adanya ketidaksesuaian keinginan guru dengan perilaku siswa dalam pembelajaran,
mengharuskan guru mencari strategi baru untuk memunculkan kesesuaian di antara keduanya. Hal tersebut menjadikan waktu yang digunakan tidak sesuai
rencana. Banyak waktu yang terbuang sia-sia, sehingga dirasa penerapan model pembelajaran ini kurang maksimal. Berdasarkan hasil refleksi tersebut, perlu
dilakukan perbaikan dalam tindakan siklus II, yang mencakup cara pengelompokkan siswa, pengaturan lokasi untuk masing-masing kelompok, dan
sistem presentasi untuk setiap anggota kelompok asal.
4.1.1.4 Revisi
Berdasarkan hasil refleksi di atas, perlu dilakukan revisi terhadap beberapa hal. Seperti bagaimana cara meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi,
bagaimana cara memotivasi siswa supaya lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran, berani bertanya dan mengemukakan pendapat, serta lebih percaya
diri dalam mempresentasikan tugasnya. Selain itu, guru juga perlu menyiapkan
strategi-strategi tambahan guna menanggulangi masalah yang muncul dalam pembelajaran.
4.1.2 Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Data hasil pelaksanaan tindakan siklus I seperti yang dipaparkan di atas, menunjukkan bahwa hasil pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw masih kurang maksimal. Untuk itu peneliti melaksanakan tindakan lanjutan yang berupa pelaksanaan tindakan siklus II guna
memperbaiki aktivitas dan hasil belajar siswa serta performansi guru pada siklus I. Adapun hasil yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan siklus II yaitu
sebagai berikut:
4.1.2.1 Paparan Data Hasil Belajar
Berikut merupakan tabel hasil tes formatif siswa pada siklus II. Tabel 4.4. Data Hasil Tes Formatif II
Nilai Jumlah Siswa Jumlah Nilai
Persentase Ketuntasan
Tuntas Belum Tuntas
100 3 300 8,82
3 - 95 1 95
2,94 1 -
90 2 180 5,88
2 - 87,5 3 262,5
8,82 3 -
85 3 255 8,82
3 - 82,5 4 330
11,76 4 -
80 1 80 2,94
1 - 77,5 1 77,5
2,94 1 -
75 2 150 5,88
2 - 70 6 420
17,65 6 -
67,5 3 202,5 8,82
3 - 65 1 65
2,94 1 -
57,5 1 57,5 2,94
- 1 55 1 55
2,94 - 1
47,5 1 47,5 2,94
- 1 42,5 1 42,5
2,94 - 1
Jumlah 34 2620 100,00
30 4 Rata-rata
77,06 Persentase
88,24 11,76
R
p
t n
d m
t b
s Rata-rata Ni
p =
x = 88,2
Tabe telah menca
nilai yang d ditetapkan s
melebihi ind tuntas atau m
berikut ini d
Hasil selama pela
ilai x = =
= 77,
x 100 24
el 4.4., men apai seluruh
diperoleh seb ebesar 64. P
dikator keber mendapatkan
dan daftar nil
Diagram 4.2 l tes format
aksanaan sik 1
,06 x
nunjukkan ba h indikator k
besar 77,06, Persentase tu
rhasilan, yai n nilai
≥ 64 lai tes forma
2. Persentase tif II terseb
klus II. Sem 8
11,76 x 100
ahwa hasil keberhasilan
sedangkan d untas belajar
itu 88,24. seperti yang
atif II selengk
e Tuntas Bel but merupak
mentara untu 88,24
tes formatif n yang telah
dalam indik klasikal sela
Artinya 30 g ditunjukka
kapnya ada p
lajar Klasika kan gambara
uk setiap pe f siswa pad
h ditetapkan ator keberha
ama siklus II siswa telah
an dengan di pada lampira
al Siklus II an hasil bel
ertemuan pem Tuntas
Belum Tunt 64
da siklus II n. Rata-rata
asilan yang I juga telah
dinyatakan iagram 4.2.
an 55.
lajar siswa mbelajaran
tas
dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, hasil belajar siswa dapat diketahui dari hasil kuis, yaitu kuis 3 untuk pertemuan 1 dan kuis 4
untuk pertemuan 2. Dari hasil kuis 3 akan diketahui skor perkembangan siswa pada pertemuan 1 setelah dibandingkan dengan hasil kuis 2, sedangkan skor
perkembangan pada pertemuan 2 diperoleh dengan membandingkan hasil kuis 4 dengan kuis 3. Skor perkembangan yang diperoleh setiap siswa dalam
kelompoknya akan dirata-rata dan dijadikan dasar dalam pemberian piagam penghargaan. Pada pertemuan 1, piagam penghargaan diberikan kepada 4
kelompok dari 7 kelompok yang ada, yaitu dengan rincian 1 kelompok sebagai kelompok baik, 2 kelompok sebagai kelompok hebat, dan 1 kelompok sebagai
kelompok super. Sementara pada pertemuan 2, dari 7 kelompok yang ada, hanya 4 kelompok yang mendapakan piagam penghargaan, yaitu 3 kelompok sebagai
kelompok baik dan 2 kelompok sebagai kelompok hebat. Daftar kelompok dan peringkatnya secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 52 untuk pertemuan 1
dan 54 untuk pertemuan 2.
4.1.2.2 Deskripsi Data Hasil Observasi Proses Pembelajaran
Seperti halnya pada siklus I, penelitian pada siklus II juga menggunakan teknik non tes dalam mengumpulkan data. Teknik non tes tersebut dikenakan pada
aktivitas belajar siswa dan performansi guru melalui observasi. 4.1.2.2.1
Data Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Observasi terhadap aktivitas belajar siswa yang dilakukan pada siklus II
juga sama seperti yang dilakukan pada siklus I, yaitu meliputi kehadiran dan keterlibatan siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Kehadiran siswa selama siklus II dirangkum mulai dari pertemuan 1 sampai 3 selama berlangsungnya pelaksanaan
tindakan siklus II. Pada pertemuan 1 besarnya persentase kehadiran siswa mencapai 97,22, pada pertemuan 2 mencapai 94,44 dan pada pertemuan 3
mencapai 94,44, sehingga didapatkan rata-rata kehadiran siswa selama siklus II sebesar 95,37. Hal ini berarti bahwa kehadiran siswa selama siklus II telah
mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan, yaitu kehadiran siswa minimal 90. Daftar hadir siswa selengkapnya ada pada lampiran 3.
Keterlibatan siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, juga termasuk objek
observasi terhadap aktivitas belajar siswa selama pelaksanaan siklus II. Berikut merupakan rangkuman hasil observasi aktivitas belajar siswa selama siklus II.
Tabel 4.5. Rangkuman Persentase Aktivitas Siswa Siklus II
No. Aspek yang diamati
Persentase aktivitas belajar siswa
Kriteria Pertemuan Ketercapaian
Siklus II 1 2
1. Kerjasama siswa dalam belajar dalam kelompok ahli ataupun
kelompok asal. 79,29 85,29
82,29 Sangat
Tinggi 2. Keberanian
siswa dalam
mengemukakan pendapattanggapan.
82,14 86,76 84,45
Sangat Tinggi
3. Ketekunan siswa dalam melaksanakan tugas yang menjadi
tanggung jawab individu. 82,14 86,03
84,09 Sangat
Tinggi 4. Keberanian
siswa dalam
mempresentasikan hasil kerjanya dalam kelompok asal.
77,86 81,62 79,74
Sangat Tinggi
Rata-rata Persentase Aktivitas Belajar Siswa
80,36 84,93 82,65
Sangat Tinggi
Berdasarkan tabel 4.5., dapat diketahui bahwa keempat aspek yang diamati dari seluruh rangkaian aktivitas belajar siswa selama mengikuti pembelajaran
dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, di setiap pertemuannya mengalami peningkatan. Dari rata-rata persentase aktivitas belajar siswa 80,36
pada pertemuan I, meningkat menjadi 84,93 pada pertemuan II, sehingga didapatkan persentase aktivitas belajar siswa selama siklus II sebesar 82,65
atau dengan kriteria sangat tinggi. Persentase tersebut telah melampaui indikator keberhasilan yang ditetapkan, yaitu 75. Data hasil observasi aktivitas belajar
siswa selengkapnya ada pada lampiran 56 untuk siklus II pertemuan 1 dan lampiran 57 untuk siklus II pertemuan 2.
4.1.2.2.2 Data Hasil Observasi Performansi Guru
Observasi yang kedua yaitu observasi terhadap performansi guru. Berikut merupakan rangkuman hasil observasi terhadap performansi guru selama siklus II.
Tabel 4.6. Rangkuman Nilai Performansi Guru Siklus II
NO. APKG Performansi Guru
Rata-rata Nilai
Siklus II Pertemuan 1 Pertemuan 2
Skor Nilai Skor Nilai
1. Lembar Penilaian
Rencana Perencanaan Pembelajaran
APKG 1 28 87,5 29 90,625 89,06
2. Lembar Penilaian Pelaksanaan
Pembelajaran APKG 2 32 80 32 80
80 3.
Lembar Penilaian Kompetensi Kepribadian dan Sosial
APKG 3 32 80 32 80
80
Nilai Akhir Performansi Guru 83
84,25 83,63
Berdasarkan tabel 4.6., dapat diketahui bahwa dari dua pertemuan pada siklus II, hasil tertinggi diperoleh pada APKG 1, yaitu penilaian terhadap rencana
pelaksanaan pembelajaran dengan nilai 87,5 pada pertemuan I dan 90,625 pada
pertemuan II. Sementara hasil dari APKG 2 dan 3 memperoleh nilai yang sama dan tetap, yaitu 80, sehingga didapatkan nilai akhir performansi guru pada siklus
II sebesar 83,63. Nilai tersebut sudah melampaui indikator keberhasilan yang ditetapkan untuk nilai performansi guru yaitu sebesar 71. Data selengkapnya ada
pada lampiran 58 untuk hasil observasi performansi guru siklus I pertemuan 1 dan lampiran 59 untuk hasil performansi siklus I pertemuan 2.
4.1.2.3 Refleksi
Tabel berikut merupakan perbandingan hasil pembelajaran siklus I dan siklus II.
Tabel 4.7. Data Analisis Hasil Penelitian Tindakan Kelas
No. Aspek Analisis
Siklus I Siklus II
1. Hasil Tes Formatif
Rata-rata Nilai 70,88
77,06 Persentase Tuntas
Belajar Klasikal 64,71 88,24
2. Aktivitas Belajar Siswa
67,05 82,65
3. Performansi Guru
75,38 83,63
Berdasarkan tabel 4.7., dapat diketahui bahwa hasil pembelajaran pada siklus II untuk setiap aspek penilaiannya mengalami peningkatan. Persentase
tuntas belajar klasikal, dari 64,71 dengan rata-rata nilai hasil belajar siswa 70,88 pada siklus I, meningkat menjadi 88,24 dengan rata-rata nilai hasil belajar siswa
77,06 pada siklus II. Aktivitas belajar siswa dari 67,05 pada siklus I, meningkat menjadi 82,65 pada siklus II. Sementara performansi guru dari 75,38 pada
siklus I, meningkat menjadi 83,63 pada siklus II. Paparan hasil pembelajaran tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran
IPS pada materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan dengan menerapkan
m k
b p
b d
4
d p
d d
N model pemb
keberhasilan berhasil, kar
pembelajara berhasil. Ha
dasarnya me Berik
4.1.2.4 Rev
Berd diketahui ba
pembelajara dan hasil be
dapat dikura Negeri 04 B
10 20
30 40
50 60
70 80
90
belajaran ko n yang diteta
rena baik gu an kooperatif
al tersebut k empunyai ke
kut merupak
Diag
visi
dasarkan has ahwa pemb
an kooperatif elajar siswa
angi, sehing ulu Pemalan
Rata-rata Nilai
K
ooperatif tip apkan. Pelak
uru maupun f tipe jigsaw
karena siswa emampuan y
kan diagram
gram 4.3. Pe
sil analisis belajaran yan
f tipe jigsaw a serta perfo
gga pelaksan ng tidak perl
Tuntas Belajar
Klasikal Be
pe jigsaw t ksanaan pemb
siswa telah w
, walaupun a yang masi
yang rendah. peningkatan
eningkatan H
data pelaks ng dilaksan
w dapat dikat
ormansi gur naan peneliti
lu dilanjutka
Aktivitas elajar siswa
Pe
elah berhas belajaran pa
terbiasa dala n hasil yang
ih mempero
n hasil peneli
Hasil Peneliti
sanaan tind nakan denga
takan dapat m ru. Hambata
ian tindakan an ke siklus b
erformansi Guru
sil mencapai ada siklus II
am menerap diperoleh t
leh nilai ku
itian tindaka
ian
dakan siklus an menerapk
meningkatka an-hambatan
n kelas di k berikutnya.
Siklus Siklus
i indikator dinyatakan
pkan model idak 100
urang, pada
an kelas.
s II, dapat kan model
an aktivitas n yang ada
kelas V SD I
II
4.2 Pembahasan
Pembahasan hasil penelitian didasarkan pada dua hal, yaitu hasil tes dan non tes yang dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan II. Hasil tes yang
akan dibahas yaitu hasil tes formatif I untuk siklus I dan hasil tes formatif II untuk siklus II. Sementara untuk pembahasan hasil non tes meliputi hasil observasi
terhadap aktivitas belajar siswa dan performansi guru pada silkus I dan II. Pembahasan hasil penelitian dilaksanakan dengan melaporkan pemaknaan temuan
penelitian dan implikasi hasil penelitian sebagai berikut:
4.2.1 Pemaknaan Temuan Penelitian
Penelitian yang telah dilaksanakan memperoleh hasil penelitian yang mencakup data hasil belajar siswa, data hasil observasi terhadap aktivitas belajar
siswa, dan data hasil observasi terhadap performansi guru. Pemaknaan ketiga hasil penelitian tersebut yaitu sebagai berikut:
4.2.1.1 Hasil Belajar
Hasil belajar siswa selama dilaksanakannya penelitian, diperoleh melalui pemberian tes formatif. Pada tes formatif I atau tes formatif yang dilaksanakan
pada siklus I, rata-rata nilai yang diperoleh telah memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan, yaitu sebesar 70,88. Namun, hasil belajar tersebut belum
dapat dikatakan sempurna memenuhi indikator keberhasilan. Hal ini dikarenakan persentase tuntas belajar klasikal yang diperoleh baru mencapai 64,71,
sementara pada indikator keberhasilan diharuskan bahwa persentase tuntas belajar klasikal sekurang-kurangnya 75. Kurang berhasilnya pembelajaran pada siklus
I, disebabkan karena penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw baru
p p
H t
t
P
p s
m I
p p
p b
pertama kali pembelajara
Hal tersebu terhadap p
terabaikan. Pada
Peningkatan
Berd penilaian ha
siklus I, men meningkat 2
II. Kebe
pemahaman perbaikan se
penerapan m belajar sis
i diterapkan annya. Pema
ut dikarenak roses pemb
a siklus II, n tersebut sep
Diagra dasarkan dia
asil belajar. njadi 77,06
23,53 , yait
erhasilan p siswa terha
elama pelaks model pemb
wa pada
R
, sehingga s ahaman sisw
kan perhati belajaran,
, hasil bel perti yang di
am 4.4. Peni agram 4.4.,
Rata-rata n pada siklus
tu dari 64,71
pembelajaran adap materi
sanaan tinda elajaran koo
materi Pe
Siklus I
70.88 Rata-rata Nilai
siswa masih wa terhadap
an siswa l sehingga m
lajar siswa itunjukkan o
ingkatan Ha , peningkat
nilai meningk II. Sementa
1 pada sik
n pada s juga menin
akan siklus I operatif tipe
erjuangan
Siklus
77 64.71
Tuntas Be
merasa asin materi menj
lebih terfok materi yang
telah men oleh diagram
sil Belajar S tan terjadi
kat sebesar ara persenta
klus I, menja
iklus II ngkat seiring
II, sehingga e jigsaw dap
Mempertaha
II
7.06 88.24
elajar Klasikal
ng dengan p jadi kurang
kus pada pe g diberikan
ngalami pe m 4.4. berikut
Siswa pada selur
6,18, dari 7 se tuntas be
adi 88,24 p
menunjukka g dengan dil
dapat diarti pat meningka
ankan Kem 71
elaksanaan maksimal.
enyesuaian n menjadi
eningkatan. t ini.
ruh aspek 70,88 pada
elajar siswa pada siklus
an bahwa lakukannya
kan bahwa atkan hasil
merdekaan.
Keterlibatan siswa dalam pemerolehan informasi menjadikan pembelajaran lebih bermakna bagi siswa, sehingga siswa lebih memahami apa yang sedang dipelajari.
Sebagaimana yang dikemukaan oleh Trianto 2009: 56, bahwa dengan pembelajaran kooperatif yang bernaung dalam teori konstruktivis, siswa akan
lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit, jika mereka saling berdiskusi dengan temannya, atau dengan kata lain siswa ikut terlibat dalam
pemerolehan materi belajarnya.
4.2.1.2 Aktivitas Belajar Siswa
Observasi terhadap aktivitas belajar siswa selama pelaksanaan penelitian meliputi dua hal, yaitu kehadiran siswa dan keterlibatan siswa dalam melakukan
kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
. Kehadiran siswa selama penelitian berlangsung menjadi salah satu aspek yang dinilai dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Besarnya
persentase kehadiran siswa untuk setiap siklusnya direkap dari setiap pertemuan dalam satu siklus. Pada siklus I, didapatkan persentase kehadiran siswa dari
pertemuan ke-1 sampai ke-3 sebesar 94,44. Sementara pada siklus II persentase kehadiran siswa dari pertemuan ke-1 sampai ke-3 sebesar 95,37. Hal ini
menandakan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat memotivasi siswa untuk rajin berangkat ke sekolah. Tahapan pembelajaran yang
tidak monoton menjadikan siswa lebih tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran dan mengurangi rasa malas untuk berangkat ke sekolah.
Sementara berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa selama pelaksanaan tindakan penelitian, diperoleh persentase sebesar 67,05 atau
dengan kriteria tinggi pada siklus I. Meskipun telah memperoleh kriteria tinggi, besarnya persentase aktivitas belajar siswa tersebut belum mencapai indikator
keberhasilan yang ditetapkan, yaitu 75 atau dengan kriteria sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi siswa selama mengikuti proses pembelajaran,
masih kurang. Siswa masih merasa asing dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan masih terbawa dengan situasi pembelajaran yang lama, yaitu
dengan menggunakan metode ceramah, sehingga siswa masih merasa canggung dalam mengikuti proses pembelajaran dengan model kooperatif tipe jigsaw,
seperti kerjasama antarsiswa masih rendah, siswa masih malu dan enggan dalam berpendapat, serta siswa kurang percaya diri dalam melakukan presentasi dalam
kelompoknya. Sementara pada siklus II diperoleh persentase aktivitas belajar siswa
sebesar 82,65 dengan kriteria sangat tinggi. Persentase tersebut telah melampaui indikator keberhasilan yang ditetapkan, yaitu 75. Meningkatnya persentase
aktivitas belajar siswa pada siklus II ditunjukkan dengan meningkatnya keterlibatan siswa selama proses pembelajaran. Siswa sudah tidak pilih-pilih
dalam berkelompok, keberanian siswa dalam berpendapat atau menanggapi pernyataan teman semakin tampak, serta rasa percaya diri siswa dalam
mempresentasikan hasil diskusinya semakin tinggi, yang dibuktikan dengan semakin lantang dan tegasnya siswa dalam melakukan presentasi. Peningkatan
aktivitas siswa tersebut sesuai dengan pernyataan Stahl, bahwa dengan belajar kooperatif, bisa melatih siswa untuk memiliki keterampilan, baik itu keterampilan
berpikir maupun keterampilan sosial, seperti keterampilan untuk mengemukakan
p k
p
4
t s
i 7
P m
p j
s s
pendapat, m kawan, dan
Isjoni 201 penelitian da
4.2.1.3 Perf
Selam terhadap per
sebesar 75,3 indikator keb
71. Namun, Perhatian g
maksimal pembelajara
jelas dalam sehingga ma
siklus II gun
0.00 20.00
40.00 60.00
80.00 100.00
menerima sar mengurangi
0: 23. Pen apat ditunjuk
Diagram
rformansi G
ma pelaksa rformansi g
38 pada pela berhasilan y
dalam mel guru masih
dalam mem an, kurang ef
memberi pe asih perlu di
na memperol
Siklus I 67,05
ran dan mas i timbulnya
ningkatan a kkan seperti
m 4.5. Pening
Guru
anaan pemb uru. Berdas
aksanaan tin yang ditetapk
lakukan pen belum men
motivasi si fisien dalam
enjelasan ten ilakukan per
leh hasil yan
Siklus II 82
sukan dari o perilaku me
aktivitas be diagram 4.5
gkatan Aktiv
belajaran, g arkan hasil
ndakan siklus kan untuk ni
ngelolaan ke njangkau se
iswa untuk menggunak
ntang tugas-t rbaikan-perb
ng maksimal
2,65
orang lain, b enyimpang d
elajar siswa 5. berikut ini
vitas Belajar
guru mitra observasi te
s I. Nilai ter ilai performa
elas guru m eluruh sisw
k selalu a kan waktu, se
tugas yang h baikan dalam
.
Kerjasama sisw kelompok ahli
Keberanian sisw pendapattangg
Ketekunan sisw yang menjadi ta
Keberanian sisw hasil kerjanya d
bekerjasama, dalam kehid
a selama p i:
r Siswa
melakukan ersebut dipe
rsebut sudah ansi guru ya
masih belum wa, guru ju
aktif dalam erta guru ma
harus dikerja m pelaksanaa
wa dalam belajar ataupun kelomp
wa dalam menge gapan
wa dalam melaks anggung jawab i
wa dalam memp dalam kelompok
, rasa setia dupan kelas
elaksanaan
observasi eroleh nilai
h mencapai aitu sebesar
maksimal. uga kurang
m kegiatan asih kurang
akan siswa, an tindakan
r dalam pok asal
emukakan sanakan tugas
individu presentasikan
k asal
m d
k g
s s
4
I p
B b
y M
b Pada
menjadi 83, dalam mela
kooperatif ti guru lakuka
sesuai denga siklus I dan
4.2.2 Impl
Hasil II, menunju
pada materi Bulu Pemal
belajar siswa Mod
yang efektif Mempertaha
bermakna b a siklus II,
63. Peroleha aksanakan p
ipe jigsaw. S an, sehingga
an RPP yang II dapat dilih
Diagr
likasi Hasil
l penelitian ukkan bahwa
Perjuangan lang mempu
a, serta terha del pembelaja
f digunakan ankan Keme
bagi siswa,
20 40
60 80
100
Sikl
hasil obser an tersebut
pembelajaran Seluruh perb
proses pem g telah diran
hat dalam di
ram 4.6. Pen
Penelitian
yang diper a penerapan
Mempertah unyai implik
adap peningk aran kooper
dalam pem erdekaan. M
, baik dal
lus I 75,38
rvasi terhad menandakan
n dengan m baikan dari p
mbelajaran b ncang. Penin
iagram 4.6. b
ningkatan Pe
roleh selama n model pem
hankan Keme kasi terhadap
katan perform ratif tipe jigs
mbelajaran IP Melalui jigs
am mening
Siklus II 83
dap perform n bahwa gur
menerapkan pelaksanaan
erlangsung ngkatan nilai
berikut ini:
erformansi G
a pelaksanaan mbelajaran k
erdekaan di p peningkat
mansi guru. saw
termasu PS seperti pa
saw , pembe
gkatkan ha
3,63
mansi guru ru semakin
model pem tindakan sik
lebih tertib i performans
Guru
n tindakan s kooperatif t
kelas V SD tan aktivitas
uk model pem ada materi P
lajaran men sil maupun
APKG 1 APKG 2
APKG 3
meningkat meningkat
mbelajaran klus I telah
dan lancar si guru dari
siklus I dan tipe jigsaw
D Negeri 04 s dan hasil
mbelajaran Perjuangan
njadi lebih n aktivitas
belajarnya. Kebermaknaan itu dapat terjadi, karena siswa dilibatkan langsung dalam pemerolehan materi ajar, sehingga pemahaman siswa terhadap materi
menjadi lebih dalam yang dibuktikan dengan meningkatnya hasil belajar siswa. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran juga meningkat, yang ditunjukkan
dengan semakin aktifnya siswa dalam kelas. Siswa menjadi berani dalam mengemukakan pendapatnya, menanggapi pendapat temannya, juga siswa mulai
memiliki kepercayaan diri untuk menyampaikan atau mempresentasikan materi di hadapan teman sekelompoknya. Kegiatan-kegiatan siswa secara berkelompok ini
dapat melatih siswa untuk memiliki keterampilan sosial sejak dini. Siswa menjadi terbiasa bekerjasama dalam kelompok, mau menerima saran dan masukan dari
orang lain, dan kemampuan berkomunikasi siswa semakin terasah dengan adanya presentasi dalam kelompok asal.
Dari aspek guru, jigsaw juga dapat meningkatkan performansi guru selama pelaksanaan pembelajaran. Guru menjadi lebih matang dalam merancang RPP
serta guru dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran yang bervariasi, tidak monoton dengan ceramah. Namun, pelaksanaan pembelajaran dengan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini memerlukan guru yang kreatif, yang mampu melakukan seluruh rangkaian tahapan dengan tepat dan tertib. Oleh
karena itu, dibutuhkan usaha keras guru untuk mempelajari teori tentang model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw secara mendalam, sehingga memperoleh
pemahaman yang benar yang nantinya dapat sesuai dalam penerapannya. Selain itu, juga diperlukan guru yang dapat membangkitkan semangat siswa selama
berlangsungnya proses pembelajaran, sehingga siswa akan selalu termotivasi
untuk aktif dalam melaksanakan seluruh tahapan jigsaw. Dalam pelaksanaannya, model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
membutuhkan banyak waktu. Hal ini mengharuskan guru untuk dapat mengatur penggunaan waktu seefisien mungkin, sehingga seluruh tahapan pembelajaran
dapat terlaksana dengan baik. Pengelolaan kelas juga tidak luput dari perhatian. Sarana dan prasarana yang memadai sangat mempengaruhi tercapainya tujuan
pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Keberhasilan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, serta performansi guru pada pembelajaran IPS dengan materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan di
kelas V ini juga dapat diterapkan dalam pembelajaran mata pelajaran, materi pelajaran, dan kelas lain, dengan tetap memperhatikan karakteristik materi,
kondisi siswa, sarana dan prasarana, serta kondisi sekolah.
78
BAB 5 PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan, dan hasil penelitian yang telah dilaksanakan melalui PTK tentang penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V pada materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan di
SD Negeri 04 Bulu Pemalang, maka diperoleh simpulan sebagai berikut: 1
Pembelajaran IPS pada materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang telah
dilaksanakan di kelas V SD Negeri 04 Bulu Pemalang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Dari kegiatan pembelajaran tersebut terjadi
peningkatan aktivitas belajar dari siklus I ke siklus II. Persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I sebesar 67,05 dengan kriteria tinggi menjadi
82,65 dengan kriteria sangat tinggi pada siklus II. 2
Pembelajaran IPS pada materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang telah
dilaksanakan di kelas V SD Negeri 04 Bulu Pemalang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dari kegiatan pembelajaran tersebut terjadi
peningkatan persentase tuntas belajar klasikal dan rata-rata nilai dari siklus I ke siklus II. Persentase tuntas belajar klasikal 64,71 dengan rata-rata
nilai hasil belajar siswa 70,88 pada siklus I, menjadi 88,24 dengan rata- rata nilai hasil belajar siswa 77,06 pada siklus II.
3 Selain dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, melalui model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, performansi guru dalam pembelajaran IPS pada materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan
pada siswa kelas V SD Negeri 04 Bulu Pemalang juga meningkat yaitu dari 75,38 pada pelaksanaan tindakan siklus I, menjadi 83,63 pada
pelaksanaan tindakan siklus II.
5.2 Saran