pertemuan II. Sementara hasil dari APKG 2 dan 3 memperoleh nilai yang sama dan tetap, yaitu 80, sehingga didapatkan nilai akhir performansi guru pada siklus
II sebesar 83,63. Nilai tersebut sudah melampaui indikator keberhasilan yang ditetapkan untuk nilai performansi guru yaitu sebesar 71. Data selengkapnya ada
pada lampiran 58 untuk hasil observasi performansi guru siklus I pertemuan 1 dan lampiran 59 untuk hasil performansi siklus I pertemuan 2.
4.1.2.3 Refleksi
Tabel berikut merupakan perbandingan hasil pembelajaran siklus I dan siklus II.
Tabel 4.7. Data Analisis Hasil Penelitian Tindakan Kelas
No. Aspek Analisis
Siklus I Siklus II
1. Hasil Tes Formatif
Rata-rata Nilai 70,88
77,06 Persentase Tuntas
Belajar Klasikal 64,71 88,24
2. Aktivitas Belajar Siswa
67,05 82,65
3. Performansi Guru
75,38 83,63
Berdasarkan tabel 4.7., dapat diketahui bahwa hasil pembelajaran pada siklus II untuk setiap aspek penilaiannya mengalami peningkatan. Persentase
tuntas belajar klasikal, dari 64,71 dengan rata-rata nilai hasil belajar siswa 70,88 pada siklus I, meningkat menjadi 88,24 dengan rata-rata nilai hasil belajar siswa
77,06 pada siklus II. Aktivitas belajar siswa dari 67,05 pada siklus I, meningkat menjadi 82,65 pada siklus II. Sementara performansi guru dari 75,38 pada
siklus I, meningkat menjadi 83,63 pada siklus II. Paparan hasil pembelajaran tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran
IPS pada materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan dengan menerapkan
m k
b p
b d
4
d p
d d
N model pemb
keberhasilan berhasil, kar
pembelajara berhasil. Ha
dasarnya me Berik
4.1.2.4 Rev
Berd diketahui ba
pembelajara dan hasil be
dapat dikura Negeri 04 B
10 20
30 40
50 60
70 80
90
belajaran ko n yang diteta
rena baik gu an kooperatif
al tersebut k empunyai ke
kut merupak
Diag
visi
dasarkan has ahwa pemb
an kooperatif elajar siswa
angi, sehing ulu Pemalan
Rata-rata Nilai
K
ooperatif tip apkan. Pelak
uru maupun f tipe jigsaw
karena siswa emampuan y
kan diagram
gram 4.3. Pe
sil analisis belajaran yan
f tipe jigsaw a serta perfo
gga pelaksan ng tidak perl
Tuntas Belajar
Klasikal Be
pe jigsaw t ksanaan pemb
siswa telah w
, walaupun a yang masi
yang rendah. peningkatan
eningkatan H
data pelaks ng dilaksan
w dapat dikat
ormansi gur naan peneliti
lu dilanjutka
Aktivitas elajar siswa
Pe
elah berhas belajaran pa
terbiasa dala n hasil yang
ih mempero
n hasil peneli
Hasil Peneliti
sanaan tind nakan denga
takan dapat m ru. Hambata
ian tindakan an ke siklus b
erformansi Guru
sil mencapai ada siklus II
am menerap diperoleh t
leh nilai ku
itian tindaka
ian
dakan siklus an menerapk
meningkatka an-hambatan
n kelas di k berikutnya.
Siklus Siklus
i indikator dinyatakan
pkan model idak 100
urang, pada
an kelas.
s II, dapat kan model
an aktivitas n yang ada
kelas V SD I
II
4.2 Pembahasan
Pembahasan hasil penelitian didasarkan pada dua hal, yaitu hasil tes dan non tes yang dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan II. Hasil tes yang
akan dibahas yaitu hasil tes formatif I untuk siklus I dan hasil tes formatif II untuk siklus II. Sementara untuk pembahasan hasil non tes meliputi hasil observasi
terhadap aktivitas belajar siswa dan performansi guru pada silkus I dan II. Pembahasan hasil penelitian dilaksanakan dengan melaporkan pemaknaan temuan
penelitian dan implikasi hasil penelitian sebagai berikut:
4.2.1 Pemaknaan Temuan Penelitian
Penelitian yang telah dilaksanakan memperoleh hasil penelitian yang mencakup data hasil belajar siswa, data hasil observasi terhadap aktivitas belajar
siswa, dan data hasil observasi terhadap performansi guru. Pemaknaan ketiga hasil penelitian tersebut yaitu sebagai berikut:
4.2.1.1 Hasil Belajar
Hasil belajar siswa selama dilaksanakannya penelitian, diperoleh melalui pemberian tes formatif. Pada tes formatif I atau tes formatif yang dilaksanakan
pada siklus I, rata-rata nilai yang diperoleh telah memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan, yaitu sebesar 70,88. Namun, hasil belajar tersebut belum
dapat dikatakan sempurna memenuhi indikator keberhasilan. Hal ini dikarenakan persentase tuntas belajar klasikal yang diperoleh baru mencapai 64,71,
sementara pada indikator keberhasilan diharuskan bahwa persentase tuntas belajar klasikal sekurang-kurangnya 75. Kurang berhasilnya pembelajaran pada siklus
I, disebabkan karena penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw baru