Hakikat Pembelajaran Aktivitas Belajar

2 Perubahan perilaku Seseorang yang belajar akan mengalami perubahan perilaku sebagai akibat dari kegiatan belajar, sehingga perubahan perilaku juga dikatakan sebagai salah satu unsur pokok dalam belajar. Perubahan perilaku tersebut merupakan hasil yang tampak dari individu yang belajar. Selain itu, pengetahuan dan keterampilannya akan bertambah, penguasaan nilai- nilai dan sikapnya juga bertambah. 3 Pengalaman Belajar adalah mengalami. Hal ini berarti bahwa belajar terjadi karena individu berinteraksi dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Lingkungan fisik adalah lingkungan di sekitar individu baik dalam bentuk alam sekitar maupun hasil ciptaan manusia. Lingkungan sosial siswa di antaranya guru, orang tua, pustakawan, pemuka masyarakat, dan sebagainya. Belajar dapat dilakukan melalui pengalaman langsung dan tidak langsung. Siswa yang melakukan eksperimen merupakan contoh belajar dengan pengalaman langsung. Sementara siswa yang belajar dengan mendengarkan penjelasan guru atau membaca buku merupakan contoh belajar melalui pengalaman tidak langsung.

2.1.2 Hakikat Pembelajaran

Pembelajaran menurut Degeng dalam Wena 2009: 2, berarti “upaya membelajarkan siswa”. Sementara Trianto 2009: 17, menjelaskan bahwa pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan siswa, di mana antara keduanya terjadi komunikasi transfer yang intens dan terarah menuju suatu target yang telah ditetapkan sebelumnya. Selanjutnya, Sunhaji dalam Asmani 2011: 19, menjelaskan bahwa “kegiatan pembelajaran adalah suatu aktivitas untuk menstransformasikan bahan pelajaran kepada subjek belajar”. Dari ketiga pendapat tentang pembelajaran di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu upaya yang diwujudkan dengan adanya aktivitas dari seorang pendidik guru dalam membantu membelajarkan siswanya untuk mencapai suatu target yang telah ditetapkan. Menurut Hamalik 2008: 77, ada tujuh komponen dalam pembelajaran di mana satu dengan yang lain saling terintegrasi. Komponen-komponen pembelajaran tersebut yaitu 1 tujuan pendidikan dan pengajaran; 2 peserta didik atau siswa; 3 tenaga pendidikan khususnya guru; 4 perencanaan pengajaran sebagai segmen kurikulum; 5 strategi pembelajaran; 6 media pengajaran; dan 7 evaluasi pengajaran.

2.1.3 Aktivitas Belajar

Pada dasarnya aktivitas adalah kegiatan. Jadi aktivitas belajar adalah kegiatan-kegiatan siswa yang menunjang keberhasilan belajar. Slavin dalam Baharuddin dan Wahyuni 2008: 116, menyatakan bahwa “dalam proses belajar dan pembelajaran, siswa harus terlibat aktif serta siswa menjadi pusat kegiatan belajar dan pembelajaran di kelas”. Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Slameto 2010: 36, yang menyebutkan bahwa “dalam proses belajar mengajar, guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikir dan berbuat”. Tanpa adanya aktivitas, proses belajar tidak mungkin terjadi. Aktivitas yang dimaksud yaitu seluruh aktivitas siswa dalam proses belajar, mulai dari kegiatan fisik sampai kegiatan psikis. Kegiatan fisik maksudnya yaitu siswa ikut terlibat dalam kegiatan pembelajaran atau siswa mengikuti selama proses pembelajaran berlangsung dan kegiatan psikis maksudnya yaitu siswa ikut berpikir tentang hal yang dipelajarinya. Dierich seperti yang dikutip Hamalik 2008: 172-3 membagi aktivitas belajar dalam 8 kelompok, yaitu 1 kegiatan-kegiatan visual, yang meliputi membaca, melihat gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan orang lain bekerja atau bermain; 2 kegiatan-kegiatan lisan oral, yang meliputi mengemukakan suatu fakta atau prinsip, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi; 3 kegiatan- kegiatan mendengarkan, yang meliputi mendengarkan penyajian bahan, percakapan atau diskusi kelompok, suatu permainan, dan radio; 4 kegiatan- kegiatan menulis, yang meliputi menulis cerita, laporan, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket; 5 kegiatan-kegiatan menggambar, yang meliputi menggambar, membuat grafik, chart, diagram, peta, dan pola; 6 kegiatan-kegiatan metrik, yang meliputi melakukan percobaan, memilih alat- alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari, dan berkebun; 7 kegiatan-kegiatan mental, yang meliputi merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, melihat hubungan- hubungan, dan membuat keputusan; 8 kegiatan-kegiatan emosional, yang meliputi minat membedakan, berani, tenang, dan lain-lain. Kegiatan dalam kelompok ini terdapat dalam semua jenis kegiatan dan overlap satu sama lain. Dari pemaparan tentang aktivitas tersebut, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan serangkaian kegiatan siswa yang tampak selama proses pembelajaran berlangsung yang menandakan bahwa dirinya sedang belajar. Akivitas belajar siswa yang timbul saat berlangsungnya pembelajaran merupakan salah satu indikator keberhasilan dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan. Aktivitas belajar siswa yang diamati oleh guru lebih difokuskan pada serangkaian kegiatan siswa dalam melakukan tahap pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw , yang meliputi kerjasama siswa dalam belajar dalam kelompok ahli ataupun kelompok asal, keberanian siswa dalam mengemukakan pendapattanggapan, ketekunan siswa dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawab individu, dan keberanian siswa dalam mempresentasikan hasil kerjanya dalam kelompok asal.

2.1.4 Hasil Belajar

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERJUANGAN KEMERDEKAAN INDONESIA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PAREREJA 01 KABUPATEN BREBES

0 9 137

Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Padasugih 01 Brebes pada Materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia

1 12 176

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI STATISTIKA KELAS IX SMP NEGERI 27 MEDAN.

0 3 23

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA MATERI EKOSISTEM UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SD.

0 0 14

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas V pada Materi Bilangan Bulat di SD Negeri Sindangheula 03 Banjarharja Brebes.

0 0 1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MATERI PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 SANDEN.

0 2 250

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA KELAS V SD

0 0 8

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS MATERI PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II DI KELAS V SEKOLAH DASAR - repository perpustakaan

0 0 15

PENERAPAM MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MATERI PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN PADA SISWA KELAS V MI MIFTAHUL HUDA MENGANTI GRESIK SKRIPSI

0 0 15

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Negeri 94 Pekanbaru

0 0 15