19
Dari uraian-uraian di atas jelas bahwa suatu proses belajar mengajar pada akhirnya akan menghasilkan kemampuan siswa yang mencakup pengetahuan,
sikap dan keterampilan. Dalam arti bahwa perubahan kemampuan merupakan indikator untuk mengetahui hasil prestasi belajar siswa. Dan dari beberapa
pendapat di atas maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah siswa menerima suatu pengetahuan yang berupa angka
nilai. Jadi aktivitas siswa mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar, tanpa adanya aktivitas siswa maka proses belajar mengajar tidak
akan berjalan dengan baik, akibatnya hasil belajar yang dicapai siswa rendah. Aktivitas siswa agar dapat mencapai hasil belajar akuntansi yang optimal antara
lain dengan memahami konsep dasar dan banyak berlatih mengerjakan kasus tentang akuntansi.
2.2. Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
2.2.1. Pengertian Inkuiri
Menurut Razak, 2010 inkuiri berasal dari kata inquire yang berarti menanyakan, meminta keterangan, atau penyelidikan, dan inkuiri berarti
penyelidikan. Siswa diprogramkan agar selalu aktif secara mental maupun fisik. Inkuiri adalah suatu metode yang digunakan dalam pembelajaran baik untuk mata
pelajaran matematika dan sains, maupun sosial sains dan mengacu pada suatu cara untuk mempertanyakan, mencari pengetahuan, informasi atau mempelajari suatu
gejala. Metode inkuiri merupakan metode pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan pembelajar untuk mencari dan meyelidiki secara
20
sistematis, kritis, logis, dan analitis, sehingga pembelajar mampu merumuskan sendiri berbagai penemuan atas berbagai persoalan dengan penuh percaya diri.
2.2.2. Jenis-jenis Inkuiri
Menurut Romey dalam Razak, 2010 membedakan inkuiri menjadi dua tingkat, yaitu : a Inkuiri dengan aktivitas terstruktur. Dalam inkuiri dengan
“Aktivitas terstruktur” siswa memperoleh petunjuk-petunjuk lengkap yang mengarahkan pada prosedur yang didesain untuk memperoleh sesuatu konsep atau
prinsip tertentu; b Inkuiri dengan aktivitas tidak terstruktur. Dalam inkuiri dengan “Aktivitas Tidak Terstruktur”, hanya terdapat penyajian masalah, dan
siswa secara bebas memilih dan menggunakan prosedur-prosedur masing-masing, menyusun data yang diperolehnya, menganalisisnya dan kemudian menarik
kesimpulan. Menurut Bonnstetter dalam Mahuri, 2011 membedakan inkuiri menjadi
lima tingkat yaitu praktikum tradisional hands-on, pengalaman sains terstruktur structured science experiences, inkuiri terbimbing guided inkuiri, inkuiri siswa
mandiri student directed inquiry, dan penelitian siswa student research. Klasifikasi inkuiri menurut Bonnstetter 2000 didasarkan pada tingkat
kesederhanaan kegiatan siswa dan dinyatakan sebaiknya penerapan inkuiri merupakan suatu kontinum yaitu dimulai dari yang paling sederhana terlebih
dahulu. Praktikum tradisional hands-on adalah tipe inkuiri yang paling sederhana.
Dalam praktikum guru menyediakan seluruh keperluan mulai dari topik sampai kesimpulan yang harus ditemukan siswa dalam bentuk buku petunjuk yang
21
lengkap. Pada tingkat ini komponen esensial dari inkuiri yakni pertanyaan atau masalah tidak muncul, oleh karena itu, Martin-Hansen 2002 dalam Mahuri,
2011 menyatakan bahwa praktikum tidak termasuk kegiatan inkuiri. Sains terstruktur structured science experiences, yaitu kegiatan inkuiri di mana guru
menentukan topik, pertanyaan, bahan dan prosedur sedangkan analisis hasil dan kesimpulan dilakukan oleh siswa. Inkuiri terbimbing guided inquiry, yaitu di
mana siswa diberikan kesempatan untuk bekerja merumuskan prosedur, menganalisis hasil dan mengambil kesimpulan secara mandiri, sedangkan dalam
hal menentukan topik, pertanyaan dan bahan penunjang, guru hanya berperan sebagai fasilitator. Inkuiri siswa mandiri student directed inquiry, pada tingkatan
ini siswa bertanggungjawab secara penuh terhadap proses belajarnya, dan guru hanya memberikan bimbingan terbatas pada pemilihan topik dan pengembangan
pertanyaan. Penelitian siswa student research dimana guru hanya berperan sebagai fasilitator dan pembimbing sedangkan penentuan atau pemilihan dan
pelaksanaan proses dari seluruh komponen inkuiri menjadi tangungjawab siswa. Menurut Carin dan Sund dalam Razak, 2010 berpendapat bahwa pembelajaran
metode inkuiri mencakup inkuiri induktif terbimbing dan tak terbimbing, inkuiri deduktif, dan pemecahan masalah.
2.2.3. Pembelajaran inkuiri Terbimbing