Pencemaran Air Kondisi Lingkungan

operasional pengelolaan DAS dan jaringan distribusi; 4 kondisi jaringan distribusi air baku dan irigasi; 5 teknologi sumber daya air yang digunakan di DAS Citarum; 6 mekanisme pengoperasian tiga waduk utama; 7 tersedianya pola dan rencana DAS Citarum; 8 tersedianya sistem telemetri untuk forecasting banjir. Adapun nilai indeks keberlanjutan dimensi teknis Rap-Citarum sebesar 64,90 dengan status berkelanjutan, sebagaimana tertera pada Gambar 22. Gambar 22 Indeks keberlanjutan dimensi teknis. Guna melihat atribut-atribut yang sensitif memberikan pengaruh terhadap nilai indeks keberlanjutan dimensi teknis, dilakukan analisis leverage. Berdasarkan hasil analisis leverage diperoleh tiga atribut yang sensitif terhadap nilai indeks keberlanjutan dimensi teknis, yaitu: tersedianya pedoman operasional 4,57, mekanisme pengoperasian 3 waduk 4,41 dan infrastruktur yang memadai 3,81. Hasil analisis leverage dapat dilihat seperti Gambar 23. Gambar 23 Peran masing-masing atribut dimensi teknis ANALISIS RAP-CITARUM DIMENSI TEKNIS 64.90 DOWN UP BAD GOOD -60 -40 -20 20 40 60 80 20 40 60 80 100 120 INDEKS KEBERLANJUTAN DIMENSI TEKNIS RAP-CITARUM Ot he r D is ting is hi ng Fe at ure s References Anchors ANALISIS LEVERAGE DIMENSI TEKNIS RAP-CITARUM

0.53 3.81

4.57 1.61

3.47 4.41

3.74 3.64

0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 Ketersediaan air Infrastruktur yg memadai Tersedianya pedoman operasional Kondisi jaringan distribusi Teknologi sumber daya air Mekanisme pengoperasian 3 waduk utama Tersedianya pola dan rencana WS Citarum Tersedianya sistem telemetri utk forecasting banjir At tri bu te Root Me a n Squa re Cha nge in Ordina tion w he n Se le cte d Attribute Re move d on Susta ina bility sca le 0 to 100 Atr ibut Sementara itu apabila dilihat dari analisis monte carlo, maka diperoleh nilai indeks keberlanjutannya sebesar 63,45; yang apabila dibandingkan dengan nilai indeks keberlanjutan analisis Rap-Citarum sebesar 64,90; terdapat perbedaan sebesar 1,45. Meskipun memiliki status berkelanjutan, pada dimensi teknis terungkap indikasi kuat perlunya pedoman operasional dalam pengelolaan SDA dan mendesaknya penanganan operasi kaskade tiga waduk yang selama tidak sinkron dan berdampak pada kerugian masyarakat. Hal ini menunjukan sangat pentingnya koordinasi atau pengaturan khusus atas operasi kaskade tiga waduk secara terpadu, sekaligus tersedianya Standard Operation Procedure SOP. 5.1.3 Status Keberlanjutan Dimensi Sosial Budaya Atribut memberikan pengaruh terhadap dimensi sosial budaya terdiri atas delapan, yaitu: 1 dampak sosial pada masyarakat akibat banjir; 2 tingkat kesehatan masyarakat di sekitar DAS Citarum akibat menggunakan air yang tercemar; 3 tingkat kemiskinan di kawasan hulu sehingga merambah hutan; 4 konflik sosial budaya; 5 tingkat pemahaman masyarakat terhadap peraturan; 6 lapangan pekerjaan yang tersedia pada kegiatan sekitar DAS Citarum; 7 budaya hemat air; 8 kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan sungai. Adapun nilai indeks keberlanjutan dimensi sosial budaya Rap-Citarum sebesar 50,97 dengan status berkelanjutan, sebagaimana tertera pada Gambar 24. Gambar 24 Indeks keberlanjutan dimensi sosial budaya ANALISIS RAP-CITARUM DIMENSI SOSIAL BUDAYA 50.97 DOWN UP BAD GOOD -80 -60 -40 -20 20 40 60 80 20 40 60 80 100 120 INDEKS KEBERLANJUTAN DIMENSI SOSIAL BUDAYA RAP- CITARUM O the r D is ting is hi ng Fe at ure s References Anchors Guna melihat atribut-atribut yang sensitif terhadap dimensi sosial budaya, dilakukan analisis leverage. Berdasarkan hasil analisis leverage diperoleh tiga atribut yang sensitif terhadap nilai indeks keberlanjutan dimensi sosial budaya, yaitu: tingkat pemahaman masyarakat terhadap peraturan 6,69; tingkat kemiskinan 6,29 dan konflik sosial budaya 1,66. Hasil analisis leverage dapat dilihat seperti Gambar 25. Gambar 25 Peran masing-masing atribut dimensi sosial budaya Sementara itu apabila dilihat dari analisis monte carlo, maka diperoleh nilai indeks keberlanjutannya sebesar 50,36; yang apabila dibandingkan dengan nilai indeks keberlanjutan analisis Rap-Citarum sebesar 50,97; terdapat perbedaan sebesar 0,61. Faktor kunci yang dominan pada dimensi sosial budaya adalah tingkat pemahaman masyarakat terhadap peraturan dan tingkat kemiskinan. Hal ini menunjukkan bahwa dalam melaksanakan perubahan paradigma pada pengelolaan SDA, yang menjadi jiwa Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004, masyarakat dituntut memahami peraturan agar dapat melaksanakan perannya. Partisipasi masyarakat sangat penting dalam pelaksanaan kebijakan operasional. Disamping itu, terungkap pentingnya pengelolaan SDA dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 5.1.4 Status Keberlanjutan Dimensi Lingkungan Atribut yang memberikan pengaruh terhadap dimensi lingkungan terdiri atas delapan, yaitu: 1 ratio QmaxQmin di hulu sungai Citarum akibat ANALISIS LEVERAGE DIMENSI SOSIAL BUDAYA RAP- CITARUM

0.18 0.52

5.29 1.66

5.69 0.68

0.17 0.82

1 2 3 4 5 6 Dampak sosial akibat banjir Tingkat kesehatan masyarakat Tingkat kemiskinan Konflik sosial budaya Tingkat pemahaman masyarakat thd peraturan Lapangan pekerjaan Budaya hemat air Kesadaran masyarakat menjaga kebersihan sungai At tri bu te Root Mean Square Cha nge in Ordina tion w he n Selected Attribute Removed on Sustaina bility scale 0 to 100 penggundulan hutan; 2 turunnya muka air tanah di Bandung Selatan akibat over pumping; 3 alih fungsi lahan pertanianlahan basah; 4 frekuensi dan lamanya banjir; 5 pencemaran di waduk Saguling akibat kotornya inflow dan limbah jeramba jaring apung; 6 kualitas air sungai BOD, COD, sampah dan sebagainya; 7 kekeringan di kawasan irigasi Jatiluhur; 8 Prosentase hutan di DAS Citarum. Adapun nilai indeks keberlanjutan dimensi lingkungan Rap- Citarum sebesar 7,52 dengan status tidak berkelanjutan, sebagaimana tertera pada Gambar 26. Gambar 26 Indeks keberlanjutan dimensi lingkungan Guna melihat atribut-atribut yang sensitif memberikan pengaruh terhadap dimensi lingkungan, dilakukan analisis leverage. Berdasarkan hasil analisis leverage diperoleh tiga atribut yang sensitif terhadap nilai indeks keberlanjutan dimensi lingkungan, yaitu: kekeringan di kawasan irigasi Jatiluhur 7,70; frekuensi dan lamanya banjir 1,96 dan turunnya muka air tanah 1,68. Hasil analisis leverage dapat dilihat seperti Gambar 27. ANALISIS RAP-CITARUM DIMENSI LINGKUNGAN 7.52 DOWN UP BAD GOOD -60 -40 -20 20 40 60 80 20 40 60 80 100 120 INDEKS KEBERLANJUTAN DIMENSI LINGKUNGAN RAP- CITARUM O the r D is ting is hi ng Fe at ure s References Anchors Gambar 27 Peran masing-masing atribut dimensi lingkungan Sementara itu apabila dilihat dari analisis monte carlo, maka diperoleh nilai indeks keberlanjutannya sebesar 9,87; yang apabila dibandingkan dengan nilai indeks keberlanjutan analisis Rap-Citarum sebesar 7,52; terdapat perbedaan sebesar 2,35. Perbedaan itu sangat kecil sehingga dapat dinyatakan hasil analisis Rap-Citarum valid dan akurat. Pada dimensi lingkungan, faktor kunci yang paling berpengaruh adalah terjadinya kekeringan pada daerah irigasi Jatiluhur, kemudian disusul oleh kondisi banjir. Hal ini terkait erat dengan optimalnya pengoperasian tiga waduk. Seharusnya dengan kapasitas yang demikian besar sekitar 3 milyar meter kubik secara keseluruhan kondisi kekeringan dan banjir untuk kawasan hilir dapat dikendalikan secara baik.

5.1.5 Status Keberlanjutan Dimensi Kelembagaan

Atribut yang memberikan pengaruh terhadap dimensi kelembagaan terdiri atas delapan, yaitu: 1 koordinasifrekuensi dilakukan kerjasama antar instansilembaga; 2 jumlah institusi yang terlibat dalam pengelolaan DAS Citarum; 3 keefektifan lembagainstitusi; 4 tumpang tindih tanggung jawab dan kewenangan antar instansi; 5 hubungan kerja antar instansi; 6 master plan yang disepakati sebagai acuan pengelolaan DAS Citarum; 7 pola operasi yang disepakati dalam pengelolaan DAS Citarum; 8 sosialisasi kelembagaan di masyarakat dan dunia usaha. ANALISIS LEVERAGE DIMENSI LINGKUNGAN RAP-CITARUM

1.63 1.68

1.55 1.96

1.23 0.75

7.70 0.37

1 2 3 4 5 6 7 8 9 Ratio QmaxQ min Turunnya muka air tanah Alih fungsi lahan pe rtanian Fre kue nsi dan lamanya banjir Pe nce maran di waduk Saguling Kualitas air sungai Ke ke ringan di kawasan irigasi Jatiluhur Pe rse ntase hutan di DAS Citarum At tri bu te Root Me a n Squa re Cha nge in Ordina tion w he n Se le cte d Attribute Re move d on Susta ina bility sca le 0 to 100 Atr ibut Adapun nilai indeks keberlanjutan dimensi kelembagaan Rap-Citarum sebesar 48,20 dengan status tidak berkelanjutan, sebagaimana tertera pada Gambar 28. Gambar 28 Indeks Keberlanjutan Dimensi Kelembagaan Guna melihat atribut-atribut yang sensitif terhadap nilai indeks keberlanjutan dimensi kelembagaan, dilakukan analisis leverage. Berdasarkan hasil analisis leverage diperoleh tiga atribut yang sensitif terhadap nilai indeks keberlanjutan dimensi kelembagaan, yaitu : hubungan kerjasama antar instansi 11,82, kesepakatan tentang master plan 8,09 dan tumpang tindih tanggung jawab 8,26. Hasil analisis leverage dapat dilihat seperti Gambar 29. Gambar 29 Peran Masing-Masing Atribut Dimensi Kelembagaan ANALISIS KEBERLANJUTAN DIMENSI KELEMBAGAAN RAP-CITARUM 48.20 DOWN UP BAD GOOD -60 -40 -20 20 40 60 80 20 40 60 80 100 120 INDEKS KEBERLANJUTAN DIMENSI KELEMBAGAAN RAP-CITARUM O the r D is ting is hi ng Fe at ure s ANALISIS LEVERAGE DIMENSI KELEMBAGAAN RAP- CITARUM

2.41 0.47

0.52 6.25

11.82 8.09

4.25 2.58

2 4 6 8 10 12 14 Koordinasi Kerjasama Antar Lembaga Jumlah Institusi yang terlbat Keefektifan lembagainstitusi Tumpang tindih tanggung jawab Hubungan Kerja antar instansi Kesepakatan ttg Master Plan Pola Operasi yg disepakati Sosialisasi Kelembagaan At tri bu te Root Mean Square Change in Ordination w hen Selected Attribute Removed on Sustainability scale 0 to 100