Pemisahan fungsi publik dan fungsi ekonomi

Gambar 66 Kerangka Interaksi Kelembagaan Pengelola SDA Berdasarkan tanggung jawab masing-masing institusi sebagaimana diuraikan pada butir 6.3, secara visual dapat dilihat posisi masing-masing instansi serta bagaimana hubungan satu instansi dengan instansi lainnya baik secara struktural, koordinasi maupun jalur pembinaan diilustrasikan pada Gambar 67. Fungsi Koordinasi Dalam pengelolaan sumber daya air DAS Citarum yang bersifat multi institusi serta latar belakang yang sarat dengan konfik kepentingan, maka fungsi koordinasi ini berperan sangat penting dan merupakan conditio sine qua non untuk pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan.Melengkapi Dewan Sumberdaya air Nasional dan TK-PSDA 6 Cis yang sudah terbentuk, diusulkan pembentukan TK-PSDA DAS Citarum.Institusi ini secara struktural berada langsung dibawah Dewan SDA-Nas, sedangkan dengan Dewan SDA-Prov memiliki hubungan pembinaan. Fungsi Regulasi Pada tingkat nasional terdapat beberapa kementerian yang berwenang dalam menetapkan kebijakan dan peraturan pelaksanaannya antara lain Kementerian Pekerjaan Umum, Kehutanan dan Lingkungan Hidup. Sebagai kepanjangan tangan Pemerintah pusat pada wilayah sungai, BBWS Citarum memiliki peran utama dalam menjalankan fungsiregulator. Beberapa hal penting terkait dengan fungsi ini antara lain perijinan alokasi air, penetapan pola dan rencana pengelolaan SDA dan pengaturan rencana tanam. Lembaga regulator yang berada di tingkat propinsi yaitu Dinas PSDA Propinsi, sedangkan untuk REGULATOR Menteri, Gubernur, Bupati, Walikota, Dinas DEVELOPER Proyek Pemerintah, Investasi Swasta OPERATOR BPDAS, PJT, BPSDA USERPUBLIC Pertanian, Perkotaan, Energi, Industri, Perkebunan, Pakar, LSM WADAH KOORDINASI tingkat Kabupaten adalah Dinas yang membidangi sumber daya air di KabupatenKota. Penegakan hukum untuk menjamin terlaksananya peraturan yang telah ditetapkan dilakukan oleh Pemda Propinsi dan KabupatenKota terkait dengan pengendalian pencemaran, penertiban sempadan, penertiban penambangan pasir liar, dan lain-lain.Dalam hal ini, PJT II memberikan dukungan berupa back up data serta membantu sosialisasi peraturandan penegakan hukum. Fungsi Developer Planning Pembangunan infrastruktur adalah tanggungjawab Pemerintah cq. Kementerian Pekerjaan Umum. Dalam pelaksanaan fungsi ini dilaksanakan oleh BBWS berdasarkan pola dan rencana pengelolaan SDA yang sudah ditetapkan oleh menteri berdasarkan rekomendasi teknis dari TK – PSDA. Dalam tingkat KabupatenKota, dinas yang membidangi sumber daya air di KabupatenKota bertanggungjawab atas pembangunan irigasi baru sesuai dengan kewenangannya. Dalam melaksanakan Public Private Partnership PPP dibidang pengembangan SDA untuk pengusahaan, PJT II mempunyai peran strategis yaitu menjadi katalisator dan wakil Pemerintah dalam kerjasama Pemerintah dengan swasta melalui hubungan Business to Business B to B. Dalam hal rencana bisnis layak secara ekonomis namun tidak layak secara finansial, maka government sharedapat diperhitungkan sebagai penyertaan modal pemerintah PMP sehingga PJT II menjadi majority shareholders. Fungsi Operator PJT II sebagai korporasi profesional merupakan operator utama yang bertanggung jawab atas pengelolaan waduk Jatiluhur, prasarana utama serta pengendalian kualitas air. Untuk menjamin keterpaduan operasi kaskade tiga waduk, maka waduk Saguling dan waduk Cirata diusulkan agar dikelola oleh unit baru yaitu operation center citarum OCC. Pengendalian OCC ini dilakukan oleh PJT II dengan koordinasi dengan PLN. Pengelolaan irigasi di tangani melalui tugas pembantuan kepada dinas Kabupaten, namun untuk tahap transisi pelaksanaannya bisa dilakukan oleh PJT II melalui service contract. BBWS juga bertanggung jawab untuk mengelola badan sungai utama. Balai PSDA bertanggung jawab atas pengelolaan sungai orde 2 dan 3 melalui mekanisme tugas pembantuan dari BBWS, BP-DAS bertanggung jawab mengelola konservasi kawasan hulu. G am ba r 6 7 M ode l ke le m ba ga an