Kondisi Sosio-Ekonomi A policy model for sustainable water resources management of Citarum River Basin

Sedangkan dampak sosial dari banjir tahun 2010, bencana banjir juga terjadi di Kota Bekasi terutama di hilir pertemuan dua anak sungai Cikeas dan sungai Cileungsi yang bermuara di Kali Bekasi., diantaranya yang teridentifikasi adalah: a 3.882 dan 6.000 rumah terendam di Kel. Baleendah dan kel. Andir, Kecamatan Baleendah. b 248 rumah, 10 masjid, dan 5 Sekolah Dasar terendam 1 – 3 m di Kecamatan Dayeuhkolot. c Ratusan rumah di Desa Bojongsoang dan Tegaluar. d Banjir setinggi 1,5 m merendam ratusan rumah di Kecamatan Rancaekek akibat bobolnya tanggul S. Cikeruh di beberapa tempat. e Kabupaten Bekasi 16.077 buah rumah dan 666 ha sawah. f Kabupaten Karawang 1.097 buah rumah dan 1.069 ha sawah. g Kabupaten Purwakarta, Cikao 450 buah rumah.

4.4.3 Penurunan Muka Air Tanah dan Land Subsidence

Ekploitasi air tanah yang tidak terkontrol di terutama kawasan CAT Bandung-Soreang atau DAS Citarum Hulu terutama untuk kebutuhan air baku industri, telah menyebabkan penurunan air tanah dan degradasi lingkungan berupa penurunan muka tanah land subsidence. Sebagai pusat industri tekstil di Indonesia, penurunan muka airtanah MAT yang cukup signifikan sebagai akibat dari pengambilan airtanah dilaporkan telah terjadi di daerah Bandung dan sekitarnya.Eksploitasi airtanah selama 40 tahun terakhir yang dimulai tahun 1970- an telah menyebabkan terjadinya penurunan MAT dengan laju penurunan bervariasi di beberapa tempat. Dampak lingkungan akibat penurunan MAT di wilayah Bandung dan sekitarnya, berdasarkan hasil studi oleh Abidin dkk 2009 menggunakan teknologi satelit dan GPS, terbukti telah mengalami land subsidence amblesan tanah dengan besar bervariasi 5-75 cm dari tahun 2000 sampai tahun 2008. Daerah-daerah yang terbesar mengalami amblesan tanah tersebut adalah Dayeuhkolot, Rancaekek, dan Cimahi.Penelitian lapangan di daerah-daerah yang mengalami fenomena amblesan tanah, menunjukkan bahwa daerah-daerah inimerupakan daerah kompleks industri Wirakusumah dkk., 2006 dalam Abidin dkk., 2009. Untuk daerah DAS Citarum Tengah-Hilir yang termasuk CAT Karawang_Bekasi juga telah terjadi penurunan MAT pada zona rusak. Zona rusak yaitu daerah yang saat ini mempunyai kedudukan lebih dari 40 m bmt, antaralin di daerah di Desa Telagaasih, Sukadanau, Gandasari, dan Gandamekar di Kec. Cikarang Barat, Desa Tambun, dan Jatimulya di kec. Tambun Selatang Dinas Bina Marga dan Pengairan, Kab Bekasi, 2009 seperti pada Gambar 16. Sedangkan landsubsidence di daerah ini belum diketemukan laporantulisannya. Gambar 16 Zonasi Penurunan Tanah di DAS Citarum Hulu Abidin dkk., 2009

4.4.4 Pencemaran Air

Beban Pencemar Industri, Industri yang terdapat di DAS Citarum sampai tahun 2005 yang berpotensi pencemaran sumber air adalah sekitar 542 unit, tersebar mulai DAS Citarum hulu, tengah dan hilir. Industri tersebut terletak pada beberapa kabupaten dan kota dengan sebaran sebagaimana pada Table 10 di bawah. UTARA