27.96 A policy model for sustainable water resources management of Citarum River Basin
dilakukan evaluasi dengan simulasi pola pengoperasian waduk yang dilakukan oleh masing-masing pengelola.
Waduk Saguling dan Cirata yang terletak di hulu waduk Jatiluhur yang dikelola oleh Indonesia Power dan PJB sedangkan waduk Jatiluhur dikelola oleh
Perum Jasa Tirta II. Dalam perjalanannya banyak terjadi kegagalan dalam pemenuhan kebutuhan atau menjaga keseimbangan. Banyak faktor teknis dan non
teknis yang mempengaruhi pola operasi dari ketiga waduk. Faktor teknis yang sangat penting adalah prinsip pola operasi yang mempunyai kepentingan yang
berbeda. Kedua, kesulitan dalam memperkirakan besarnya inflow dan debit aliran lokal dalam sistem jaringan sungai Citarum dan kebijakan dalam pola operasi
waduk. Gambar 38 berikut ini adalah diagram sistem dari ke tiga waduk dimana inflow ke masing-masing waduk sangat dipengaruhi oleh fungsi waduk, kebijakan
pengeluaran air dari waduk dihulunya dan debit lokal antara waduk-waduk tersebut.
Gambar 38 Skema jaringan sistem hidrologis di DAS Citarum
C S
J Lc
Lj
Cr
LAUT W
Cibeet Cikao
Saguling A = 2283 km2
Cirata A =4061km2
Jatiluhur A = 4601 km2
Curug
Walahar
N
Nanjung A = 1718 km2 Lokal Cirata
A =1778 km2
Lokal Jatiluhur A =540 km2
C S
J Lc
Lj
Cr
LAUT W
Cibeet Cikao
Saguling A = 2283 km2
Cirata A =4061km2
Jatiluhur A = 4601 km2
Curug
Walahar
N
Nanjung A = 1718 km2 Lokal Cirata
A =1778 km2
Lokal Jatiluhur A =540 km2
Waduk Saguling dan Cirata merupakan waduk yang difungsikan untuk pembangkit tenaga listrik dengan prinsip mempertahankan muka air waduk
senantiasa tinggi. Sedangkan waduk Jatiluhur merupakan waduk serbaguna, berfungsi untuk pembangkit listrik, pasokan pemenuhan kebutuhan air baku serta
pengendalian banjir. Dalam pengoperasian sering mengalami konflik, karena disatu sisi ingin mempertahankan muka air tinggi untuk mendapatkan energi
listrik, namun hal ini menjadi tidak tepat untuk pengendalian banjir. Kurangnya koordinasi dalam pengoperasian tiga waduk oleh masing-masing operator telah
berakibat kejadian banjir di segmen Citarum Hilir pada bulan Januari - April 2010 dan kekurangan pasokan air di bulan Januari
– April 2011. Pada awal tahun 2010, terjadi hujan lebat yang terus menerus diseluruh
DAS dan meningkat pada akhir Maret 2010 sehingga muka air di waduk terus mengalami peningkatan mendekati muka air banjir. Dalam kondisi demikian
maka kebijakan dan koordinasi antara para pengelola waduk dalam menentukan pengeluaran outflow sangat menentukan dampaknya terhadap bencana banjir.
Sesungguhnya telah ada batasan dalam mengatur outflow oleh masing-masing operator sebagaimana pada Tabel 18 dan Tabel 19 dibawah ini.
Tabel 18 Kondisi batas operasi waduk
Waduk Saguling
Cirata Juanda
Fungsi PLTA
PLTA Multi-
purpose Elevasi mercu pelimpah
+ 643,00 + 220,00
+ 107,00 Elevasi MAB
+ 645,00 + 223,00
+ 111,00 Elevasi minimum
+ 625,80 + 206,50
+ 87,50 Elevasi minimum power
generation + 623,00
+ 205,00 + 75,00
Elevasi bottom gate + 623,00
+ 180,00 + 45,00
Sharing tampungan 21
29 50