Rancangan Penelitian A policy model for sustainable water resources management of Citarum River Basin

penelitian di DAS Citarum. Data untuk keperluan analisis diproses dengan kuesioner. Responden yang dipilih terdiri dari 16 pakar yang mewakili seluruh stakeholders yang terlibat dalam pengelolaan SDA pada DAS Citarum dan memahami permasalahannya. Nilai skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional yang mencerminkan posisi keberlanjutan. Melalui metode MDS, maka posisi keberlanjutan dapat divisualisasikan melalui sumbu horizontal dan sumbu vertikal. Kemudian, dengan proses rotasi, posisi titik dapat divisualisasikan pada sumbu horizontal dengan nilai indeks keberlanjutan diberi nilai skor 0 buruk dan 100 sangat baik. Jika sistem yang dikaji mempunyai nilai indeks lebih besar atau sama dengan 50 50, maka sistem dikatakan berkelanjutan sustainable dan dinyatakan tidak berkelanjutan jika nilai indeks kurang dari 50 50. 2 Analisis Deskriptif Analisis ini dikembangkan untuk mengevaluasi kinerja dari pengelolaan DAS Citarum yang berkaitan dengan kondisi kekritisan. Kondisi yang dikaji adalah kekritisan DAS pada kawasan hulu, kualitas air dan operasi kaskade tiga waduk. Analisis dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang dikumpulkan dari berbagai instansi terkait. Analisis pada operasi kaskade tiga waduk menggunakan pendekatan model simulasi dari analisis deskriptif. Pada dasarnya pendekatan modul simulasi menganalogikan kondisi alam dan proses dari komponen-komponennya kedalam suatu konsep logika yang dapat dijabarkan dalam persamaan matematik. Output dari analisis ini dapat dibandingkan dengan kondisi nyata yang terjadi di lapangan. Hasil analisis, dapat diperoleh gambaran sampai sejauh mana tingkat kekritisan pada aspek tertentu, sekaligus untuk melengkapi status keberlanjutan dengan yang dihasilkan dengan teknik MDS. Hasil analisis kekritisan DAS pada kawasan hulu dan kualitas air akan digunakan sebagai komparasi terhadap dimensi lingkungan pada analisis MDS. Sedangkan analisis operasi kaskade tiga waduk merupakan komparasi terhadap dimensi kelembagaan dari analisis MDS.

3.4.2 Analisis Prioritas Kebijakan

Analisis ini bertujuan mendapatkan alternatif kelembagaan yang paling efektif dan efisien dalam pengelolaan DAS Citarum. Analisis ini dilakukan melalui pendekatan analytical hierarchy process AHP. Pelaksanaan penelitian meliputi: a studi pustaka dan diskusi untuk menyusun rancangan hirarki; b Pembuatan kuesioner untuk pengumpulan data primer; c wawancara langsung dengan responden dan pengisian kuesioner; d tabulasi data kuesioner; e operasionalisasi model dengan criterium decision plus CDP versi 3.0.4. Data untuk keperluan analisis ini akan diperoleh dengan cara wawancara langsung dan pengisian kuesioner. Oleh karena pendekatan AHP berbasis pada experties judgement, maka pemilihan responden ditujukan pada responden yang benar- benar memahami permasalahan kelembagaan dalam pengelolaan DAS Citarum. Dalam hal ini responden dipilih dari kalangan pengguna air, birokrasi pemerintah baik pusat maupun daerah, perusahaan swasta, perguruan tinggi, BUMN PLN dan PJT dan LSM dengan jumlah responden sebanyak 12 orang. Hierarki atau struktur keputusan digambarkan dengan elemen sistem atau alternatif model dalam abstraksi sistem hierarki keputusan. Struktur hirarki dirumuskan melalui FGD yang dihadiri para pakar. Alternatif kelembagaan yang akan dianalisis adalah alternatif BBWS, PJT atau Balai PSDA, yang mana ketiganya mempunyai peran yang sama sebagai pengelola SDA. Keluaran hasil pengolahan data disintesis untuk menentukan prioritas lembaga pengelola SDA. Berdasarkan urutan prioritas tersebut maka alternatif kelembagaan yang berada di prioritas teratas adalah model kelembagaan yang dinilai paling efisien dan efektif untuk di terapkan dalam pengelolaan SDA pada DAS Citarum. Disamping itu, analisis ini akan menghasilkan juga urutan prioritas tujuan, faktor dan kinerja berdsarkan nilai skor tertinggi pada masing- masing tingkatan.

3.4.3 Analisis Model Kebijakan

Perumusan sintesa model konseptual kebijakan secara keseluruhan disusun berdasarkan model dinamik hasil analisis sistem dinamik dan model kebijakan hasil analisis kebijakan. 1 Analisis Sistem Dinamik Analisis model dinamik dilakukan terhadap variabel-variabel yang telah teridentifikasi yang meliputi aspek ekologi, sosial dan ekonomi. Analisis model dinamik dilakukan melalui 2 tahap, yaitu pembuatan diagram simpal kausal dan