a. Kebijakan Pengendalian Kebakaran Hutan
104
mengantisipasi kejadian kebakaran. Pada tanggal 19 – 20 Desember 2006, diadakan Seminar Nasional tentang pencegahan, penanggulangan dan
penindakan terhadap pelaku pembakaran hutan, lahan dan pekarangan di Palangka Raya. Seminar tersebut menghasilkan dokumen penting, yaitu
”Deklarasi Palangka Raya” yang menyatakan bahwa kejadian kebakaran hutan, lahan dan pekarangan merupakan bencana yang luar biasa karena itu
dibutuhkan upaya penanggulangan yang luar biasa juga. Dokumen tersebut juga dilengkapi dengan rencana aksi yang lebih detil dengan matriks implementasi
yang berisi tentang kegiatan, lembaga yang bertanggung jawab, lembaga yang terkait dan jadwal waktu pelaksanaan. Deklarasi ditandatangani oleh Menteri
Lingkungan Hidup, Gubernur Kalimantan Tengah, Direktur Jenderal Perkebunan, dan stakeholder penting lainnya termasuk anggota DPR, DPRD,
Bupati dan Polisi. Dalam dokumen tersebut tercatat tidak kurang dari 30 lembaga yang terkait, turut berpartisipasi dalam penanggulangan bencana
kebakaran hutan, lahan, dan pekarangan di Provinsi Kalimantan Tengah. Dengan mengacu pada Deklarasi Palangka Raya yang dicetuskan pada 20
Desember 2006 tersebut, Gubernur Kalimantan Tengah telah mengembangkan sistem yang berjenjang dalam pengendalian kebakaran hutan dan lahan di
wilayah provinsi. Tanggung jawab di tingkat provinsi dipegang oleh Gubernur, di tingkat Kabupaten, Kecamatan dan Desa- tanggung jawab dipegang oleh
Bupati, Camat dan Kepala Desa. Di setiap tingkat, dinasinstitusi teknis terkait juga dilibatkan, terinci fungsi
tugas masing-masing seperti: Dinas Pertanian bertanggung jawab untuk memonitor dan mengendalikan kebakaran di lahan-lahan masyarakat, Dinas
Perkebunan bertanggung jawab untuk memonitor dan mengendalikan kebakaran di lahan perkebunan, baik yang berskala kecil maupun perusahaan perkebunan
yang besar. Dinas Kehutanan dan Dinas Pertambangan juga bertanggung jawab untuk memonitor dan mengendalikan kebakaran di lahan hutan dan areal
pertambangan. Deklarasi Palangka Raya telah menjadi acuan penting dalam penanggulangan
kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Tengah. Implementasinya antara lain:
• Pada tanggal 30 Januari 2007, Gubernur menginstruksikan dengan Surat
Gubernur kepada 31 oranglembaga di tingkat provinsi dan 24 oranglembaga di tingkat kabupaten.
105
• Pada tanggal 3 Mei 2007, Gubernur menulis surat kepada Bupati untuk menindaklanjuti Deklarasi Palangka Raya dengan melakukan berbagai aksi,
yaitu: Sosialisasi, membentuk kelompok pemadam kebakaran di desa-desa rawan, meminta perkebunan swasta untuk melakukan penyiapan lahan
tanpa bakar.
• Pada tanggal 23 Agustus 2007, dilakukan Apel Siaga di Palangka Raya, dimana Gubernur Kepala Daerah Kalimantan Tengah memberikan instruksi
kepada Bupati dan Walikota untuk memonitor dan mengawasi perkebunan, terutama perkebunan kelapa sawit.
Berbagai upaya yang dilakukan tersebut di atas, telah memberikan hasil yang signifikan. Pada tahun 2007, kejadian kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan
Tengah menurun drastis Gambar 5.9.. Walaupun didukung oleh kondisi iklim, tetapi tampaknya berbagai kebijakan dan upaya yang sungguh-sungguh
dari pemerintah daerah dalam mengendalikan bahaya kebakaran telah memberikan hasil yang baik. Gambar 5.9. menunjukkan terdapat penurunan
jumlah hotspot yang signifikan 87 pada bulan September dan Oktober dari tahun 2006 ke tahun 2007.
2006
2007 2006
2007 2000
4000 6000
8000 10000
12000 14000
16000 18000
Jumlah hotspot
September Oktober
Bulan
106
Gambar 5.9. Perbandingan jumlah hotspot bulan September dan Oktober tahun 2006 dan 2007