f. Sosialisasi Evaluasi penanggulangan bencana di Indonesia (Lesson learned 2006-2007)

97 untuk mengetahui kekuatan Linmas yang dapat dikerahkan dalam membantu penanganan bencana. Sosialisasi dan penyuluhan hukum, penyelidikan dan penyidikan, termasuk sosialisasi UU dan Peraturan PERDA No. 5 tahun 2003 tentang Pengendalian Kebakaran Hutan dan atau Lahan dilakukan oleh berbagai instansi, seperti: Dinas Kehutanan, Dinas Perkebunan, Dinas Pertanian beserta dinasorganisasi terkait lainnya. Rapat-rapat koordinasi, surat-surat himbauan. Pembuatan demplot Penyiapan Lahan Tanpa Bakar PLTB dilakukan oleh Dinas Pertanian untuk mensosialisasikan teknologi tepat guna PLTB pada masyarakat. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memotivasi masyarakat agar melakukan PLTB dalam mengelola lahannya.

1.1.1.53 1.1.1.54

g. Kesiapsiagaan

1. Early Warning System Sistem Peringatan Dini sangat diperlukan baik untuk kegiatan pencegahan maupun kegiatan pemadaman kebakaran hutan. Sistem peringatan dini dikembangkan antara lain melalui penilaian bahaya kebakaran fire danger rating system . Penilaian bahaya kebakaran dapat dilakukan dengan cara sederhana dan dengan cara yang lebih canggih. Di Indonesia belum ada sistem penilaian bahaya kebakaran yang berlaku secara nasional. Berbagai negara maju juga menggunakan sistem penilaian bahaya kebakaran hutan yang berbeda- beda, tergantung pada kondisi hutan, kondisi iklimmeteorologi dan sumber penyebab kebakarannya. Sistem peringatan dini yang telah dilakukan antara lain dengan memasang peringatan pencegahan kebakaran dalam bentuk spanduk, baliho dan papan- papan peringatan di lokasi-lokasi strategis, termasuk di beberapa titik di kota Palangka Raya dan kawasan rawan kebakaran. Peringatan juga dilakukan melalui instruksi Gubernur tentang pelarangan pembakaran di setiap lahan yang didukung dengan maklumat yang dikeluarkan oleh Polda Kalimantan Tengah yang berisi tentang peraturan perundangan yang berlaku, sanksi perdata dan pidana. Radio dan Kalteng Post juga digunakan untuk mensosialisasikan peringatan-peringatan tersebut. Dalam hal ini, Gubernur menginstruksikan secara langsung melalui televisi lokal kepada tokoh masyarakat, tokoh agama, Kepala Daerah, Dinas, Instansi untuk melakukan pengendalian kebakaran. 98 Adanya larangan pembakaran oleh Gubernur dan maklumat dari Polda tampaknya cukup efektif dalam meminimalkan pembakaran lahan di Kalteng. Di lain pihak, larangan tersebut telah menyebabkan protes dari masyarakat peladang. Mereka tidak setuju dengan adanya larangan tersebut, karena pembakaran merupakan satu-satunya cara penyiapan lahan yang murah, mudah dan telah membudaya di tengah masyarakat. Karena kegiatan pencegahan kebakaran direncanakan pada bulan Januari sampai Juni sebagai tindak lanjut dari Deklarasi Palangka Raya. Sistem peringatan dini juga dapat dilihat dari tersedianya peta rawan kebakaran berdasarkan hotspot tahun sebelumnya, bahan bakar dan land use system yang dibuat pertahun. Dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat, Badan Linmas Kesbang telah melaksanakan sosialisasi rawan bencana yang merupakan bentuk pelaksanaan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewaspadaan Dini Masyarakat di Daerah. Sehingga diharapkan masyarakat lebih waspada dan siap dalam menghadapi dan menanggulangi bencana yang terjadi. 2. Stakeholder yang Terlibat Dalam menanggulangi kebakaran hutan, lahan dan pekarangan, hampir seluruh stakeholder terkait mulai dari lapisan masyarakat, LSM, universitas, Dinasinstansi, sampai pada Gubernur Kepala Daerah. Secara lengkap, instansi dan organisasi terkait dapat dilihat pada struktur SATKORLAK dan POSKO yang telah dibahas sebelumnya. PenanggulanganTanggap Darurat Secara nasional, pemadaman kebakaran dilakukan di bawah koordinasi BAKORNAS PB. Sedangkan di tingkat provinsi dan kabupaten, koordinasi masing-masing ada di bawah gubernur dan bupati. Mengingat adanya perbedaan tingkat bencana yang terjadi pada tahun 2006 dan tahun 2007, maka pembahasan tentang kegiatan penanggulangan atau tanggap darurat bencana kebakaran hutan, lahan dan pekarangan dipisahkan untuk kedua tahun tersebut.

1.1.1.55 1.1.1.56

a. Kebakaran tahun 2006