a. Pemulihan Evaluasi penanggulangan bencana di Indonesia (Lesson learned 2006-2007)

76 Tahap rehabilitasi dan rekonstruksi dianggarkan dari ”dana tidak tersangka” APBN senilai Rp 174 milyar. Dana tersebut terutama digunakan untuk pemulihan sektor ekonomi dan sektor pendidikan. Penyelenggaraan Rehab- rekons didasarkan kepada Keppres nomor 92006 tentang Penunjukan Dua Gubernur Sebagai Penanggungjawab Pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Provinsi DI Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah”. Pembangunan kembali rumah-rumah penduduk dan fasilitas umum menjadi prioritas dalam rehab-rekons di Kab. Bantul dan DIY secara umum, sedangkan pembangunan kantorgedung pemerintahan dilakukan secara bertahap menjadi prioritas berikutnya. Hal ini merupakan bentuk empati pemerintah, dengan tujuan agar social capital muncul dan terjalin kepercayaan trust masyarakat kepada pemerintah. Pemerintah daerah mendirikan PUSYANIS Pusat Pelayanan Tehnis di setiap kecamatan untuk memberikan layanan teknis bagaimana membuat rumah tahan gempa TANDU = tahan Lindu, sehingga konsep rumah TAHU Tahan Hujan harus juga dilengkapi dengan konsep rumah TANDU. Di dalam PUSYANIS masyarakat diberikan layanan teknis bangunan standar tahan gempa bekerjasama dengan tim teknis arsitek dari UGM dan JICA. Selain itu, di dalam PUSYANIS juga dirancang sebagai tempat menempa keahlian membangun bagi para tukang bangunan lokal. Dalam kaitan pemotivasian tersebut Pemerintah Kabupaten Bantul memberikan insentif berupa fasilitas gratis bantuan 100 IMB Ijin Mendirikan Bangunan. Bantuan dana pembangunan rumah dianggarkan pemerintah Pusat RI dan Pemerintah daerah Kab. Bantul dengan proporsi; 60 persen dana ditanggung pemerintah pusat dan 40persen ditanggung Pemerintah Daerah Kab.Bantul. Keputusan Pemkab menanggung pembiayaan rehab-Rekon bangunan sebesar 40 persen dari jumlah bantuan yang disanggupi pemerintah pusat sebagai bentuk keseriusan Pemkab membantu masyarakatnya, karena kalau dana pemerintah pusat tidak turun semua maka 40 persennya ditanggung Pemkab Bantul. Bupati Bantul berjanji langsung dihadapan warganya. Selain itu, dana bantuan bagi rehabilitasi-rekonstruksi rumah diberikan kepada masyarakat melalui pertimbangan kategori kerusakannya. Bantuan kepada masyarakat yang rumahnya rusak berat besarannya maksimum Rp 15 jutaKK, sedangkan bagi rumah yang rusak sedang maksimum Rp 10 jutaKK dan yang menderita rusak ringan rata-rata Rp 1 jutaKK. Konsep BAGITO Bagi Roto; pembagian secara merata sama besar seperti yang dilakukan Pemda Kabupaten Klaten Jawa Tengah, tidak berlaku di Kabupaten Bantul. Pertimbangannya