Metode Bahan Manusia Pengaruh Mutu Raw Material Minyak Terhadap Mutu dan Formulasi Produk Cake Margarine Di Pabrik Scc&C Pt Unilever Indonesia, Tbk., Cikarang

yang menyebabkan kehilangan produk secara kasat mata. Setting mesin menjadi salah satu faktor yang menentukan dihasilkannya produk yang sesuai beratnya. Beberapa setting tersebut ternyata masih dilakukan secara manual atau belum terdapat standarisasi setting, misalnya pada parameter tekanan pompa piston. Sementara itu, belum adanya penetapan standar temperatur dan tekanan pada sealer menyebabkan terjadinya waste produk yang cukup tinggi akibat adanya penyesuaian manual pada setiap awal setting. Selain itu, kehilangan produk yang terjadi pada mesin filling juga dapat berupa tetesan produk spill out dari pipa keluaran produk. Kehilangan produk berarti juga terjadi kehilangan PO.

2. Metode

Proses dokumentasi dan input data dapat menjadi sumber yang berpotensial menyebabkan tingginya jumlah PO yang tidak terlacak. Adanya kesalahan dalam pemasukan data atau tidak tercatatnya sejumlah data menyebabkan terjadinya perbedaan antara jumlah tercatat dengan jumlah yang seharusnya. Proses mixing juga berpotensi menjadi penyebab permasalahan karena adanya jumlah bahan yang tidak sesuai dengan formula seharusnya. Sedangkan metode pengambilan sampel dan spool PO berpotensi menyebabkan permasalahan karena belum adanya standarisasi jumlah dan sistem dokumentasi. Metode pengepakan yang kurang tepat dapat menjadi faktor penyebab masalah karena dapat menimbulkan waste produk. Penggunaan formula yang tidak sesuai dengan formula standar didorong oleh tuntutan menghasilkan produk yang sesuai dengan spesifikasi. Oleh karena itu, penentuan spesifikasi dan metode analisis yang tepat akan mempengaruhi penggunaan formula yang tepat.

3. Bahan

Fluktuasi kualitas raw material menuntut penyesuaian formula agar produk yang dihasilkan tetap memenuhi spesifikasi. Namun penyesuaian formula tersebut sering dilakukan secara aktual saja tanpa adanya penyesuaian pada sistem. Akibatnya pada perhitungan stok akhir terjadi perbedaan jumlah penggunaan aktual dengan jumlah penggunaan seharusnya berdasarkan sistem. Bahan baku yang sering berfluktuasi kualitasnya dan mempengaruhi formulasi adalah minyak nabati, khususnya PO dan POs50. Packaging material menjadi faktor penyebab masalah karena ketidaksesuaian dengan spesifikasi akan menghambat kerja mesin filling dan packaging sehingga menimbulkan waste produk. Walaupun telah dilakukan pengecekan kualitas packaging material oleh bagian QC, namun terkadang masih terdapat beberapa bahan pengemas yang tidak sesuai spesifikasi dan baru diketahui setelah kemasan terisi produk, sehingga dianggap sebagai produk cacat dan dibuang sebagai waste.

4. Manusia

Pengetahuan karyawan tentang proses dokumentasi dan sampling yang benar berpotensi menjadi faktor penyebab masalah, karena berhubungan dengan penggunaan metode yang benar. Sedangkan sikap, ketrampilan, serta beban kerja karyawan akan mempengaruhi tingkat efisiensi kerja yang selanjutnya juga mempengaruhi jumlah waste produk. Selanjutnya dilakukan diskusi lanjutan dengan bagian accounting untuk mengetahui faktor-faktor yang belum dan telah diperhitungkan dalam loss PO. Hasil yang diperoleh yaitu angka loss telah memperhitungkan jumlah waste yang terdapat pada feeding tank tangki penampung waste dan bak pemisahan minyak- air hasil pencairan pada bagian melting out department MOD, selisih jumlah minyak yang digunakan akibat error system khususnya pada produk frytol, dan penjualan minyak mix oil ke koperasi. Produk-produk cacat, tumpahan dari mesin, serta sisa-sisa sampling akan dibuang ke bagian MOD melting out department, di mana akan dilakukan pencairan kembali margarin menjadi bentuk minyak cair dan dijual kembali sebagai mix oil. Beberapa jenis margarin seperti white cream fat, pastry fat, dan minyak samin, hanya terdiri dari fase minyak, atau tidak mengandung fase air. Oleh karena itu, sebelum dilakukan produksi margarin-margarin tersebut, air dan sisa produk margarin yang mengandung air harus dibersihkan dari line produksi, yaitu dengan proses CIP clean in place. Proses CIP membersihkan sisa-sisa produk yang terdapat pada line produksi dengan menggunakan air panas, larutan deterjen, dan air dingin. Akibat proses CIP tersebut, akan tersisa air di line produksi, yang harus dibuang apabila akan dilakukan produksi margarin non water phase. Cara yang dilakukan untuk membuang air tersebut adalah mendorong menggunakan minyak PO atau yang lazim disebut spool PO. Spool PO dilakukan dengan mengalirkan sejumlah tertentu PO ke line produksi sehingga mendorong air yang tersisa. Kemudian dilakukan pengukuran kadar air pada minyak yang terdapat di line. Pada akhir proses spool, kadar air harus kurang dari 0.1. Penambahan jumlah PO terus dilakukan selama kadar air belum mencapai persentase tersebut, sehingga PO yang ditambahkan pada awal akan didorong dan dibuang sebagai waste. Dengan demikian, beberapa faktor penyebab loss PO yang ditemukan pada diagram Ishikawa, yaitu yang menimbulkan waste dan yang berkaitan dengan spool PO, dapat dikesampingkan karena telah diperhitungkan dalam rumusan loss PO oleh accounting. Faktor penyebab utama loss PO yang akan ditelusuri menggunakan diagram Pareto akan dikelompokkan lebih lanjut, yaitu penggunaan formula yang berbeda, overweight, dan penyebab lain-lain yang akan diuraikan lebih lanjut. Dari jumlah loss PO selama tiga periode stock taking dan penelusuran kuantitatif terhadap sumber-sumber loss, dapat dirangkum tiga penyebab utama loss PO Tabel 3 dan dibuat diagram Pareto Gambar 6 yang menunjukkan kontribusi masing-masing sumber terhadap loss. Tabel 3. Jumlah dan persentase masing-masing sumber loss PO Sumber Loss PO ton Penggunaan formula yang berbeda Cake Margarine 48,29 95,01 98,54 Blue Band serbaguna 1,79 3,53 Overweight 0,63 1,23 Lain-lain 0,12 0,23 Total 50,83 100,00 48.29 1.79 0.63 0.12 95.01 98.54 99.77 100.00 10 20 30 40 50 60 diff.recipe CM diff.recipe BB overweight lain-lain SUMBER LOSS PO JU M L A H T O N 92.00 93.00 94.00 95.00 96.00 97.00 98.00 99.00 100.00 101.00 P E RS E NT AS E KUM U L AT IF Keterangan : diff. recipe CM : penggunaan formula berbeda pada produk cake margarine diff. recipe BB : penggunaan formula berbeda pada produk BB serbaguna overweight : kelebihan berat bersih produk dari yang seharusnya Gambar 6. Diagram Pareto sumber-sumber loss PO Dari diagram Pareto Gambar 6 terlihat bahwa 95.01 loss PO disebabkan oleh penggunaan formula yang berbeda pada produk cake margarine. Penyebab lainnya, yaitu penggunaan formula yang berbeda pada Blue Band serbaguna, overweight, dan penyebab lain-lain, hanya memberikan kontribusi yang relatif kecil. Dengan demikian, penyebab utama penggunaan formula yang berbeda pada cake margarine menjadi prioritas utama dalam upaya minimalisasi loss PO. Berikut akan dijabarkan lebih lanjut perhitungan dari masing-masing faktor penyebab tersebut.

1. Penggunaan formula yang berbeda