1. Penelusuran data blocked product
Dari data blocked produk yang diperoleh pada tahun 2006 Lampiran 4, terdapat total jumlah produk cake margarine yang diblok sebanyak
378,97 ton. Dari jumlah tersebut, sebanyak 73.55 diblok karena parameter melting point dan N
value
solid fat content yang tidak memenuhi spesifikasi. Parameter spesifikasi lain yang juga memberi kontribusi
terhadap blocked produk yaitu kadar air dan kadar NaCl. Parameter solid fat content untuk bahan baku minyak PO dan POs
dan produk akhir margarin ditetapkan pada lima tingkat suhu, yaitu 20- 40
C dengan interval suhu 5 C, sehingga sering disebut dengan N
20
, N
25
, N
30
, N
35
, dan N
40
. Parameter tersebut ditetapkan oleh bagian research and development Unilever pusat untuk digunakan oleh perusahaan Unilever di
berbagai negara, sehingga beberapa parameter menjadi kurang signifikan ditetapkan di Indonesia. Misalnya N
20
dan N
25
merupakan parameter yang ditetapkan untuk kestabilan produk selama distribusi di negara subtropis,
sehingga nilainya akan menjadi kurang signifikan untuk diterapkan di Indonesia. N
30
ditujukan untuk kestabilan produk selama transportasi distribusi di negara tropis dan berperan dalam aplikasi bakery, sedangkan
N
35
ditujukan untuk penerimaan konsumen dari segi organoleptik oral melting atau palatability.
Produk cake margarine merupakan margarin yang digunakan untuk aplikasi bakery di industri. Parameter N
30
mendapat prioritas pemenuhan spesifikasi pertama karena cake margarine tidak memerlukan karakteristik
pelelehan di dalam mulut oral melting ataupun palatability seperti yang dimiliki oleh margarin meja pada umumnya. Dengan demikian, dari
penelusuran blocked product, diperoleh parameter kritis produk cake margarine yaitu titik cair MP dan N
30
.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan terhadap 22 responden yang terdiri dari operator Margarine Processing Unit MPU, analyst laboratorium proses
control, analyst dan supervisor quality control, supervisor produksi, serta
manajer produksi dan asistennya. Pemilihan responden tersebut berdasarkan pada keterlibatan dan pengetahuannya tentang blocked produk
dan parameter kritis margarin. Kuesioner wawancara Lampiran 5 dirancang sedemikian rupa sehingga untuk mengetahui penyebab utama
blocked produk serta parameter kritis minyak dan produk. Pertanyaan pertama dan kedua diajukan sebagai pengantar untuk
mendukung data blocked produk yang telah diperoleh. Sebanyak 40.9 dan 36.4 responden menyatakan bahwa produk cake margarine “sering”
dan “agak sering” mengalami block karena tidak dapat memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan. Pertanyaan nomor 3 ditujukan untuk
mengetahui parameter spesifikasi produk yang sering tidak terpenuhi berdasarkan pengetahuan responden. Gambar 10 menunjukkan bahwa
54.5 responden menyatakan bahwa MP dan N
30
merupakan dua parameter produk yang sering tidak dapat memenuhi spesifikasi yang
ditetapkan. Selain itu masih ada 45.5 responden yang menjawab MP. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan responden yang
terbatas, terutama pada tingkat pelaksana. Selain itu, kerusakan alat NMR yang digunakan untuk analisis N
30
sampai akhir tahun 2006 menyebabkan parameter MP menjadi pedoman utama, sehingga responden lebih sering
mengetahui bahwa MP produk tidak dapat memenuhi spesifikasi karena tidak terdapat hasil analisis N
30
produk.
45.5 54.5
40 42
44 46
48 50
52 54
56
MP MPN30
PARAMETER SPESIFIKASI J
UM L
AH J AW
ABAN
Gambar 10. Parameter spesifikasi produk yang sering tidak terpenuhi
Pertanyaan ke empat diajukan untuk mengetahui keputusan yang diambil berkaitan dengan pemenuhan spesifikasi produk. Berdasarkan
hasil penelusuran data blok produk, maka parameter yang diamati hubungannya adalah MP dan N
30
. Seluruh responden menyatakan bahwa parameter MP dan N
30
saling berhubungan. Gambar 11 menunjukkan sebanyak 54.5 responden menyatakan produk seharusnya diblok apabila
MP tidak memenuhi spesifikasi, walaupun N
30
memenuhi spesifikasi. Jawaban tersebut sebagian besar diperoleh dari responden yang berada
pada tingkat pelaksana. Sedangkan 45.5 responden menyatakan bahwa seharusnya produk tetap di-released karena N
30
merupakan parameter yang dapat lebih dipercaya daripada MP, dan jawaban ini sebagian besar
diperoleh dari responden pada tingkat supervisor dan manajer. Pada pertanyaan selanjutnya, yaitu keputusan yang diambil jika MP dapat
memenuhi spesifikasi sedangkan N
30
tidak dapat memenuhi spesifikasi, 45.5 responden tersebut konsisten dengan jawaban mereka sebelumnya,
yaitu produk seharusnya diblok.
45.5 100
54.5
20 40
60 80
100 120
block release
KEPUTUSAN YANG DIAMBIL J
U M
L AH J
A W
ABAN
MP NOT OK-N30 OK MP OK-N30 NOT OK
Keterangan : MP NOT OK-N30 OK
: keputusan yang dipilih responden terhadap produk yang titik cairnya tidak memenuhi spesifikasi
sedangkan N
30
-nya memenuhi spesifikasi MP OK-N30 NOT OK
: keputusan yang dipilih responden terhadap produk yang titik cairnya memenuhi spesifikasi sedangkan
N
30
-nya tidak memenuhi spesifikasi
Gambar 11. Keputusan yang diambil berkaitan dengan pemenuhan
spesifikasi produk
Perbedaan jawaban tersebut diduga disebabkan oleh tingkat pengetahuan responden tentang parameter MP dan N
30
. Sebagian besar responden tingkat pelaksana hanya mengetahui bahwa jika produk tidak
dapat memenuhi salah satu spesifikasi maka seharusnya produk diblok. Sedangkan dari responden di atas tingkat pelaksana diperoleh pernyataan
bahwa MP sebenarnya hanya merupakan indikator awal dari pedoman utama N
30
. Pada pertanyaan ke lima, seluruh responden menyatakan bahwa titik
cair dan SFC N
30
minyak akan mempengaruhi titik cair dan SFC N
30
produk yang dihasilkan. Gambar 12 menunjukkan bahwa sebanyak 45.5 responden menyatakan bahwa karakteristik ketiga minyak nabati yang
digunakan PO, POs, dan CN mempengaruhi karakteristik produk yang dihasilkan. Sedangkan 36.4 responden menyatakan hanya mutu minyak
PO dan POs yang mempengaruhi mutu produk, karena persentase minyak CN dalam campuran selalu tetap walaupun jumlah minyak PO dan POs
berubah-ubah. Sisa responden yang lain menyatakan bahwa minyak hanya mutu minyak PO yang berpengaruh pada mutu produk, karena minyak
tersebut memiliki persentase terbesar dalam campuran minyak.
18.2 36.4
45.5
5 10
15 20
25 30
35 40
45 50
PO POPOs
PO,POsCN
JENIS MINYAK JU
M L
A H
JA W
A B
A N
Gambar 12. Jenis minyak yang mempengaruhi mutu produk
Namun apabila diminta untuk memberikan urutan dari pengaruh terbesar sampai pengaruh terkecil, seluruh responden menyatakan bahwa
minyak PO memiliki pengaruh terbesar karena persentasenya paling besar dalam campuran, kemudian diikuti dengan minyak POs dan minyak CN.
Minyak CN berada pada urutan terakhir karena jumlahnya relatif selalu tetap walaupun terjadi perubahan pada persentase minyak PO dan POs.
Pertanyaan terakhir diarahkan untuk mengetahui parameter kritis dari produk cake margarine. Diagram batang pada Gambar 13 menunjukkan
63.6 responden menyatakan bahwa SFC terutama N
30
merupakan parameter kritis yang lebih tepat digunakan sebagai pedoman penentuan
karakteristik fisik produk. Namun masih terdapat 36.4 responden yang menyatakan bahwa MP lebih tepat dijadikan pedoman dalam penentuan
karakteristik fisik margarin.
36.4 63.6
10 20
30 40
50 60
70
SFCN30 MP
PARAMETER SPESIFIKASI JUM
L AH JAW
ABAN
Gambar 13. Parameter kritis produk cake margarine
Secara keseluruhan, hasil wawancara menunjukkan bahwa parameter kritis yang lebih tepat dijadikan pedoman penentuan karakteristik fisik
produk adalah N
30
. Jenis minyak yang paling berpengaruh terhadap produk adalah PO karena memiliki persentase terbesar dalam campuran minyak.
3. Perhitungan koefisien korelasi