Gambar 4. Tujuh tahap pengambilan keputusan model rasional
Hellriegel et al., 2002
a. Penetapan tujuan
Tujuan adalah hasil yang hendak diperoleh dan merupakan indikator ke mana keputusan dan tindakan harus diarahkan. Tujuan
tersebut dapat berupa tujuan kualitatif general goal yang ditetapkan oleh pihak manajerial atau direksi, dan berupa tujuan kuantitatif
operational goal seperti jumlah, batas waktu, dan lain-lain Hellriegel et al., 2002.
Dalam penelitian ini, tujuan yang hendak dicapai ditetapkan dengan mengacu pada rumusan masalah, kebutuhan perusahaan, dan
konsultasi dengan pembimbing lapang.
b. Pencarian solusi alternatif
Hellriegel et al. 2002 menyatakan bahwa individu atau kelompok haruslah mencari solusi alternatif untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan. Tahap ini dapat dilakukan melalui konsultasi dengan ahli, pemikiran kreatif, penelitian, pengumpulan informasi historis, dan
sebagainya. Penentuan parameter mutu kritis bahan baku minyak dan produk
yang akan disertakan dalam penentuan formula yang tepat, ditempuh melalui penelusuran data blockedreleased produk tahun 2006,
wawancara, perhitungan koefisien korelasi, dan pengolahan data menggunakan SPSS. Proses blocked dan released produk ditelusuri
dalam rangka menemukan faktor penyebab utama adanya blocked Pendugaan dan
perumusan masalah
Penetapan tujuan
Pencarian solusi
alternatif Pembandingan
dan evaluasi solusi alternatif
Pemilihan di antara solusi
alternatif Penerapan
solusi terpilih Tindak lanjut
dan pengendalian
produk, yaitu parameter mutu kritis, melalui data blocked produk cake margarine selama tahun 2006. Parameter yang memberikan kontribusi
paling besar terhadap blocked produk dianggap sebagai parameter kritis dari tahap ini. Wawancara dilakukan terhadap operator Margarine
Processing Unit MPU, analyst laboratorium proses control, analyst dan supervisor quality control, supervisor produksi, serta manajer
produksi dan asistennya. Pemilihan responden tersebut berdasarkan pada keterlibatan dan pengetahuannya tentang blocked produk.
Kuesioner wawancara dirancang sedemikian rupa sehingga untuk mengetahui penyebab utama blocked produk serta upaya pencegahan
dan penanganan yang telah dilakukan. Selanjutnya dilakukan perhitungan koefisien korelasi terhadap
parameter mutu tersebut, berdasarkan data produksi Januari- April 2007 dan hasil percobaan laboratorium. Dari koefisien korelasi yang
dihasilkan, dapat diperoleh parameter mutu minyak dan produk yang paling berhubungan kuat dan disimpulkan sementara sebagai parameter
mutu kritis produk. Pengolahan data hasil trial lab menggunakan SPSS dilakukan untuk memperoleh parameter kritis bahan baku minyak yang
berpengaruh secara signifikan terhadap parameter kritis produk. Dari ketiga metode di atas, maka dapat disimpulkan parameter mutu kritis
minyak dan produk yang akan digunakan dalam penentuan formulasi menggunakan DX7.
Tahap pencarian solusi alternatif dilakukan melalui pembuatan diagram Ishikawa, konsultasi dengan pihak terkait, pembuatan bagan
kendali X-R, dan perhitungan CpCpk. Faktor-faktor yang dirangkum dalam diagram Ishikawa merupakan faktor yang mempengaruhi
penentuan formula yang tepat. Sedangkan konsultasi dengan pihak terkait dilakukan dengan supervisor produksi, manajer produksi, dan
technical manager foods yang pernah terlibat pada saat penetapan formula awal.
Pembuatan bagan kendali X-R dan perhitungan CpCpk dilakukan untuk mengkaji parameter mutu produk yang dihasilkan menggunakan
salah satu alternatif formula, yaitu formula 6 yang selama ini digunakan dalam proses produksi aktual. Pada tahap ini dapat diketahui
kemampuan proses produksi dengan alternatif formula tersebut dalam menghasilkan produk yang memenuhi spesifikasi.
c. Pembandingan dan evaluasi solusi alternatif