Lain-lain Pencampuran Pengaruh Mutu Raw Material Minyak Terhadap Mutu dan Formulasi Produk Cake Margarine Di Pabrik Scc&C Pt Unilever Indonesia, Tbk., Cikarang

kemasan sachet 200g, tube 250g, bag-in-box 4.5kg, tin 1kg dan 2kg, serta produk PMG Professional Margarine Group bag-in-box 15kg. Ternyata berat bersih produk margarin masih berada dalam batas kendali yang ditetapkan, sehingga proses penimbangan dapat dikatakan in-control terkendali. Sedangkan dari data rata-rata berat bersih produk menunjukkan bahwa hanya produk Blue Band serbaguna kemasan sachet 200g dan tube 250g yang mengalami overweight. Overweight produk tersebut dihitung berdasarkan jumlah produksi selama periode yang diamati, dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Perhitungan loss PO dari sumber overweight produk Produk Σ produksi ton Σ overweight ton Σ loss PO ton Blue Band sachet 3543,60 0,71 0,60 serbaguna tube 666,48 0,27 0,03 Total 0,63

3. Lain-lain

Beberapa sumber lain yang diduga memberikan kontribusi pada loss PO total antara lain keterbatasan alat penimbangan. Penelusuran terhadap sumber tersebut tidak dapat dilakukan karena tidak tersedianya data yang cukup akurat untuk perhitungan lebih lanjut. Pemasukan bahan baku minyak PO ke dalam tangki mixing dilakukan secara otomatis dengan penimbangan gravimetri. Secara berkala dilakukan kalibrasi terhadap alat tersebut, namun keterbatasan alat diduga menjadi sumber yang potensial terhadap kehilangan PO, walaupun jumlahnya relatif sangat kecil terhadap total loss PO. Penelusuran secara rinci dari sumber tersebut tidak dapat dilakukan karena tidak terdapat pencatatan data secara akurat. VI. PARAMETER KRITIS DAN FORMULASI PRODUK A. PROSES PRODUKSI CAKE MARGARINE Secara umum, proses produksi cake margarine dapat dibagi menjadi beberapa tahapan, yaitu persiapan bahan baku, pencampuran emulsifikasi, pendinginan dan kristalisasi, pengisian filling, dan pengepakan.

1. Persiapan bahan baku

Tahap persiapan ini meliputi pembuatan larutan garam, larutan emulsifier, dan bumbu-bumbu larut air serta larut minyak. Gambar 7. Proses produksi cake margarine Blue Band

a. Pembuatan larutan garam brine solution

Tahap ini merupakan salah satu titik kritis dalam HACCP Hazard Analysis and Critical Control Point yaitu harus dipenuhinya kadar garam sesuai yang telah ditetapkan, karena kadar garam dalam margarin sangat menentukan daya awetnya secara mikrobiologis. Mula-mula garam kristal dilarutkan pada tangki salt saturation sampai jenuh. Media pelarutnya adalah air bersuhu ruang yang Filling dan Pengemasan dalam bag-in-box 15 kg LDPE-CFB 25-30 o C Pendinginan A-unit dan Kristalisasi C-unit A1 Pencampuran emulsifikasi di mixing tank ± 40 menit, 50-60 C Bumbu larut minyak Larutan garam Blue Band Cake Margarine Larutan emulsifier PO, CN, POs Bumbu larut air Air panas 70 C A2 C1 A3 C2 dialirkan dari bagian dasar tangki, sehingga pelarutan lebih merata. Selanjutnya larutan garam jenuh tersebut dialirkan ke brine holding tank setelah melalui filter, sehingga diperoleh larutan garam jenuh yang siap digunakan dalam proses produksi.

b. Pembuatan larutan emulsifier

Emulsifier yang digunakan pada produk cake margarine adalah mono- dan di- gliserida dengan merk Admul. Sebelumnya dilakukan pelarutan terlebih dahulu dengan media pelarut palm oil. Penuangan Admul dalam bentuk serbuk dilakukan secara manual setelah ditimbang dengan tepat. Selain emulsifier, dalam larutan ini juga ditambahkan antioksidan BHA BHT yang juga bersifat larut dalam minyak. Penimbangan dan penuangan dilakukan secara manual. Selanjutnya larutan tersebut dialirkan ke tangki admul sol dan siap digunakan dalam proses produksi.

c. Pembuatan bumbu larut air BB water cock dan bumbu larut minyak BB oil cock

Bumbu larut air adalah larutan dengan media pelarut air dan bahan terlarut seperti asam sitrat dan trinatrium sitrat, vitamin B 2 , dan EDTA. Sedangkan bumbu larut minyak mengandung bahan-bahan terlarut asam butirat, flavor pineapple, dan pewarna β-karoten, dengan media pelarut minyak coconut oil. Kedua larutan bumbu tersebut dibuat di dalam ruang cocktail dan disiapkan di dalam wadah sehingga siap dituangkan oleh operator ketika melakukan pencampuran pada tangki mixing.

2. Pencampuran

Proses pencampuran dilakukan pada mixing tank secara semi otomatis. Dosing dan pemasukan bahan baku minyak nabati, air panas, larutan garam, dan admul sol dilakukan secara otomatis dengan mekanisme pembukaan dan penutupan valve, serta memanfaatkan prinsip pompa proporsionasi. Pemasukan BB oil cock dan BB water cock dilakukan secara manual, setelah sebelumnya ditimbang dan dipersiapkan di ruang cocktail. Setiap mixing tank memiliki kapasitas 4 ton, dilengkapi dengan pengaduk besar dan kecil yang akan berputar dan berhenti secara otomatis bergantung pada jumlah campuran yang terdapat di dalam tangki. Pengaduk kecil atau sering disebut turbo berbentuk baling-baling dengan tiga impeller, yang akan berhenti berputar apabila jumlah campuran mencapai kurang lebih 800ton, sedangkan pengaduk besar atau agitator baru akan berhenti setelah jumlah campuran mencapai kurang lebih 80ton. Agitator tersebut berfungsi mengaduk campuran ke arah tengah, sesuai dengan bentuknya yang menyerupai scraper. Sementara itu, turbo berfungsi untuk mengaduk campuran ke arah bawah. Pemasukan bahan dilakukan secara berurutan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Bahan-bahan fase minyak akan masuk terlebih dahulu baru kemudian dilakukan penambahan bahan-bahan fase air. Hal tersebut bertujuan memaksimalkan proses pencampuran dan pengadukan, sehingga diperoleh campuran yang homogen. Selain itu, urutan serta pengkondisian proses waktu proses juga bertujuan memaksimalkan kerja komponen-komponen yang ditambahkan. Proses mixing berlangsung pada suhu 50-55 o C agar minyak kelapa sawit hidrogenasi tetap dalam wujud cair. Setelah semua fase minyak dimasukkan ke mixing tank , terdapat waktu antara selama 5 menit untuk mengoptimalkan proses pengadukan. Kemudian larutan garam dipompa dari brine holding tank ke mixing tank , selanjutnya air panas dialirkan dari tangki air panas bersuhu 70 C, dan terakhir bumbu botol larut air BB water cock ditambahkan secara manual. Proses agitasi berperan besar dalam pembentukan emulsi air di dalam minyak, yang difasilitasi oleh penambahan 0.1-0.2 emulsifying agent pada fase minyak. Pada proses lebih lanjut, emulsi akan distabilisasi oleh pembentukan kristal-kristal lemak. Droplet air yang terbentuk harus sangat kecil 5 µm, akan tetapi tidak terlalu kecil karena akan menyebabkan sensasi greasy dan kering pada mouthfeel Young et al., 1994.

3. Pendinginan dan Kristalisasi