a. Hardness
Menurut Podmore 1994, karakteristik fisik yang penting dari margarin adalah tekstur, kekuatan, dan daya gunanya. Karakteristik
tersebut terutama dipengaruhi oleh perbandingan solid-liquid, titik cair kristal, geometri kristal ukuran, bentuk, alignment, tingkat
pembentukan campuran kristal, dan kemampuan kristal untuk saling menyatu membentuk sebuah jaringan. Oleh karena itu, pengamatan
terhadap parameter SFC produk margarin seharusnya disertai dengan pengamatan pada hardness produk, karena kekerasan produk akan
sangat ditentukan oleh nilai SFC. Pada percobaan laboratorium tidak dapat dilakukan pengukuran hardness fat blend yang dibuat, karena
karakteristik hardness tidak hanya dipengaruhi oleh komposisi minyak, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh proses pendinginan dan
kristalisasi yang sangat menentukan polimorfisme kristal margarin yang terbentuk. Oleh karena itu, evaluasi terhadap hardness hanya
dilakukan berdasarkan data historis selama Januari-April 2007. Dari bagan kendali yang dihasilkan Lampiran 10, terdapat titik-
titik yang melewati batas kendali, baik pada bagan kendali tipe X maupun tipe R, namun tetap berada dalam batas spesifikasi yang
ditetapkan. Dalam penelitian ini, tidak dilakukan penelusuran lebih lanjut terhadap out-of-control dari hardness produk tersebut, karena
tetap dapat memenuhi spesifikasi yang ada.
b. Melting point
Selama bulan Januari-April 2007, sebagian besar proses produksi menggunakan formula 5.5 dan 6, walaupun terkadang formula
6.5 masih digunakan. Dengan mengambil data dari dua shift dalam satu hari kerja, berhasil dibuat bagan kendali untuk titik cair produk
Lampiran 11. Pada bagan kendali X terdapat satu titik yang melewati batas kendali. Setelah ditelusuri, titik tersebut merupakan
penggunaan formula 6.5 dalam proses produksi, dengan bahan baku minyak yang memiliki spesifikasi relatif tinggi. Secara keseluruhan,
proses masih sangat bervariasi karena terdapat perubahan penggunaan formula yang tidak teratur. Namun semua titik masih berada dalam