Analisis soal ujicoba posttest

ekspeimen dan kelas kontrol adalah 20 soal, yakni soal nomor 4,10,11,18,19,20,21,22,23,24,26,32,33,34,35,36,37,38,39,40.

4.1.2.2. Analisis soal ujicoba posttest

1. Validitas

Validitas soal dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan rumus 1 pada bab 3. Hasil analisis perhitungan butir soal dibandingkan dengan harga r product moment. Jika harga r xy r tabel maka soal tersebut dikatakan valid. Soal ujicoba posttest terdiri dari 40 soal pilihan ganda. Berikut adalah hasil analisis validitas butir soal: Tabel 4.4 Validitas soal ujicoba posttest No. Soal r xy r tabel Kriteria No. Soal r xy r tabel Kriteria 1 0.446 0.444 Valid 21 0.661 0.444 Valid 2 0.369 0.444 tdk valid 22 0.524 0.444 Valid 3 0.327 0.444 tdk valid 23 0.661 0.444 Valid 4 0.369 0.444 tdk valid 24 0.597 0.444 Valid 5 0.370 0.444 tdk valid 25 0.647 0.444 Valid 6 0.476 0.444 Valid 26 -0.183 0.444 tdk valid 7 -0.054 0.444 tdk valid 27 0.673 0.444 Valid 8 0.477 0.444 Valid 28 -0.291 0.444 tdk valid 9 0.622 0.444 Valid 29 -0.255 0.444 tdk valid 10 -0.167 0.444 tdk valid 30 -0.291 0.444 tdk valid 11 -0.291 0.444 tdk valid 31 0.500 0.444 Valid 12 -0.249 0.444 tdk valid 32 0.535 0.444 Valid 13 0.274 0.444 tdk valid 33 0.502 0.444 Valid 14 0.027 0.444 tdk valid 34 0.557 0.444 Valid 15 0.653 0.444 Valid 35 0.628 0.444 Valid 16 0.182 0.444 tdk valid 36 0.477 0.444 Valid 17 0.314 0.444 tdk valid 37 -0.628 0.444 tdk valid 18 0.476 0.444 Valid 38 0.543 0.444 Valid 19 0.047 0.444 tdk valid 39 0.535 0.444 Valid 20 0.653 0.444 Valid 40 0.594 0.444 Valid Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa terdapat 22 soal yang valid. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

2. Reliabilitas

Setelah dilakukan uji validitas selanjutnya dilakukan uji reliabilitas reabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat di percaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus pada bab 3. Harga r hitung yang diperoleh dari uji reliabilitas dibandingkan dengan harga r tabel product moment dengan taraf signifikan 5. Soal dikatakan reliabel jika r hitung r tabel . Berdasarkan hasil perhitungan, deperoleh r hitung = 0,813 sedangkan r tabel = 0,444 sehingga uji skala reliabilitas diterima. Perhitungan reliabilitas butir soal dapat dilihat pada lampiran.

3. Tingkat kesukaran

Analisis tingkat kesukaran soal dilakukan untuk mengetahui apakan soal tersebut termasuk dalam kategori mudah, sedang atau sukar. Analisis tingkat kesularan soal dilakukan dengan menggunakan rumus nomor 3 pada baba 3. Adapun hasil perhitungan tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.5 Tingkat kesukaran soal ujicoba posttest No. Soal TK Kategori No. Soal TK Kategori 1 0.65 Sedang 21 0.70 Sedang 2 0.45 Sedang 22 0.70 Sedang 3 0.75 Mudah 23 0.70 Sedang 4 0.95 Mudah 24 0.75 Mudah 5 0.65 Sedang 25 0.80 Mudah 6 0.90 Mudah 26 0.90 Mudah 7 0.85 Mudah 27 0.30 Sukar 8 0.30 Sukar 28 0.95 Mudah 9 0.70 Sedang 29 0.85 Mudah 10 0.95 Mudah 30 0.95 Mudah 11 0.95 Mudah 31 0.85 Mudah 12 0.95 Mudah 32 0.80 Mudah 13 0.20 Sukar 33 0.65 Sedang 14 0.90 Mudah 34 0.80 Mudah 15 0.30 Sukar 35 0.25 Sukar 16 0.75 Mudah 36 0.30 Sukar 17 0.65 Sedang 37 0.65 Sedang 18 0.90 Mudah 38 0.70 Sedang 19 0.85 Mudah 39 0.80 Mudah 20 0.65 Sedang 40 0.30 Sukar Hasil analisis tingkat kesukaran selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

4. Daya beda

Analisis daya beda soal dilakukan untuk untuk mengetahui seberapa besar soal dapat membedakan antara siswa kelompok tinggi dengan siswa kelompok rendah. Hasil analisis daya beda soal dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.6 Daya beda soal ujicoba posttest No. Soal DB Kategori No. Soal DB Kategori 1 0.50 Baik 21 0.60 Baik 2 0.30 Cukup 22 0.40 Cukup 3 0.30 Cukup 23 0.40 Cukup 4 0.10 Jelek 24 0.50 Baik 5 0.30 Cukup 25 0.40 Cukup 6 0.20 Jelek 26 -0.20 Jelek 7 -0.10 Jelek 27 0.60 Baik 8 0.40 Cukup 28 -0.10 Jelek 9 0.60 Baik 29 -0.10 Jelek 10 -0.10 Jelek 30 -0.10 Jelek 11 -0.10 Jelek 31 0.30 Cukup 12 -0.10 Jelek 32 0.40 Cukup 13 0.20 Jelek 33 0.50 Baik 14 0.00 Jelek 34 0.40 Cukup 15 0.40 Cukup 35 0.50 Baik 16 0.10 Jelek 36 0.40 Cukup 17 0.30 Cukup 37 -0.50 Jelek 18 0.20 Jelek 38 0.60 Baik 19 0.10 Jelek 39 0.40 Cukup 20 0.50 Baik 40 0.40 Cukup Hasil analisis daya beda selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Setelah dilakukan uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda soal, maka soal yang dapat diikutsertakan dalam soal posttest pada kelas ekspeimen dan kelas kontrol adalah 20 soal, yakni soal nomor 1,8,9,15,20,21,22,23,24,25,27,31,32,33,34,35,36,38,39,40. 4.1.3. Deskripsi Data Hasil Penelitian Tahap pertama dalam penelitian ini adalah memberikan pretest pada kedua sampel, pretest diberikan untuk megukur kemampuan awal siswa sebelum diberikan perlakuan. Hasil pretest dapat di lihat pada tabel 4.7 berikut: Tabel 4.7 Nilai pretest siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol XI IPS 1 Kelas Eksperimen XI IPS 2 Kelas Kontrol Kode Siswa X1 Kode siswa X2 E-01 60 K-01 40 E-02 45 K-02 60 E-03 60 K-03 40 E-04 50 K-04 50 E-05 65 K-05 50 E-06 65 K-06 65 E-07 60 K-07 55 E-08 55 K-08 50 E-09 65 K-09 60 E-10 40 K-10 45 E-11 60 K-11 45 E-12 65 K-12 60 E-13 60 K-13 55 E-14 50 K-14 60 E-15 35 K-15 55 E-16 60 K-16 35 E-17 55 K-17 65 E-18 50 K-18 50 E-19 30 K-19 45 E-20 40 K-20 55 E-21 55 K-21 60 E-22 60 K-22 45 E-23 50 K-23 50 E-24 55 K-24 55 E-25 65 K-25 60 E-26 60 K-26 65 E-27 70 K-27 70 E-28 60 Jumlah 1545 Jumlah 1445 Rata-rata 55.18 Rata-rata 53.52 Tabel 4.7 di atas menunjukkan nilai pretest masing-masing siswa kelas Eksperimen dan kelas kontrol, dimana kelas eksperimen berjumlah 28 siswa dengan nilai rata-rata 55,18 dan kelas kontrol berjumlah 27 siswa dengan nilai rata-rata 53,52. Tahap berikutnya adalah pemberian perlakuan pada kedua sampel. Sampel pertama sebagai kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan menerapkan proses pembelajaran menggunakan model Problem Based Instruction yang diawali dengan mengeorientasi siswa pada masalah, dalam hal ini guru meminta siswa untuk menyebutkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan materi pelajaran kemudian meminta siswa untuk menjelaskan cara penyelesaiannya. Tahap selanjutnya guru mengorganisasi siswa untuk belajar, pada tahap ini guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok kemudian memberikan kartu permasalahan untuk diselesaikan secara berkelompok. Setelah itu siswa diminta mempresentasikan hasil pemecahan masalah yang telah mereka diskusikan bersama kelompok mereka di depan kelas, kemudian di evaluasi bersama-sama untuk mendapatkan suatu kesimpulan sehingga siswa memperoleh pengetahuan yang baru dari permasalahan yang disajikan. Sedangkan sampel kedua sebagai kelas kontrol diberikan perlakuan dengan menerapkan metode pembelajaran konvensional yang berupa ceramah Setelah diberikan perlakuan, pada tahap akhir penelitian diberikan posttest untuk mengukur kemampuan siswa setelah diberikannya perlakuan yang berbeda pada kedua sampel. Hasil posttest dapat di lihat pada tabel 4.8 berikut: Tabel 4.8 Nilai posttest siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol XI IPS 1 Kelas Eksperimen XI IPS 2 Kelas Kontrol Kode Siswa X1 Kode siswa X2 E-01 80 K-01 55 E-02 75 K-02 70 E-03 65 K-03 50 E-04 70 K-04 70 E-05 75 K-05 60 E-06 80 K-06 65 E-07 85 K-07 60 E-08 65 K-08 60 E-09 80 K-09 40 E-10 80 K-10 50 E-11 70 K-11 65 E-12 70 K-12 70 E-13 75 K-13 65 E-14 85 K-14 70 E-15 80 K-15 80 E-16 80 K-16 80 E-17 60 K-17 75 E-18 65 K-18 70 E-19 85 K-19 75 E-20 70 K-20 60 E-21 80 K-21 60 E-22 75 K-22 80 E-23 80 K-23 65 E-24 70 K-24 70 E-25 75 K-25 65 E-26 80 K-26 60 E-27 75 K-27 70 E-28 85 Jumlah 2115 Jumlah 1760 Rata-rata 75.54 Rata-rata 65.19 Tabel 4.8 di atas menunjukkan nilai posttest masing-masing siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol, dimana kelas ekperimen yang berjumlah 28 siswa dengan nilai rata-rata 75,54 dan kelas kontrol yang berjumlah 27 siswa dengan nilai rata-rata 65,19.

4.1.4. Analisis Data Hasil Penelitian

Dokumen yang terkait

Penggunaan LKS berbasis problem based instruction untuk meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa pada konsep jamur: penelitian deskriptif-kuantitatif di SMAN 4 Tangerang

1 28 0

PENGARUH KEAKTIFAN DALAM MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK KELAS X SMA TEUKU UMAR SEMARANG

1 23 202

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN KEDISIPLINAN BELAJAR Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Kedisiplinan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Kelas IX A S

0 4 15

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN KEDISIPLINAN Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Kedisiplinan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Kelas IX A Smp Muham

0 2 17

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS Penerapan Model Problem Based Instruction (PBI)Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Prestasi Belajar Matematika (PTK Pada Siswa Kelas VII SMP Nege

0 5 16

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS Penerapan Model Problem Based Instruction (PBI)Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Prestasi Belajar Matematika (PTK Pada Siswa Kelas VII SMP Nege

0 5 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) Berbantuan Flipbook untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa

0 0 1

Meningkatkan Hasil Belajar Pengelolaan D

0 0 11

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA KELAS V A

0 3 10

Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 002 Penyasawan Kecamatan Kampar

0 0 16