Keaktifan Siswa Uji Normalitas Uji Homogenitas Uji Hipotesis t-test

c. Soal dengan D = 0,41 – 0,70 memiliki daya beda baik d. Soal dengan D = 0,71 – 1,00 memiliki daya beda baik sekali

3.7 Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data keaktifan siswa yang diperoleh dari lembar observasi yang diberikan kepada observer dan hasil belajar siswa yang berasal dari tes pretest dan posttest. Setelah data diperoleh maka dilakukan pengelolahan data dengan rincian sebagai berikut:

3.7.1 Keaktifan Siswa

Lembar observasi yang digunakan untuk mengaalisis aktivitas siswa pada penelitian ini menggunakan jawaban dengan skala Linkert. Sugiyono 2010: 134 menyatakan skala Linkert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala Linkert maka variabel yang akan di ukur dijabarkan menjadi indicator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun instrumen yang berupa pernyataan atau pertanyaan. Tabel 3.2 Skala linkert No Keterangan Skor 1. Selalu 4 2. Sering 3 3. Kadang-kadang 2 4. Tidak Pernah 1 Untuk mengolah data lembar observasi, dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menjumlahkan skor tiap jawaban 2. Menghitung persentase aktivitas siswa dengan rumus: ……………………. 5 3. Menafsirkan hasil lembar observasi siswa dengan perbedoman pada kriteria yang ada pada tabel 3.2

3.7.2 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Sugiyono 2010: 241 menyatakan bahwa terdapat terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas data antara lain dengan kertas peluang dan chi kuadrat. Pada penelitian ini pengujian normalitas data menggunakan chi Kuadrat dengan rumus sebagai berikut: ∑ ……………. 6 Keterangan: = Chi Kuadrat = Frekuensi Pengamatan = Frekuensi yang diharapkan Dara berdistribusi normal jika x 2 hitung ≤ x 2 tabel dengan taraf kepercayaan 95 Dn derajar keabsahan dk = k-3

3.7.3 Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui seragam tidaknya variansi sampel yang telah di ambil dari populasi yang sama Arikunto, 2012: 263. Pada penelitian ini untuk menguji homogenitas data digunakan F-test dengan rumus sebagai berikut: F hitung = ……………. 7 Sundayana, 2014: 144 Data dinyatakan homogen jika F hitung F tabel α=5,

3.7.4 Uji Hipotesis t-test

Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas, maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji hipotesis yaitu uji-t. Menurut sugiyono 2010: 272 terdapat beberapa rumus t-test yang digunakan untuk pengujian, yaitu: 1. Separated Varian, digunakan bila jumlah sampel sama dan varian homogen, untuk melihat harga t-tabel digunakan dk = n 1 + n 2 – 2. Rumus ini juga digunakan bila jumlah sampel tidak sama dan varian tidak homogen, harga t sebagai pengganti t-tabel di hitung dari selisih harga t- tabel dengan dk n 1 – 1 dan dk n 2 – 1 dibagi dua dan kemudian ditambahkan dengan harga t yang terkecil. √ ……………………. 8 2. Pooled Varian, digunakan apabila jumlah sampel tidak sama sedangkan varian homogen, derajat keabsahan dk = n 1 + n 2 – 2. Rumus ini juga digunakan jika jumlah sampel sama sedangkan varian tidak homogen, dengan dk = n 1 – 1 atau dk = n 2 – 1 √ ………………….. 9 3. Sampel Berpasangan related, bila sampel berkorelasi atau berpasangan √ √ √ ……………………10 Keterangan : : rata-rata kelas eksperimen : rata-rata kelas kontrol : jumlah anggita kelas eksperimen : jumlah anggota kelas kontrol : varians kelas eksperimen : varians kelas kontrol : standar deviasi kelas eksperimen : standar deviasi kelas kontrol : korelasi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol Sugiyono, 2009: 197 Apabila nilai t hitung sudah diketahui, maka langkah selanjutnya yaitu membandingkannya dengan t tabel. Nilai t-tabel dapat dicari dengan mengetahui terlebih dahulu derajat bebasnya db. Berdasarkan db tersebut dapat diperoleh t tabel dengan taraf signifikansi 5. jika t hitung t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, jika sebaliknya t hitung t tabel maka Ha diterima

3.7.5 Uji Gain Ternormalisasi

Dokumen yang terkait

Penggunaan LKS berbasis problem based instruction untuk meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa pada konsep jamur: penelitian deskriptif-kuantitatif di SMAN 4 Tangerang

1 28 0

PENGARUH KEAKTIFAN DALAM MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK KELAS X SMA TEUKU UMAR SEMARANG

1 23 202

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN KEDISIPLINAN BELAJAR Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Kedisiplinan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Kelas IX A S

0 4 15

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN KEDISIPLINAN Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Kedisiplinan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Kelas IX A Smp Muham

0 2 17

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS Penerapan Model Problem Based Instruction (PBI)Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Prestasi Belajar Matematika (PTK Pada Siswa Kelas VII SMP Nege

0 5 16

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS Penerapan Model Problem Based Instruction (PBI)Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Prestasi Belajar Matematika (PTK Pada Siswa Kelas VII SMP Nege

0 5 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) Berbantuan Flipbook untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa

0 0 1

Meningkatkan Hasil Belajar Pengelolaan D

0 0 11

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA KELAS V A

0 3 10

Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 002 Penyasawan Kecamatan Kampar

0 0 16