1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi TIK dewasa ini sering disebut sebagai revolusi teknologi informasi sebab telah berhasil memasuki
hampir semua aktivitas manusia. Perkembangan TIK sangat pesat, seiring dengan perkembangan masyarakat global.
Dengan kemajuan TIK, informasi yang ada pada suatu tempat atau negara dapat segera dikomunikasikan ke tempat lain dalam waktu yang bersamaan.
Kemajuan TIK dengan segala potensinya, jika dikelola dan dimanfaatkan dengan baik akan berpengaruh positif dalam pembangunan kualitas sumber daya manusia,
akan tetapi TIK juga memiliki dampak negatif seperti terjadinya perubahan nilai, norma, aturan atau moral kehidupan yang bertentangan dengan nilai, norma,
aturan dan moral kehidupan yang dianut masyarakat. Oleh karena itu, peran pendidikan sangat penting dalam mengembangkan dampak positif dan dampak
negatif TIK. Salah satu langkah strategis dalam menyongsong masa depan pendidikan
Indonesia adalah dengan menerapkan dan mengembangkan kurikulum mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi TIK di sekolah. Melalui
pembelajaran TIK diharapkan dapat membekali peserta didik berbagai kemampuan yang sesuai degan tuntutan zaman, yang mampu menjawab tantagan
arus globalisasi, peka terhadap perubahan, serta berperan besar dalam pembangunan masyarakat.
Dalam pedidikan, kegiatan pembelajaran tidak selalu berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan
suatu proses pembelajaran. Untuk itu perlu diketahui terlebih dahulu mengenai komponen-komponen dalam pembelajaran tersebut. Komponen pembelajaran
yang dimaksud adalah: tujuan, materi atau bahan ajar, model pembelajaran dan media, evaluasi, anak didik dan adanya guru.
Model pembelajaran
merupakan salah
satu komponen
dalam pembelajaran. Menurut Joyce dan Weil Rusman, 2013: 133 model pembelajaran
adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum rencana pembelajaran jangka panjang, merancang bahan-bahan
pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. Salah satu variasi model yang dapat melibatkan peran aktif siswa dalam
kegiatan belajar adalah model pembelajaran berdasarkan masalah. Model pembelajaran berdasarkan masalah Problem Based Instruction yang selanjutnya
dapat disingkat PBI merupakan suatu model pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan penyelesaian nyata dari masalah
nyata. Dari suatu contoh permasalahan yang nyata, jika di selesaikan secara nyata, akan memungkinkan siswa untuk dapat memahami konsep, bukan sekedar
menghafal Trianto, 2007: 67.
Model pembelajaran PBI mempunyai karakteristik khusus meliputi pengajuan pertanyaan atau masalah, berfokus pada keterkaitan antar disiplin,
penyelidikan autentik, menghasilkan produk dan memamerkan serta kerjasama. Model pembelajaran PBI diterapkan dengan tujuan untuk mengembangkan
kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan ketrampilan intelektual. PBI digunakan untuk merangsang berpikir tinggi dalam situasi berorientasi masalah,
termasuk dalam hal belajar. Penelitian yang dilakukan oleh Titin, Eli Yanti, dan Ruqiah Ganda Putri
Panjaitan 2009 menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar secara signifikan setelah diterapkannya model pembelajaran PBI dalam pembelajaran di
kelas. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Abas 2011 dengan melakukan perbandingan antara penerapan model pembelajaran Think Pair Share TPS dan
model pembelajaran PBI di dalam kelas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada model PBI lebih tinggi 1,7 poin dibandingkan dengan
hasil belajar pada pembelajaran bermodel kooperatif TPS. Menurut hasil penelitian Indrayan 2009, penerapan model pembelajaran PBI meningkatkan
hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa, hasil belajar afektif dan psikomotorik siswa. Meningkatnya hasil belajar afektif dan psikomotorik erat kaitannya dengan
keaktifan siswa ketika proses pembelajaran berlangsung. Dokumen pengolah angka dengan variasi teks, tabel, grafik, gambar dan
diagram merupakan salah satu aspek dari mata pelajaran TIK pada satuan pendidikan SMA. Salah satu materi TIK yang termasuk dalam aspek tersebut
adalah dokumen pengolah angka dengan variasi tabel. Walaupun sederhana akan
tetapi banyak sekali permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan materi tersebut.
Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah peserta didik masih rendah pada materi ini. Hal ini dapat dilihat dari nilai
yang diperoleh dalam hasil ulangan harian terpadu yang telah dilaksanakan pada minggu terakhir bulan Februari 2015. Dari data yang diperolah peneliti, diketahui
bahwa lebih dari 70 siswa mendapatkan nilai di bawah KKM yaitu 75. Dengan diterapkannya model pembelajaran PBI siswa akan dibiasakan untuk belajar
menerapkan berbagai rumus yang ada pada materi dokumen pengolah angka dengan variasi tabel melalui permasalahanpersoalan yang disajikan oleh guru,
sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah yang disajikan serta dapat memiliki suatu keterampilan dalam
memecahkan masalah. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan
pen elitian yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based
Instruction PBI untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran TIK Kelas XI SMA Teuku Umar Semarang”.
1.2 Identifikasi Masalah