Kategori  jenis  perilaku  untuk  ranah  psikomotorik  adalah  persepsi  perception, kesiapan  set,  gerakan  terbimbing  guided  response,  gerakan  terbiasa
mechanism,  gerakan  kompleks  complex  overt  response,  penyesuaian adaptation,  dan  kreativitas  originality.  Dalam  kurikulum  2013,  ranah
psikomotorik  dimasukkan  dalam  kompetensi  inti  4  KI  4.  Berdasarkan Permendikbud  nomor  65  tahun  2013  tentang  Standar  Proses  dijelaskan  bahwa
aspek  keterampilan  diperoleh  siswa  melalui  aktivitas  mengamati,  menanya, mencoba,  menalar,  menyaji,  dan  menciptakan.  Sedangkan  keterampilan  yang
harus  dimiliki  siswa  SD seperti  yang  dijelaskan  dalam  Permendikbud  Nomor  54 Tahun  2013  tentang  SKL  adalah  memiliki  kemampuan  pikir  dan  tindak  yang
produktif  dan  kreatif  dalam  ranah  abstrak  dan  konkret  sesuai  dengan  yang ditugaskan kepadanya.
Indikator  ranah  psikomotorikketerampilan  dalam  pembelajaran    Tema Organ Tubuh Manusia dan Hewan melalui model PBL Problem Based Learning
dengan  media  komik  diantaranya:  merencanakan  pemecahan  masalah,  aktivitas pemecahan masalah, penyusunan laporan, dan pelaporanpresentasi.
2.1.4 Kurikulum 2013
Kurikulum  2013  merupakan  upaya  penyederhanaan  pembelajaran,  yaitu dengan  menggunakan  metode  tematik  integratif  dengan  pendekatan  ilmiah
pendekatan  saintifik.  Perubahan  kurikulum  ini  diharapkan  dapai  membantu masyarakat mencapai keunggulan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Ada empat aspek yang harus dipenuhi dalam kurikulum 2013 yaitu aspek religius, sikap, pengetahuan, dan karakter.
Mulyasa  2013:  163  menyatakan  ada  tiga  keunggulan  kurikulum  2013 yaitu  pertama,  kurikulum  menggunakan  pendekatan  yang  bersifat  ilmiah
kontekstual,  karena  berangkat,  berfokus,  dan  bermuara  pada  hakekat  peserta didik  untuk  mengembangkan  berbagai  kompetensi  sesuai  dengan  potensinya
masing-masing.  Kedua,  kurikulum  2013  yang  berbasis  karakter  dan  kompetensi boleh  jadi  mendasari  pengembangan  kemampuan-kemampuan  lain.    Ketiga,  ada
bidang-bidang  studi  atau  mata  pelajaran  tertentu  yang  dalam  pengembangannya lebih tepat menggunakan pendekatan kompetensi, terutama yang berkaitan dengan
keterampilan. Tujuan kurikulum 2013 menurut Mulyasa 2013: 65 adalah menghasilkan
insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, afektif melalui penguatan sikap, keterampilan,  dan  pengetahuan  yang  terintegrasi.  Dalam  hal  ini,  pengembangan
kurikulum difokuskan pada pembentukan kompetensi  dan karakter peserta didik, berupa paduan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dapat didemontrasikan
peserta  didik  sebagai  wujud  pemahaman  terhadap  konsep  yang  dipelajarinya secara kontekstual.
2.1.5 Pendekatan saintifik
2.1.5.1 Pengertian Pendekatan Saintifik
Menurut  Hosnan  2014:  34  pendekatan  saintifik  adalah  proses  yang dirancang  sedemikian  rupa  agar  peserta  didik  secara  aktif  mengostruk  konsep,
hukum  atau  prinsip  melalui  tahapan-tahapan  mengamati  untuk  mengidentifikasi atau menemukan masalah, merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan
hipotesis,  mengumpulkan  data  dengan  berbagai  teknik,  menganalisis  data,
menarik  kesimpulan  dan  mengkomunikasikan  konsep,  hukum  atau  prinsip  yang ditemukan.  Pendekatan  saitifik  dimaksudkan  untuk  memberikan  pemahaman
kepada peserta didik dalam  mengenal,  memahami  berbagai  materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak
tergantung pada informasi searah dari guru. 2.1.5.2
Tujuan Pendekatan Saintifik Tujuan pendekatan saintifik menurut Hosnan 2014: 36 antara lain.
a. Untuk  meningkatkan  kemampuan  intelek,  khususnya  kemampuan  berpikir
tingkat tinggi siswa b.
Untuk  membentuk  kemampuan  siswa  dalam  menyelesaikan  suatu  masalah secara sistematik
c. Terciptanya  kondisi  pembelajaran  dimana  siswa  merasa  bahwa  belajar  itu
merupakan suatu kebutuhan. d.
Diperoleh hasil belajar yang tinggi e.
Untuk  melatih  siswa  dalam  mengkomunikasikan  ide-ide,  khususnya  dalam menulis artikel ilmiah.
f. Untuk mengembangkan karakter siswa
2.1.5.3 Langkah - langkah Pendekatan Saintifik
Kegiatan  pembelajaran  pada  Kurikulum  2013  untuk  semua  jenjang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran harus
menyentuh  tiga  ranah,  yaitu  sikap,  pengetahuan  dan  keterampilan.  Pendekatan Saintifik  dalam  pembelajaran  semua  semua  mata  pelajaran  meliputi  menggali
informasi  melalui  pengamatan,  bertanya,  percobaan,  kemudian  mengolah  data
atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta.
Menurut  Permendikbud  Nomor  104  Tahun  2014,  proses  pembelajaran terdiri dari lima pengalaman belajar pokok yaitu:
a. Mengamati observing
Kegiatan  mengamati  mengutamakan  kebermaknaan  proses  pembelajaran. Metode  mengamati  sangat  bermanfaat  bagi  pemenuhan  rasa  ingin  tahu  siswa,
sehingga  proses  pembelajaran  memiliki  kebermaknaan  yang  tinggi.dengan mengamati, siswa dapat menemukan fakta bahwa ada hubungan antara objek yang
dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru. Dalam kegiatan mengamati,  guru  membuka  secara  luas  dan  bervariasi  kesempatan  siswa  untuk
melakukan  pengamatan  melalui  kegiatan  :  melihat,  menyimak,  mendengar,  dan membaca.
b. Menanya questioning
Berbeda dengan penugasan yang menginginkan tindakan nyata, pertanyaan dimaksudkan untuk memperoleh tanggapan verbal. Istilah pertanyaan tidak selalu
dalam  bentuk  kalimat  tanya,  melainkan  juga  dapat  dalam  bentuk  pernyataan, asalkan keduanya menginginkan tanggapan verbal. Pertanyaan guru yang baik dan
benar menginspirasi siswa untuk memberikan jawaban yang baik dan benar pula. Dalam  kegiatan  bertanya,  kegiatan  yang  dapat  dilakukan  siswa  adalah
mengajukan  pertanyaan  tentang  informasi  yang  tidak  dipahami  dari  apa  yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang
diamati.  dimulai  dari  pertanyaan  faktual  sampai  ke  pertanyaan  yang  bersifat hipotetik
c. Mengumpulkan informasi atau mencoba experimenting
Kegiatan  yang  dapat  dilakukan  adalah  melakukan  eksperimen,  membaca sumber  lain  selain  buku  teks,  mengamati  objek  kejadian  aktivitas,  wawancara
dengan nara sumber. Kegiatan ini dapat mengembangkan sikap teliti, jujur,sopan, menghargai  pendapat  orang  lain,  kemampuan  berkomunikasi,  menerapkan
kemampuan  mengumpulkan  informasi  melalui  berbagai  cara  yang  dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
d. Mengasosiasi atau mengolah informasi associating
Pada  tahapan  ini,  siswa  sedapat  mungkin  dikondisikan  belajar  secara kolaboratif.  Siswa  harus  lebih  aktif  dalam  proses  pembelajaran  sedangkan  guru
lebih  bersifat  direktif  atau  manajer  belajar.  Siswa  secara  bersama  -  sama,  saling bekerja  sama,  saling  membantu  mengerjakan  tugas  terkait  dengan  materi  yang
sedang dipelajari. Kegiatan yang dapat dilakukan adalah mengolah informasi yang sudah  dikumpulkan  baik  terbatas  dari  hasil  kegiatan  mengumpulkan  atau
eksperimen mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah
keluasan  dan  kedalaman  sampai  kepada  pengolahan  informasi  yang  bersifat mencari  solusi  dari  berbagai  sumber  yang  memiliki  pendapat  yang  berbeda
sampai kepada yang bertentangan.
e. Mengkomunikasikan communicating
Kegiatan  yang  dilaksanakan  pada  tahap  ini  adalah  menyampaikan  hasil pengamatan,  kesimpulan  berdasarkan  hasil  analisis  secara  lisan,  tertulis,  atau
media  lainnya.  Hasil  tugas  yang  telah  dikerjakan  bersama-sama  dapat  disajikan dalam bentuk laporan tertulis dan dapat dijadikan sebagai salah satu bahan untuk
portofolio kelompok dan atau individu, yang sebelumnya dikonsultasikan terlebih dahulu  dengan  guru.  Pada  tahapan  ini  kendati  tugas  dikerjakan  secara
berkelompok,  tetapi  sebaiknya  hasil  pencatatan  dilakukan  oleh  masing  -  masing individu.
Kegiatan  mengkomunikasikan  ini  dapat  diberikan  klarifikasi  oleh  guru agar siswa mengetahui secara benar atau ada yang harus diperbaiki. Hal ini dapat
diarahkan pada kegiatan konfirmasi sebagaimana pada Standar Proses.
2.1.6 Pembelajaran Tematik Terpadu