145 1 Meningkatkan pengelolaan sumber daya ikan melalui pengendalian dan
pemantauan terhadap kapal perikanan. 2 Meningkatkan pengelolaan usaha perikanan yang dilakukan oleh perusahaan
perikanan. 3 Meningkatkan ketaatan kapal perikanan yang melakukan kegiatan
penangkapan danatau pengangkutan ikan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4 Memperoleh data dan informasi tentang kegiatan kapal perikanan dalam rangka pengelolaan sumber daya ikan secara lestari dan berkelanjutan.
Dilihat dari kemampuannya, teknologi VMS memiliki kemampuan sebagai berikut:
1 Kemampuan dalam monitoring gerak kapal yang menyangkut sebagai berikut:
1 Posisi 2 Kecepatan
3 Jalur lintasan tracking 4 Waktu terjadinya pelanggaran, dalam hal terjadinya pelanggaran yang
dilakukan oleh kapal ikan maka beberapa aspek yang dapat diindikasikan yaitu: penyalahgunaan alat tangkap, pelanggaran wilayah
tangkap, kemungkinan transhipment, ketaatan dalam penggunaan Tx dan Keypad
, ketaatan di titik laporpelabuhan. 5 Keamanan pelayaran
6 Membantu memberikan informasi posisi kapal dalam beberapa kasus kejahatan di laut seperti kehilangan kontak, pembajakan dan kecelakaan;
7 Manajemen sumber daya ikan a Mengetahui dengan lebih nyata di lapangan usaha penangkapan yang
dilakukan di perairan mana saja, intensitasnya berapa, sehingga perkiraan sumber daya yang telah dimanfaatkan dapat diketahui;
b Dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pengambilan keputusan berkaitan dengan pengelolaan sumber daya ikan;
146 c Integrasi dengan sistem lain
Dengan sistem radar satelit alat deteksi lainnya untuk mengidentifikasi kapal yang tidak memiliki transmitter yang
merupakan indikasi kapal ilegal.
Keuntungan atas penerapan teknologi VMS yang dapat diperoleh atau dirasakan diantaranya adalah:
1 Bagi Pemerintah 1 Mengurangi kerugian negara dari kegiatan illegal fishing dan illegal
export ;
2 Dapat melakukan pengendalian dalam pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan;
3 Dapat memperoleh data dan informasi mengenai pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan secara cepat dan akurat.
2 Bagi Perusahaan Perikanan 1 Adanya jaminan berusaha situasi yang kondusif, aman dan kepastian
usaha jangka panjang; 2 Akses data dan informasi mengenai potensi dan pasar yang cepat dan
akurat; 3 Memudahkan pengawasan operasional armada;
3 Bagi Para Nelayan Tradisional 1 Adanya jaminan berusaha
2 Menghilangkan potensi konflik sosial khususnya dengan perusahaan perikanan menengah dan besar;
3 Adanya peningkatan kesejahteraan disebabkan adanya peningkatan efisiensi produksi.
Paparan di atas telah ditunjukkan kemampuan dari teknologi VMS yang mampu melakukan sistem pengawasan kapal ikan, namun demikian di sisi lain
terdapat kelemahan bagi Indonesia yang belum memiliki kemampuan dalam mengembangkan teknologi VMS yang berakibat pada tingginya tingkat
ketergantungan Indonesia kepada vendor luar negeri, dan kemampuan teknologi VMS yang ada saat ini masih terbatas, sehingga belum berperan secara optimal.
147
5.2.3 Analisis Strategi Penerapan VMS dengan Matriks SWOT
Berdasarkan hasil identifikasi peluang-ancaman dan kekuatan-kelemahan di atas maka dapat disarikan ke dalam matriks SWOT untuk mendapatkan
formulasi prioritas strategi penerapan model VMS dalam sistem pemantauan kapal ikan di Indonesia. Aspek SWOT harus diambil dari keenam aspek ekonomi,
sosial, biologi, teknologi, kelembagaan dan hukumkebijakan. Untuk mendapatkan peluang dan ancaman ditinjau dari aspek ekonomi, sosial, biologi
dan hukumkebijakan eksternal; sedangkan untuk mendapatkan kekuatan dan kelemahan ditinjau dari aspek kelembagaan meliputi otoritas dan koordinasi
antar lembaga, pendanaan, SDM dan kemampuan, aspek teknologi dan kebijakan internal yang pendukung penerapan VMS.
148
Tabel 27 Matriks SWOT Strategi Penerapan VMS
No STRENGTHS – S
No WEAKNESSES – W
1 Aspek Lembaga
Sudah adanya lembaga yang berwenang untuk pengawasan sumberdaya ikan
Adanya perencanaan pengadaan SDM guna mendukung implementasi VMS
1 Aspek Lembaga:
a. Lembaga PMO yang ada tidak dapat menjalankan fungsinya secara optimal
b. Belum adanyan integrasi secara intensif dari masing-masing lembaga dalam
sistem pengawasan kapal ikan c. Kurangnya fasilitas pendukung bagi
Lembaga yg
memiliki kwenangan
pengawasan kapal ikan d. Dukungan SDM yang belum memiliki
kapabilitas dalam memanfaatkan dan mengembangkan teknologi VMS
e. Keterbatasan dana dalam mendukung sistem pengawasan kapal ikan
2 Aspek Teknologi VMS :
a. Sudah memiliki Pusat Koordiantor pengendalian VMS, dan 2 regional center di
batam dan ambon b. Sistem Pemantauan dengan VMS sudah
dapat dioperasikan oleh DKP 2
Aspek Teknologi VMS : a. Ketergantungan yang tinggi pada vedor
perangkat VMS b. kemampuan teknologi VMS masih terbatas,
tidak mampu
menganalisis indikasi
pelanggaran secara ”on line” 3
Aspek Kebijakan: - Sudah memiliki peraturan hokum yang
mengatur VMS secara khusus Kepmen 29 3
Aspek Kebijakan Internal: Kebijakan pendukung yang berkaitan dengan
operasi pelaksanaan VMS masih belum lengkap
No OPPORTUNITIES – O PELUANG
No SO STRATEGIES
No WO STRATEGIES
1 Aspek Politik dan Kebijakan:
a. UU NO 31 Tahun 2004 tentang Perikanan
sebagai landasan yang kuat dalam membangun sistem pengawasan
b. Akan adanya Inpres tentang ilegal fishing
1 Menyediakan kebijakan pendukung dalam
pengawasan VMS O1;S3 Membentuk SDM yang memiliki
kemampuan dalam pengawasan O1;S1 1
Menyediakan kebijakan pendukung dalam pengawasan VMS O1;W3,W5
Membentuk lembaga yang memiliki otoritas penuh dalam pengawasan yang didukung
dengan fasilitas pendukung W3;O1
2 Aspek Ekonomi:
Sektor Perikanan Laut memiliki pertumbuhan produksi yang terus meningkat, dan Indonesia sebagai
negara produsen terbesar ketiga, dan perikanan tangkap memberikan kontribusi pada PDB
2 Pemanfaatan Teknologi VMS sebagai sistem
pengawasan kapal ikan O1, O2;W1 2
Pemanfaatan Teknologi VMS sebagai sistem pengawasan kapal ikan O1, O2;W1
Memberdayakan lembaga yang memiliki otoritas penuh dalam pengawasan kapal
O1;W1,3
3 Aspek Biologi :
Perairan laut Indonesia yang sangat luas dengan potensi kekayaan ikan yang berlimpah
3 Membangun sistem pengawasan perikanan
yang terintegrasi O4;W4 3
Membangun sistem pengawasan perikanan yang terintegrasi O4;W4
No THREATS – T ANCAMAN
No ST STRATEGIES
No WT STRATEGIES
1 Aspek Politik dan Kebijakan Eksternal:
Tuntutan dunia internasional terhadap lemahnya pelestarian budidaya laut Indonesia
1 Menyediakan kebijakan pendukung dalam
pengawasan perairan laut Indonesia S2;T1 1
Menyediakan perangkat hukum dalam sistem pengawasan penagkapan ikan T1;W3
2 Aspek Ekonomi:
Hilangya pendapatan devisa pada sektor perikanan laut akibat tingginya tingkat pencurian ikan laut
2 Pemanfaatan Teknologi VMS sebagai sistem
pengawasan kapal pengakapan ikan S2;T2 2
Pemanfaatan Teknologi VMS sebagai sistem pengawasan kapal pengakapan ikan T2;W1-5
3 Aspek Sosial dan Budaya:
Perilaku pengusaha kapal ikan yang miliki kesadaran rendah, keraguan dalam mengikuti VMS dan
menolak pemasangan alat VMS serta tidak disiplin dalam mengaktifkan alat
Keraguan pengusaha ikan terhadap pembiayaan VMS Tingkat keamanan alat VMS yang terpasang di Kapal
tidak terjamin 3
Melakukan penegakkan hukum dalam sistem pengawasan penangkapan ikan dan
untuk menjaga keamanan perangkat hukum S2;T3
Menyusun metode pembebanan biaya VMS yang memiliki daya tarik bagi pengusaha
penangkapan ikan T3;S3 3
Melakukan penegakkan hukum dan nyediakan perangkat hukum yang dapat mewajibkan
kepada semua pemilik kapal ikan T3;W3 Menyusun metode pembebanan biaya VMS
yang memiliki daya tarik bagi pengusaha ikan T3;W3
4 Aspek Biologi
Tingginya tingkat pencurian ikan oleh kapal lokal dan asing 1.5juta tontahun
4 Menyediakan perangkat hukum dalam
sistem pengawasan penagkapan ikan S2;T4 4
Menyediakan perangkat hukum dalam sistem pengawasan penagkapan ikan T4;W2
Sumber : Hasil Analisis
Atas dasar matriks SWOT di atas, maka pilihan atau alternatif strategi di atas dikelompokan menjadi beberapa kelompok sebagai berikut:
1 Strategi Sistem Pembebanan Biaya VMS yang dapat memberikan keringanan biaya bagi pengusaha kapal ikan. Strategi ini menjadi perlu
untuk dilaksanakan karena adanya perilaku masyarakat pengusaha yang