36 Gambar 6 menjelaskan hubungan dan faktor-faktor yang mempengaruhi
tingkat kepatuhan pengguna sumber daya dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya ikan masyarakat nelayanpengusaha.
Sumber : Kuperan 1997
Gambar 6 Determinants of Compliance.
2.9 Model SISWASMAS
Pada salah satu proses kegiatan MCS ada kegiatan yang disebut kegiatan Pengawasan dan Pengamatan Lapangan Surveillance, masyarakat dapat
berperan untuk memberikan informasi baik langsung melalui alat komunikasi radio atau alat panggil maupun melalui media lain untuk menyampaikan adanya
pelanggaran atau dugaan pelanggaran kepada sistem inspeksi, sehingga pihak berwenang dapat melakukan tindakan secara cepat. Untuk itu perlu dibangun
Sistem Pengawasan Masyarakat SISWASMAS. Sistem SISWASMAS yang dikenal sebagai kewaspadaan masyarakat
public awareness adalah bentuk kepedulian para pemanfaat sumber daya kelautan dan perikanan terhadap peristiwa yang terjadi di laut BRKP DKP,
2000. Disebutkan bahwa fungsi anggota SISWASMAS yaitu memberikan informasi tentang kejadian yang ditemukan di lapangan yang dapat merugikan
sumber daya kelautan dan perikanan. Informasi yang disampaikan kepada petugas
37 pengawasan harus aman dan tertutup confidential yang disalurkan secara tepat,
cepat, mudah, dan terpercaya. Untuk itu keanggotaan SISWASMAS harus terpilih selected dan terlatih melalui pola pelatihan khusus.
2.10 Model Co-Management
Pengembangan model manajemen kemitraan sebagai wadah partisipasi masyarakat dalam pengelolaan dan pengawasan sumberdaya kelautan dan
perikanan sangat tergantung pada sistem yang dinamis dynamic partnership antar lembaga terkait dengan melibatkan local community. Untuk itu pendekatan
atau model yang diharapkan efektif adalah model kelembagaan dengan sistem
Co-Management. Co-Management adalah pengaturan pengelolaan sumber daya
ikan dimana tanggung-jawab pengelolaan sumber daya dibagi antara pemerintah dan kelompok pengguna dan dianggap merupakan satu pemecahan terhadap
masalah-masalah eksploitasi sumber daya yang berlebihan Berkes, 1994.