Pemilihan Strategi VMS Berdasarkan Biaya untuk Masing-Masing

164 Tabel 41 Pembobotan Atas Biaya Penerapan VMS Aspek Bobot Biaya Bagi Pengusaha Bobot Biaya Bagi Pemerintah Ekonomi 0.4426 0.4223 Sosial 0.1978 0.1699 Biologi 0.1469 0.1596 Teknologi 0.0700 0.0247 Kelembagaan 0.0326 0.0589 Hukum 0.1101 0.1646 Total 1.0000 1.0000 Sumber: Hasil Penelitian dari 5 Responden Pakar dan Praktisi Perikanan Kelautan dengan pengumpulan mengunakan metode AHP, 2005 Berdasarkan Tabel 41 terlihat bahwa biaya secara ekonomi atas penerapan model VMS merupakan biaya yang paling besar yang dirasakan bagi pemerintah maupun pengusaha kapal ikan. Dasar pemilihan kenapa biaya secara ekonomi merupakan biaya yang lebih besar dibandingkan biaya pada bidang lainnya adalah: 1 Bagi pihak pemerintah, secara ekonomi dibutuhkan biaya investasi dan biaya operasional penerapan perangkat VMS. 2 Bagi pihak pengusaha, secara ekonomi juga dibutuhkan biaya investasi dan biaya airtime perangkat transmiter. 3 Biaya secara ekonomi merupakan biaya yang lebih dahulu dirasakan bagi kedua pihak dibandingkan biaya pada aspek lainnya. Tinjauan biaya secara detail untuk keenam aspek atas penerapan metode VMS adalah sebagai berikut: 1 Ekonomi Seperti yang dituliskan di atas, biaya secara ekonomi merupakan biaya yang paling besar dirasakan baik oleh pemerintah maupun pengusaha bila dibandingkan biaya pada kelima bidang lainnya. Hasil dari FGD, pertimbangan biaya ekonomi yang harus menjadi beban bagi kedua pihak meliputi: 165 a Biaya Investasi, yaitu biaya investasi perangkat keras dan lunak dari teknologi VMS. b Biaya Pemeliharaan, yaitu biaya pemeliharaan bila terjadi kerusakan atas teknologi VMS. c Biaya Operasional, yaitu biaya tenaga dan perangkat pendukung dalam menjalankan perangkat VMS bagi pihak pemerintah dan biaya sewa atau air time setiap bulannya bagi pihak pengusaha. d Biaya Pengembangan, yaitu biaya yang harus dikeluarkan apabila ada pengembangan teknologi baru dari VMS yang ada saat ini Dari keempat biaya ekonomi di atas, melalui AHP dan FGD dilakukan analisis untuk mendapatkan biaya ekonomi yang paling besar dirasakan bagi kedua pihak, hasilnya disajikan pada Tabel 42. Tabel 42 Pembobotan Biaya Ekonomi Penerapan VMS Aspek Ekonomi Bobot Biaya Bagi Pengusaha Bobot Biaya Bagi Pemerintah Biaya Investasi 0.5886 0.6798 Biaya Pemeliharaan 0.0568 0.0659 Biaya Operasional 0.0947 0.1832 Biaya Pengembangan 0.2600 0.0711 1.0000 1.0000 Sumber: Hasil Penelitian dari 5 Responden Pakar dan praktisi Perikanan Kelautan dengan pengumpulan mengunakan metode AHP, 2005 Pada Tabel 42 terlihat bahwa, baik pemerintah maupun pengusaha, biaya investasi merupakan beban biaya yang terbesar dirasakan bagi kedua pihak. Sehingga atas dasar pertimbangan biaya ekonomi tersebut, maka strategi yang sesuai adalah seperti yang disajikan pada tabel berikut ini. 166 Tabel 43 Pemilihan Strategi Penerapan VMS Berdasarkan Biaya Ekonomi Sumber: Hasil Penelitian dari 5 Responden Pakar dan Praktisi Perikanan Kelautan dengan pengumpulan mengunakan metode AHP, 2005 Apabila ditinjau dari beban biaya yang dikeluarkan, maka strategi yang memiliki beban biaya terbesar bagi pengusaha adalah strategi penegakan hukum dan kemampuan pengawasan. Strategi ini menjadi beban biaya terbesar karena akan menjadi beban biaya terbesar bagi pengusaha bila mereka melakukan pelanggaran hukum. Demikian halnya bagi pemerintah, strategi ini memungkinkan terjadinya kolusi antara aparat penegak hukum dan pengusaha bila penerapannya tidak didukung dengan sistem pengawasan yang kuat. 2 Sosial Analisis biaya yang ditinjau dari sisi sosial berkaitan dengan penerapan model VMS meliputi: 1 Biaya Pelatihan, bagi pihak pemerintah adalah biaya yang harus dikeluarkan dalam memberikan pelatihan kepada nelayan atau pemilik kapal. Sedangkan bagi pengusaha adalah biaya yang kehilangan kesempatan menangkap ikan karena mengikuti pelatihan. 2 Biaya Konflik Interest, yaitu biaya intangible bila terjadi konflik interest antara pemerintah dengan pemilik kapal, atau antara pemilik kapal dengan nelayan; 3 Biaya Pembinaan dan Pemberdayaan, bagi pihak pemerintah adalah biaya yang harus dikeluarkan dalam membina para pemilik kapal agar sadar untuk menggunakan perangkat VMS, sedangkan bagi pengusaha adalah biaya intangible karena membina kesadaran nelayan. Strategi Bobot Biaya Bagi Pengusaha Bobot Biaya Bagi Pemerintah Pembebanan Biaya VMS 0.0653 0.2231 Penegakan Hukum dan Kemampuan Pengawasan 0.6901 0.7077 Kemampuan Lembaga dan SDM 0.2446 0.0693 1.0000 1.0000 167 4 Biaya Sosialisasi, adalah biaya sosialisasi secara nasional atas penerapan model VMS kepada para pemilik kapal. Bagi Pemerintah dalam bentuk biaya penyelenggaraan, dan bagi pengusaha dalam bentuk biaya ikut serta dan mengganggu usaha penangkapan. Berdasarkan keempat aspek di atas, setelah dilakukan survei kepada lima orang pakar di bidang kelautan dan perikanan melalui AHP dan FGD dalam menilai biaya yang dikeluarkan, maka dapat diperoleh hasil seperti pada Tabel 44. Tabel 44 Pembobotan Biaya Sosial Penerapan VMS Aspek Sosial Bobot Biaya Bagi Pengusaha Bobot Biaya Bagi Pemerintah Biaya Pelatihan 0.1830 0.0425 Biaya Konflik Interest 0.6469 0.6215 Biaya Pembinaan 0.0579 0.1295 Biaya Sosialisasi 0.1488 0.2395 1.0000 1.0000 Sumber: Hasil Penelitian dari 5 Responden Pakar dan Praktisi Perikanan Kelautan dengan pengumpulan mengunakan metode AHP, 2005 Berdasarkan Tabel 44 diketahui bahwa biaya konflik interest merupakan beban biaya besar yang dirasakan oleh pengusaha kapal. Pertimbangan atas biaya ini dikarenakan kemungkinan terjadinya konflik interest atas pemasangan perangkat transmitter, baik antara pengusaha dengan nelayan maupun antara pengusaha dengan pemerintah. Sedangkan beban biaya sosial yang paling besar dirasakan oleh pihak pemerintah adalah biaya sosialiasi. Beban biaya sosialisasi manfaat dan kewajiban pemasangan perangkat transmitter bagi seluruh pengusaha kapal ikan diseluruh Indonesia menjadi besar bagi pihak pemerintah karena pemerintah perlu mensosialisasikan. Sehingga atas dasar pertimbangan biaya sosial tersebut, maka strategi yang diprioritaskan bagi kedua pihak seperti yang disajikan pada Tabel 45. 168 Tabel 45 Pemilihan Strategi Penerapan VMS Berdasarkan Biaya Sosial Strategi Bobot Biaya Bagi Pengusaha Bobot Biaya Bagi Pemerintah Sistem Pembebanan Biaya VMS 0.0701 0.0544 Penegakan Hukum dan Kemampuan Pengawasan 0.7180 0.7130 Kemampuan Lembaga dan SDM 0.2119 0.2326 1.0000 1.0000 Sumber: Hasil Penelitian dari 5 Responden Pakar dan Praktisi Perikanan Kelautan dengan pengumpulan mengunakan metode AHP, 2005 Seperti yang terlihat pada Tabel 45, pilihan strategi yang memberikan beban biaya sosial terbesar adalah strategi penegakan hukum dan kemampuan pengawasan. Secara sosial strategi ini menjadi beban biaya terbesar bagi kedua pihak karena dapat dimungkinkan terjadinya kolusi oleh pengusaha yang nakal dan oknum aparat yang meloloskan pengusaha yang melanggar hukum. Sehingga terdapat kemungkinan terjadinya konflik interest, baik bagi kedua pihak maupun di antara pengusaha dengan pengusaha maupun aparat pemerintah dengan aparat pemerintah. 3 Biologi Analisis biaya yang dikeluarkan dalam penerapan VMS yang ditinjau dari sisi biologi berkenaan dengan kelestarian sumber daya ikan. Hasil penelitian melalui FGD menyimpulkan adanya dua biaya yang menjadi beban pada aspek biologi, yaitu : 1 Biaya operasional pemantauan kegiatan penangkapan ikan agar pengusaha tidak melanggar wilayah tangkap dan penggunaan alat tangkap. 2 Biaya opersional pengecekan dan analisis terhadap hasil tangkaan yang dilakukan di pelabuhan pendaratan ikan, untuk mengetahui apakah jenis dan jumlah tangkapan sesuai dengan alat tangkap yang tertera di izin. Berdasarkan kedua aspek di atas, setelah dilakukan analisis AHP dalam menilai biaya yang paling besar dikeluarkan dari kedua aspek tesebut, maka dapat diperoleh hasil seperti pada Tabel 46. 169 Tabel 46 Pembobotan Biaya Biologi Penerapan VMS Aspek Biologi Bobot Biaya Bagi Pengusaha Bobot Biaya Bagi Pemerintah Biaya opersional pengecekan dan pemantauan kegiatan penangkapan . 0.7500 0.1250 Biaya opersioanal pengecekan dan analisis hasil tangkapan di pelabuhan pendaratan ikan. 0.2500 0.8750 1.000 1.0000 Sumber: Hasil Penelitian dari 5 Responden Pakar dan Praktisi Perikanan Kelautan dengan pengumpulan mengunakan metode AHP, 2005 Seperti yang disajikan pada tabel di atas, biaya secara biologi yang dirasakan pengusaha adalah Biaya operasional pengecekan dan pemantauan kegiatan penangkapan melalui monitor. Pertimbangan ini didasarkan karena biasanya perusahaan melakukan pelanggaran wilayah tangkap tidak sesuai dengan wilayah yang tercantum dalam izin. Jika ini sering dilakukan dalam skala besar akan menyebabkan alokasi sumberdaya ikan terganggu dan menimbulkan over fishing di wilayah tertentu dan kelestarian sumberdaya tidak terjaminl. Namun bagi pihak pemerintah adalah biaya yang memiliki beban biaya terbesar adalah biaya opersioanal pengecekan secara kontinu hasil tangkapan di pelabuhan pendaratan ikan. Kegiatan pengecekan secara kontinu ini memerlukan biaya operasional yang cukup besar, karena jika tidak dilakukan pengecekan akan berakibat sering terjadinya pelanggaran penggunaan alat tangkap. Sehingga atas dasar pertimbangan biaya biologi tersebut, maka prioritas strategi yang sesuai seperti yang disajikan pada Tabel 47. Tabel 47 Pemilihan Strategi Penerapan VMS Berdasarkan Biaya Biologi Strategi Bobot Biaya Bagi Pengusaha Bobot Biaya Bagi Pemerintah Pembebanan Biaya VMS 0.0676 0.0653 Penegakan Hukum dan Kemampuan Pengawasan 0.7116 0.6901 Kemampuan Lembaga dan SDM 0.2207 0.2446 1.0000 1.00 Sumber: Hasil Penelitian dari 5 Responden Pakar Perikanan Kelautan dengan pengumpulan mengunakan metode AHP, 2005 170 Seperti yang terlihat pada Tabel 47, strategi penerapan VMS yang ditinjau berdasarkan biaya aspek biologi memiliki kesamaan, yaitu penegakan hukum dan kemampuan pengawasan. Bagi kedua pihak strategi penegakan hukum dan kemampuan pengawasan merupakan strategi yang memiliki beban biaya terbesar bagi kedua pihak. Karena dengan adanya penegakan hukum dan kemampuan pengawasan akan memperkecil pengusaha dalam mendapatkan ikan, karena telah dibatasi untuk ikan-ikan tertentu saja yang boleh ditangkap. Sedangkan bagi pemerintah biaya operasional pengecekan hasil tangkapan kepada semua kapal yang telah kembali dari laut menjadi beban biaya yang cukup besar. Karena dimungkinkan akan sering terjadi pelanggaran hukum atas kelebihan penangkapan atau kesalahan atas ikan yang ditangkap oleh para pengusaha. 4 Teknologi Analisis biaya yang harus dikeluarkan atas penerapan teknolgi VMS terdiri atas tiga pertimbangan, yaitu: 1 Biaya pelatihan atas pengembangan teknologi VMS kepada operator VMS. Bagi pihak pemerintah diperlukan biaya yang cukup besar dalam melatih atas pengembangan teknologi VMS demikian halnya bagi pengusahan adalah biaya pelatihan atas implementasi pengembangan teknologi terbaru; 2 Biaya intangible atas ketergantungan kepada vendor VMS. Baik bagi pemerintah dan pengusaha akan merasakan ketergantungan atas vendor teknologi VMS; 3 Biaya kehilangan Data dan Informasi bila terjadi masalah atau kerusakan VMS. Baik bagi pemerintah dan pengusaha akan merasakan kehilangan data dan informasi jika terjadi masalah atau kerusakan dari perangkat teknologi VMS. Berdasarkan ketiga aspek di atas, maka dilakukan pilihan untuk memilih biaya yang terbesar dari ketiga biaya di atas. Hasil dari pemilihan yang dilakukan kepada lima orang pakar di bidang kelautan dan perikanan 171 dalam menilai biaya yang dikeluarkan dari ketiga aspek tesebut, maka dapat diperoleh hasil seperti pada Tabel 48. Tabel 48 Pembobotan Biaya Teknologi Penerapan VMS Aspek Teknologi Bobot Biaya Bagi Pengusaha Bobot Biaya Bagi Pemerintah Biaya pelatihan atas pengembangan teknologi VMS kepada operator VMS 0.0811 0.0630 Biaya intangible atas ketergantungan kepada vendor VMS 0.6630 0.6923 Biaya kehilangan Data dan Informasi bila terjadi masalah atau kerusakan VMS 0.2559 0.2447 1.0000 1.0000 Sumber: Hasil Penelitian dari 5 Responden Pakar dan Praktisi Perikanan Kelautan dengan pengumpulan mengunakan metode AHP, 2005 Hasil dari pemilihan didapat bahwa pilihan biaya yang terbesar atas teknologi VMS adalah biaya intangible atas ketergantungan kepada vendor VMS. Sehingga atas dasar pertimbangan biaya teknologi tersebut, maka strategi yang sesuai seperti yang disajikan pada Tabel 49. Tabel 49 Pemilihan Strategi Penerapan VMS Berdasarkan Biaya Teknologi Strategi Bobot Biaya Bagi Pengusaha Bobot Biaya Bagi Pemerintah Pembebanan Biaya VMS 0.0670 0.0810 Penegakan Hukum dan Kemampuan Pengawasan 0.7116 0.2814 Kemampuan Lembaga dan SDM 0.2207 0.6376 1.0000 1.0000 Sumber: Hasil Penelitian dari 5 Responden Pakar dan Praktisi Perikanan Kelautan dengan pengumpulan mengunakan metode AHP, 2005 Seperti yang terlihat pada Tabel 49, strategi yang memberikan beban biaya terbesar bagi pihak pengusaha, adalah strategi penegakan hukum dan kemampuan pengawasan, karena dengan pilihan strategi ini akan dapat menjerat para pengusaha yang tidak menaati peraturan untuk menerapkan teknologi VMS padahal di sisi lain mereka telah dibebankan oleh biaya ketergantungan teknologi dari vendor VMS. Sedangkan bagi pemerintah strategi yang memiliki beban biaya tertinggi adalah strategi peningkatan 172 kemampuan lembaga dan SDM, strategi ini beban biaya terbesar pilihan karena untuk peningkatan kemampuan lembaga dan SDM merupakan salah satu aset dalam keberhasilan penerapan teknologi VMS sehingga pemerintah harus menyiapkan kapabilitas SDM dan optimalisasi kemampuan lembaga. 5 Kelembagaan Analisis atas biaya-biaya yang harus dikeluarkan dalam penerapan VMS yang berkaitan dengan kelembagaan berdasarkan hasil FGD meliputi empat aspek, yaitu: 1 Biaya intangible bila terjadi konflik interest antar lembaga yang berkaitan dengan sistem pengawasan perairan laut. 2 Biaya pelatihan tentang teknologi VMS kepada lembaga-lembaga yang berkaitan dengan sistem pengawasan perairan laut. 3 Biaya kerjasama antar lembaga 4 Biaya sosialisasi tentang teknologi VMS kepada lembaga-lembaga yang berkaitan dengan sistem pemantauan dan pengawasan kapal penangkap ikan. Berdasarkan keempat aspek di atas, maka dilakukan pilihan aspek biaya kelembagaan mana yang memiliki beban biaya yang paling besar bagi pihak pemerintah dan pengusaha. Hasil analisis AHP terhadap ke empat aspek biaya diatas disajikan seperti pada Tabel 50. 173 Tabel 50 Pembobotan Biaya Kelembagaan Penerapan VMS Aspek Kelembagaan Bobot Biaya Bagi Pengusaha Bobot Biaya Bagi Pemerintah Biaya intangible bila terjadi konflik interest antar lembaga yang berkaitan dengan sistem pengawasan perairan laut 0.5582 0.5792 Biaya pelatihan tentang teknologi VMS kepada lembaga-lembaga yang berkaitan dengan sistem pengawasan perairan laut 0.0457 0.0439 Biaya kerjasama antar lembaga 0.2709 0.1190 Biaya sosialisasi tentang teknologi VMS kepada lembaga-lembaga yang berkaitan dengan sistem pengawasan perairan laut 0.1251 0.2579 1.0000 1.0000 Sumber: Hasil Penelitian dari 5 Responden Pakar dan Praktisi Perikanan Kelautan dengan pengumpulan mengunakan metode AHP, 2005 Berdasarkan hasil survei seperti yang disajikan pada Tabel 50 diketahui bahwa biaya secara kelembagaan yang dirasakan pengusaha dan pemerintah adalah biaya intangible bila terjadi konflik interest antar lembaga yang berkaitan dengan sistem pemantauan dan pengawasan kapal penangkap ikan . Biaya ini akan timbul jika pemerintah tidak memiliki ketegasan dalam membagi tanggungjawab dalam sistem pengawasan kapal ikan dari lembaga-lembaga yang terkait. Demikian halnya bagi pengusaha akan merasakan beban biaya yang cukup besar karena setiap lembaga yang terkait saling melakukan pengawasan sehingga akan membebani biaya pengusaha kapal. Atas dasar pertimbangan biaya kelembagaan tersebut, maka strategi yang sesuai seperti yang disajikan pada Tabel 51. Tabel 51 Pemilihan Strategi Penerapan VMS Berdasarkan Biaya Kelembagaan Strategi Bobot Biaya Bagi Pengusaha Bobot Biaya Bagi Pemerintah Sistem Pembebanan Biaya VMS 0.0676 0.0654 Penegakan Hukum dan Kemampuan Pengawasan 0.7116 0.6751 Kemampuan Lembaga dan SDM 0.2207 0.2595 1.0000 1.0000 Sumber: Hasil Penelitian dari 5 Responden Pakar dan Praktisi Perikanan Kelautan dengan pengumpulan mengunakan metode AHP, 2005 174 Seperti yang terlihat pada Tabel 51, strategi penegakan hukum dan kemampuan pengawasan merupakan strategi yang memiliki biaya yang tertinggi bagi kedua pihak. Artinya bagi pemerintah, strategi ini memerlukan biaya cukup besar dalam menyiapkan dan mengimplementasi perangkat hukum dan sistem pengawasan, demikian pula bagi pengusaha, strategi ini menjadi beban biaya terbesar apabila mereka terkena sanksi hukum yang telah disiapkan pemerintah. Penegakan hukum dimungkinkan akan terjadi konflik interest antara pengusaha dengan pemerintah apabila penerapannya tidak dijalankan dengan semestinya seperti adanya kolusi. Lemahnya lembaga pengawasan kapal ikan yang ada saat ini merupakan salah satu penyebab utama dari ketidaktaatan pengusaha dan tingginya pencurian ikan di perairan laut di Indonesia serta kerugian negara akibat pencurian tersebut. Kerugian seperti yang dituliskan Kompas, 15 Juli 2004 tentang Menekan Kerugian Negara, tertulis kerugian negara mencapai dua milyar dollar AS per tahun. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Duta Besar Keliling untuk Hukum LautKelautan Prof. Hasjim Djalal dalam Kompas 22 Februari 2000, yang menyatakan bahwa adanya pencurian ikan oleh kapal asing menunjukan lemahnya koordinasi antar instansi. 6 Hukum dan Peraturan Tinjauan atas aspek hukum dan peraturan dalam sistem pemantauan dan pengawasan kapal ikan di Indonesia menjadi perhatian yang paling utama, hal ini karena perangkat hukum yang ada masih lemah dan lamban. Seperti yang dituliskan dalam Kompas, 30 Juli 2004 tentang Peradilan Pencurian Ikan Lamban, pada harian tersebut dituliskan bahwa sistem peradilan di Indonesia belum ampuh dan lamban bila menyangkut kapal sitaan dalam kasus pencurian ikan. Akibatnya kapal asing yang disita pihak Indonesia itu sudah rusak sebelum diserahkan kepada nelayan untuk dimanfaatkan. Sistem peradilan yang ada di Indonesia berbeda dengan yang ada di Malaysia, dinegeri jiran tersebut proses peradilan terhadap kapal asing yang ditangkap karena melanggar batas kelautan berlangsung maksimal dua minggu. Lemah dan lambannya sistem hukum dan peradilan 175 di Indonesia ini berakibat pada beban biaya yang dikeluarkan oleh pengusaha akibat hilangnya kesempatan untuk menangkap ikan. Analisis aspek biaya yang harus dikeluarkan dalam penerapan VMS yang berkaitan dengan hukum dan peraturan meliputi tiga aspek yaitu: 1 Biaya pengadaan perangkat hukum dan peraturan yang berkaitan dengan penerapan teknologi VMS. 2 Biaya sosialisasi perangkat hukum dan peraturan kepada pengusaha atau pemilik kapal atau nelayan. 3 Biaya intangible atas pelanggaran yang terjadi dalam penerapan VMS. Berdasarkan ketiga aspek di atas, maka perlu dipilih aspek biaya mana yang memiliki beban biaya terbesar dalam penerapan model VMS. Setelah dilakukan analisis AHP dan wawancara untuk mengetahui biaya yang dirasakan terhadap ketiga aspek di atas, maka dapat diperoleh hasil seperti pada Tabel 52. Tabel 52 Pembobotan Biaya Hukum Penerapan VMS Aspek Hukum Bobot Biaya Bagi Pengusaha Bobot Biaya Bagi Pemerintah Biaya pengadaan perangkat hukum dan peraturan yang berkaitan dengan penerapan teknologi VMS 0.0792 0.0676 Biaya sosialisasi perangkat hukum dan peraturan kepada pemilik kapal atau nelayan 0.24114 0.2207 Biaya intangible atas pelanggaran yang terjadi dalam penerapan VMS 0.6794 0.7116 1.0000 1.0000 Sumber: Hasil Penelitian dari 5 Responden Pakar dan Praktisi Perikanan Kelautan dengan pengumpulan mengunakan metode AHP, 2005 Seperti yang disajikan pada Tabel 52, pembobotan biaya dari aspek hukum dan peraturan yang paling tinggi dirasakan adalah biaya intangible atas pelanggaran yang terjadi dalam penerapan VMS baik bagi pengusaha maupun bagi pihak pemerintah. Bagi kedua pihak biaya intangible yang dimaksud adalah adanya biaya kolusi antara pengusaha dengan oknum 176 pemerintah dalam mengatasi pelanggaran penerapan VMS. Sehingga atas dasar pertimbangan biaya hukum tersebut, maka strategi yang sesuai seperti yang disajikan pada Tabel 53. Tabel 53 Pemilihan Strategi Penerapan VMS Berdasarkan Biaya Hukum Aspek Bobot Biaya Bagi Pengusaha Bobot Biaya Bagi Pemerintah Sistem Pembebanan Biaya VMS 0.0676 0.0654 Penegakan Hukum dan Kemampuan Pengawasan 0.7116 0.6751 Kemampuan Lembaga dan SDM 0.2207 0.2595 1.0000 1.0000 Sumber: Hasil Penelitian dari 5 Responden Pakar Perikanan Kelautan dengan pengumpulan mengunakan metode AHP, 2005 Seperti yang terlihat pada Tabel 53, strategi yang memiliki beban biaya terbesar atas penerapan VMS yang ditinjau berdasarkan biaya hukum dan peraturan memiliki kesamaan pilihan yaitu penegakan hukum dan kemampuan pengawasan. Bagi Pemerintah peraturan hukum yang dibuat harus dapat menjamin untuk menekan kolusi antara pengusaha kapal ikan dengan oknum pemerintah. Karena bila adanya celah untuk disalahgunakan maka akan melemahkan pemerintah dalam kemampuan pengawasan kapal ikan. Indikasi adanya kolusi ini seperti yang diberitakan dalam Kompas, 22 Februari 2000 tentang KSAL Laksamana Achmad Sutjipto: ”Tinjau Ulang Perizinan Kapal Ikan”, pada harian tersebut tertulis ”pencurian ikan di Laut Jawa maupun di laut-laut lainnya di wilayah Indonesia selain karena keterbatasan armada TNI AL dalam mengawasi seluruh wilayah laut RI, juga dimungkinkan karena adanya kolusi, yakni kolusi antara pencuri ikan dengan aparat yang bertugas menjaga keamanan laut.” Berdasarkan hasil analisis terhadap aspek biaya dan manfaat dalam penerapan model VMS dalam sistem pemantauan dan pengawasan kapal ikan di Indonesia maka dapat disimpulkan seperti pada Tabel 54. Tabel tersebut memperlihatkan, bahwa untuk aspek manfaat, strategi sistem pembiayaan VMS 177 merupakan strategi yang memiliki nilai manfaat tertinggi bila dibandingkan kedua strategi lainnya. Sedangkan jika ditinjau berdasarkan aspek biaya, strategi penegakan hukum dan kemampuan pengawasan merupakan strategi yang memiliki biaya tertinggi pada setiap bidang dibandingkan kedua strategi lainnya. Tabel 54 Analisis Prioritas Strategi Berdasarkan Biaya dan Manfaat Bagi Pengusaha Aspek Total Nilai Seluruh Bidang Aspek Manfaat Sistem Pembebanan Biaya VMS 4.3696 Penegakan Hukum dan Kemampuan Pengawasan 1.2494 Kemampuan Lembaga dan SDM 0.3810 Aspek Biaya Sistem Pembebanan Biaya VMS 0.4060 Penegakan Hukum dan Kemampuan Pengawasan 4.2547 Kemampuan Lembaga dan SDM 1.3394 Sumber: Hasil Penelitian dari 5 Responden Pakar dan Praktisi Perikanan Kelautan dengan pengumpulan mengunakan metode AHP, 2005. Pilihan strategi bila ditinjau pada setiap bidang memiliki prioritas yang berbeda, untuk bidang ekonomi, seperti yang diperlihatkan pada Tabel 55, strategi sistem pembebanan biaya VMS mendapatkan nilai skor tertinggi yaitu 0.7283, artinya strategi ini memberikan manfaat yang lebih besar jika ditinjau dari bidang ekonomi bagi pihak pengusaha. Sedangkan bila ditinjau dari asepk biaya, strategi yang memerlukan biaya yang paling besar adalah strategi penegakan hukum dan kemampuan pengawasan yaitu 0.6901. Sehingga jika ditinjau dari bidang ekonomi, dan dilakukan pengurangan antara skor pada aspek manfaat dengan biaya, didapat nilai skor tertinggi dengan skor 0.6630 pada strategi sistem pembebanan biaya VMS sebagai prioritas strategi yang paling sesuai bagi pihak pengusaha. 178 Tabel 55 Pemilihan Strategi yang Sesuai bagi Pengusaha Ditinjau pada Bidang Ekonomi Strategi Aspek Manfaat Aspek Biaya Selisih Sistem Pembebanan Biaya VMS 0.7283 0.0653 0.6630 Penegakan Hukum dan Kemampuan Pengawasan 0.2082 0.6901 -0.4819 Kemampuan Lembaga dan SDM 0.0635 0.2446 -0.1811 Sumber: Hasil Penelitian dari 5 Responden Pakar dan Praktisi Perikanan Kelautan dengan pengumpulan mengunakan metode AHP, 2005 Untuk tinjauan pada bidang sosial, seperti yang diperlihatkan pada Tabel 56, strategi sistem pembebanan biaya VMS mendapatkan nilai skor tertinggi yaitu 0.7283, artinya strategi ini memberikan manfaat yang lebih besar jika ditinjau dari bidang sosial bagi pihak pengusaha. Namun jika ditinjau dari aspek biaya, strategi penegakan hukum dan kemampuan pengawasan merupakan strategi yang memiliki biaya tertinggi, hal ini terlihat dari besarnya nilai skor tertinggi pada aspek biaya, yaitu 0.7180. Sehingga jika ditinjau dari bidang sosial, dan dilakukan pengurangan antara skor pada aspek manfaat dengan biaya, didapat nilai skor tertinggi dengan skor 0.6581 terdapat pada strategi Sistem pembebanan biaya VMS sebagai prioritas strategi yang paling sesuai bagi pihak pengusaha. Tabel 56 Pemilihan Strategi yang Sesuai bagi Pengusaha Ditinjau pada Bidang Sosial Strategi Aspek Manfaat Aspek Biaya Selisih Sistem Pembebanan Biaya VMS 0.7283 0.0702 0.6581 Penegakan Hukum dan Kemampuan Pengawasan 0.2082 0.7180 -0.5098 Kemampuan Lembaga dan SDM 0.0635 0.2119 -0.1484 Sumber: Hasil Penelitian dari 5 Responden Pakar dan Praktisi Perikanan Kelautan dengan pengumpulan mengunakan metode AHP, 2005 Tinjauan pada bidang biologi seperti pada Tabel 57, pada bidang biologi terlihat bahwa strategi sistem pembebanan biaya VMS mendapatkan nilai skor 179 tertinggi yaitu 0.7283, artinya strategi ini memberikan manfaat yang lebih besar bila ditinjau pada bidang biologi bagi pihak pengusaha. Sedangkan jika ditinjau dari aspek biaya, strategi penegakan hukum dan kemampuan pengawasan merupakan strategi yang memiliki biaya tertinggi, hal ini terlihat dari besarnya nilai skor tertinggi pada aspek biaya, yaitu sebesar 0.7116. Sehingga untuk mendapatkan strategi apa yang paling sesuai bagi pengusaha bila ditinjau dari bidang biologi seperti yang diperlihatkan pada tabel di bawah ini, maka dilakukan pengurangan antara skor pada aspek manfaat dengan biaya, dan didapat nilai skor tertinggi sebesar 0.6606 pada strategi sistem pembebanan biaya VMS sebagai prioritas strategi yang paling sesuai bagi pihak pengusaha. Tabel 57 Pemilihan Strategi yang Sesuai bagi Pengusaha Ditinjau pada Bidang Biologi Strategi Aspek Manfaat Aspek Biaya Selisih Sistem Pembebanan Biaya VMS 0.7283 0.0676 0.6606 Penegakan Hukum dan Kemampuan Pengawasan 0.2082 0.7116 -0.5034 Kemampuan Lembaga dan SDM 0.0635 0.2207 -0.1572 Sumber: Hasil Penelitian dari 5 Responden Pakar dan Praktisi Perikanan Kelautan dengan pengumpulan mengunakan metode AHP, 2005 Pemilihan strategi yang ditinjau melalui bidang teknologi seperti pada Tabel 58, pada bidang teknologi diperlihatkan bahwa Strategi Sistem Pembebanan Biaya VMS mendapatkan nilai skor tertinggi yaitu 0.7283, artinya strategi ini memberikan manfaat yang lebih besar secara teknologi bagi pihak pengusaha. Sedangkan jika ditinjau dari aspek biaya, strategi Penegakan Hukum dan Kemampuan Pengawasan merupakan strategi yang memiliki biaya tertinggi, hal ini terlihat dari besarnya nilai skor tertinggi pada aspek biaya, yaitu sebesar 0.7116. Sehingga dengan melakukan pengurangan antara skor pada aspek manfaat dengan biaya seperti yang terlihat pada Tabel 58, maka didapat nilai skor tertinggi sebesar 0.6606 pada strategi sistem pembebanan biaya VMS sebagai prioritas strategi yang paling sesuai bagi pihak pengusaha. 180 Tabel 58 Pemilihan Strategi yang Sesuai bagi Pengusaha Ditinjau pada Bidang Teknologi Strategi Aspek Manfaat Aspek Biaya Selisih Pembebanan Biaya VMS 0.7283 0.0676 0.6606 Penegakan Hukum dan Kemampuan Pengawasan 0.2082 0.7116 -0.5034 Kemampuan Lembaga dan SDM 0.0635 0.2207 -0.1572 Sumber: Hasil Penelitian dari 5 Responden Pakar dan Praktisi Perikanan Kelautan dengan pengumpulan mengunakan metode AHP, 2005 Untuk memilihan strategi yang ditinjau berdasarkan bidang kelembagaan, seperti yang diperlihatkan pada Tabel 59, strategi sistem pembebanan biaya VMS merupakan strategi yang memberikan manfaat lebih besar bila ditinjau dari bidang kelembagaan bagi pihak pengusaha. Sedangkan jika ditinjau dari aspek biaya, strategi peningkatan kemampuan lembaga dan SDM merupakan strategi yang memiliki biaya tertinggi, hal ini terlihat dari besarnya nilai skor tertinggi pada aspek biaya, yaitu sebesar 0.7116. Sehingga untuk memilih strategi yang paling diprioritaskan bila ditinjau dari persepsi pengusaha, maka dilakukan pengurangan antara skor pada aspek manfaat dengan biaya seperti yang terlihat pada Tabel 59, terlihat bahwa strategi sistem pembebanan biaya VMS merupakan strategi yang memberikan manfaat lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan sehingga strategi ini merupakan strategi yang paling sesuai bagi pihak pengusaha. Tabel 59 Pemilihan Strategi yang Sesuai bagi Pengusaha Ditinjau pada Bidang Kelembagaan Strategi Aspek Manfaat Aspek Biaya Selisih Sistem Pembebanan Biaya VMS 0.7283 0.0676 0.6606 Penegakan Hukum dan Kemampuan Pengawasan 0.2082 0.7116 -0.5034 Kemampuan Lembaga dan SDM 0.0635 0.2207 -0.1572 Sumber: Hasil Penelitian dari 5 Responden Pakar dan Praktisi Perikanan Kelautan dengan pengumpulan mengunakan metode AHP, 2005 181 Untuk memilih strategi yang sesuai bila ditinjau berdasarkan bidang hukum dan peraturan, seperti yang diperlihatkan pada Tabel 60, terlihat bahwa Strategi Sistem Pembebanan Biaya VMS merupakan strategi yang memberikan manfaat lebih besar bila ditinjau dari bidang hukum dan peraturan bagi pihak pengusaha, karena strategi ini memiliki nilai terbesar yaitu 0.7283. Sedangkan jika ditinjau dari aspek biaya, strategi Penegakan Hukum dan Kemampuan Pengawasan merupakan strategi yang memiliki biaya tertinggi, hal ini terlihat dari besarnya nilai skor tertinggi pada aspek biaya, yaitu sebesar 0.7116. Sehingga untuk memilih strategi yang paling diprioritaskan bila ditinjau dari persepsi pengusaha, maka dilakukan pengurangan antara skor pada aspek manfaat dengan biaya seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini, terlihat bahwa strategi Sistem Pembebanan Biaya VMS merupakan strategi yang memberikan manfaat lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan sehingga strategi ini merupakan strategi yang paling sesuai bagi pihak pengusaha. Tabel 60 Pemilihan Strategi yang Sesuai bagi Pengusaha Ditinjau pada Bidang Hukum Strategi Aspek Manfaat Aspek Biaya Selisih Sistem Pembebanan Biaya VMS 0.7283 0.0676 0.6606 Penegakan Hukum dan Kemampuan Pengawasan 0.2082 0.7116 -0.5034 Kemampuan Lembaga dan SDM 0.0635 0.2207 -0.1572 Sumber: Hasil Penelitian dari 5 Responden Pakar dan Praktisi Perikanan Kelautan dengan pengumpulan mengunakan metode AHP, 2005 Secara keseluruhan, untuk memilih strategi yang paling sesuai bagi pihak pengusaha bila ditinjau dari keenam bidang, maka dilakukan penjumlahan atas semua skor manfaat pada setiap strategi, kemudian mengurangkannya dengan semua skor biaya pada setiap strategi. Hasil penjumlahan skor manfaat setiap strategi dan penjumlahan skor biaya setiap strategi seperti yang terlihat pada Tabel 61 dibawah ini. Pada tabel tersebut di atas terlihat bahwa jika dilihat dari aspek manfaat maka strategi yang paling sesuai menurut Pengusaha Kapal Ikan adalah strategi Sistem Pembeban Biaya VMS, namun jika dilihat dari aspek biaya 182 strategi yang paling sesuai adalah penegakan peningkatan Kemampuan Lembaga dan SDM, karena memiliki biaya terendah. Sehingga untuk dapat memilih atas dasar aspek biaya dan manfaat dilakukan dengan mengurangi nilai skor pada manfaat dengan nilai skor pada biaya dengan hasil seperti pada Tabel 61. Tabel 61 Pemilihan Strategi Penerapan VMS Berdasarkan Analisis Biaya dan Manfaat bagi Pengusaha Pilihan Strategi Menurut Pengusaha Total Manfaat Dikurangi Total Biaya Sistem Pembebanan Biaya VMS 3.9636 Penegakan Hukum dan Kemampuan Pengawasan -3.0053 Kemampuan Lembaga dan SDM -0.9584 Sumber: Hasil Penelitian dari 5 Responden Pakar dan Praktisi Perikanan Kelautan dengan pengumpulan mengunakan metode AHP, 2005 Seperti yang diperlihatkan pada tabel di atas, setelah dilakukan pengurangan skor antara skor manfaat dengan biaya, terpilih strategi Sistem Pembiayaan VMS sebagai strategi yang paling sesuai bagi Pengusaha Kapal Ikan. Pemilihan prioritas strategi untuk pihak pemerintah seperti yang diperlihatkan pada Tabel 62, menunjukkan bahwa strategi Penegakan Hukum dan Kemampuan Pengawasan merupakan strategi yang memiliki nilai manfaat yang paling besar pada keenam bidang dibandingkan dua strategi lainnya. Sehingga jika dilihat secara total manfaat maka strategi ini merupakan strategi yang memiliki prioritas utama untuk dilaksanakan bagi pihak pemerintah bila dibandingkan dua strategi lainnya. Namun demikian, bila ditinjau dari aspek biaya bagi pihak Pemerintah, strategi Penegakan Hukum dan Kemampuan Pengawasan merupakan strategi yang memiliki nilai biaya paling besar pada setiap bidang bila dibandingkan dengan dua strategi lainnya. Sehingga jika dilihat secara total biaya maka strategi Penegakan Hukum dan Kemampuan Pengawasan merupakan strategi yang memiliki beban biaya yang paling besar bila dilaksanakan bagi pihak pemerintah bila dibandingkan dua strategi lainnya. 183 Tabel 62 Penilaian Strategi Penerapan VMS Berdasarkan Analisis Biaya dan Manfaat bagi Pemerintah Aspek Total Nilai seluruh bidang Aspek Manfaat Pembebanan Biaya VMS 1.3020 Penegakan Hukum dan Kemampuan Pengawasan 4.3086 Kemampuan Lembaga dan SDM 0.3902 Aspek Biaya Pembebanan Biaya VMS 0.5546 Penegakan Hukum dan Kemampuan Pengawasan 3.7424 Kemampuan Lembaga dan SDM 1.7030 Sumber: Hasil Penelitian dari 5 Responden Pakar dan Praktisi Perikanan Kelautan dengan pengumpulan mengunakan metode AHP, 2005 Untuk dapat melihat pilihan strategi pada setiap bidang berikut ini disampaikan hasil analisisnya. Pilihan strategi pada bidang ekonomi bagi pemerintah, seperti yang diperlihatkan pada Tabel 63 di bawah, pada bidang ekonomi diperlihatkan bahwa Penegakan Hukum dan Kemampuan Pengawasan mendapatkan nilai skor tertinggi yaitu 0.7180, artinya strategi ini memberikan manfaat yang lebih besar secara ekonomi bagi pemerintah. Namun demikian strategi ini juga memerlukan biaya yang paling besar, hal ini terlihat dari besarnya nilai skor tertinggi pada aspek biaya, yaitu 0.7077. Sehingga dengan melakukan pengurangan antara skor pada aspek manfaat dengan biaya seperti yang terlihat pada Tabel 63, maka didapat nilai skor tertinggi sebesar 0.0103 pada strategi sistem Pembebanan Biaya VMS sebagai prioritas strategi yang paling sesuai bagi pihak pemerintah. Tabel 63 Pemilihan Strategi yang Sesuai bagi Pemerintah Ditinjau pada Bidang Ekonomi Strategi Aspek Manfaat Aspek Biaya Selisih Sistem Pembebanan Biaya VMS 0.2170 0.2231 -0.0061 Penegakan Hukum dan Kemampuan Pengawasan 0.7180 0.7077 0.0103 Kemampuan Lembaga dan SDM 0.0650 0.0693 -0.0042 Sumber: Hasil Penelitian dari 5 Responden Pakar Perikanan Kelautan dengan pengumpulan mengunakan metode AHP, 2005 184 Untuk memilih strategi yang sesuai bila ditinjau berdasarkan bidang sosial, seperti yang diperlihatkan pada Tabel 64 di bawah ini, terlihat bahwa Penegakan Hukum dan Kemampuan Pengawasan merupakan strategi ini memberikan manfaat yang lebih besar bila ditinjau dari bidang sosial, karena strategi ini memiliki nilai manfaat terbesar yaitu 0.7187. Sedangkan jika ditinjau dari aspek biaya, strategi ini pula yang memiliki biaya tertinggi, hal ini terlihat dari besarnya nilai skor tertinggi pada aspek biaya, yaitu sebesar 0.7130. Sehingga untuk memilih strategi yang paling diprioritaskan bila ditinjau dari persepsi pemerintah, maka dilakukan pengurangan antara skor pada aspek manfaat dengan biaya seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini, terlihat bahwa strategi sistem Pembebanan Biaya VMS merupakan strategi yang memberikan manfaat lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan dengan skor 0.1628, sehingga strategi ini merupakan strategi yang paling sesuai bagi pihak pemerintah. Tabel 64 Pemilihan Strategi yang Sesuai bagi Pemerintah Ditinjau pada Bidang Sosial Strategi Aspek Manfaat Aspek Biaya Selisih Pembebanan Biaya VMS 0.2172 0.0544 0.1628 Penegakan Hukum dan Kemampuan Pengawasan 0.7187 0.7130 0.0057 Kemampuan Lembaga dan SDM 0.0651 0.2326 -0.1675 Sumber: Hasil Penelitian dari 5 Responden Pakar Perikanan Kelautan dengan pengumpulan mengunakan metode AHP, 2005 Pemilihan strategi yang sesuai bila ditinjau berdasarkan bidang biologi bagi pihak pemerintah, seperti yang diperlihatkan pada Tabel 65 di bawah ini, pada tabel tersebut terlihat bahwa Penegakan Hukum dan Kemampuan Pengawasan merupakan strategi ini memberikan manfaat yang lebih besar bila ditinjau dari bidang biologi, dengan nilai sebesar yaitu 0.7180. Sedangkan jika ditinjau dari aspek biaya, strategi ini pula yang memiliki biaya tertinggi, dengan nilai skor tertinggi sebesar 0.6901. Sehingga untuk memilih strategi yang paling diprioritaskan bila ditinjau dari persepsi pemerintah, maka dilakukan pengurangan antara skor pada aspek manfaat dengan biaya seperti yang terlihat pada tabel di 185 bawah ini, terlihat bahwa strategi Sistem Pembebanan Biaya VMS merupakan strategi yang memberikan manfaat lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan dengan skor 0.1517, sehingga strategi ini merupakan strategi yang paling sesuai bagi pihak pemerintah. Tabel 65 Pemilihan Strategi yang Sesuai bagi Pemerintah Ditinjau pada Bidang Biologi Strategi Aspek Manfaat Aspek Biaya Selisih Sistem Pembebanan Biaya VMS 0.2170 0.0653 0.1517 Penegakan Hukum dan Kemampuan Pengawasan 0.7180 0.6901 0.0279 Kemampuan Lembaga dan SDM 0.0650 0.2446 - 0.1796 Sumber: Hasil Penelitian dari 5 Responden Pakar Perikanan Kelautan dengan pengumpulan mengunakan metode AHP, 2005 Untuk memilihan strategi yang sesuai bila ditinjau berdasarkan bidang teknologi bagi pihak pemerintah, seperti yang diperlihatkan pada Tabel 66, pada tabel tersebut terlihat bahwa Penegakan Hukum dan Kemampuan Pengawasan merupakan strategi ini memberikan manfaat yang lebih besar bila ditinjau dari bidang teknologi, dengan nilai sebesar yaitu 0.7180. Namun bila ditinjau dari aspek biaya, strategi Kemampuan Lembaga dan SDM merupakan strategi yang memiliki biaya tertinggi, dengan nilai skor tertinggi sebesar 0.6376. Sehingga untuk memilih strategi yang paling diprioritaskan bila ditinjau dari persepsi pemerintah, maka dilakukan pengurangan antara skor pada aspek manfaat dengan biaya seperti yang terlihat pada tabel 66, terlihat bahwa strategi Penegakan Hukum dan Kemampuan Pengawasan merupakan strategi yang memberikan manfaat lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan dengan skor 0.4366, dengan demikian strategi ini merupakan strategi yang lebih diprioritaskan bagi pemerintah. 186 Tabel 66 Pemilihan Strategi yang Sesuai bagi Pemerintah Ditinjau pada Bidang Teknologi Strategi Aspek Manfaat Aspek Biaya Selisih Sistem Pembebanan Biaya VMS 0.2170 0.0810 0.1359 Penegakan Hukum dan Kemampuan Pengawasan 0.7180 0.2814 0.4366 Kemampuan Lembaga dan SDM 0.0650 0.6376 -0.5726 Sumber: Hasil Penelitian dari 5 Responden Pakar Perikanan Kelautan dengan pengumpulan mengunakan metode AHP, 2005 Bila ditinjau berdasarkan bidang kelembagaan, seperti yang diperlihatkan pada Tabel 67, pada tabel tersebut terlihat bahwa Penegakan Hukum dan Kemampuan Pengawasan merupakan strategi ini memberikan manfaat yang lebih besar bila ditinjau dari bidang kelembagaan, dengan nilai sebesar yaitu 0.7180. Demikian halnya jika ditinjau dari aspek biaya, strategi tersebut memiliki biaya tertinggi, dengan nilai skor sebesar 0.6751. Sehingga untuk memilih strategi yang paling diprioritaskan bila ditinjau dari persepsi pemerintah, maka dilakukan pengurangan antara skor pada aspek manfaat dengan biaya seperti yang terlihat pada tabel 67 di bawah ini, terlihat bahwa strategi Sistem Pembebanan Biaya VMS merupakan strategi yang memberikan manfaat lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan dengan skor 0.1515, dengan demikian strategi ini merupakan strategi yang lebih diprioritaskan bagi pemerintah. Tabel 67 Pemilihan Strategi yang Sesuai bagi Pemerintah Ditinjau pada Bidang Kelembagaan Strategi Aspek Manfaat Aspek Biaya Selisih Sistem Pembebanan Biaya VMS 0.2170 0.0654 0.1515 Penegakan Hukum dan Kemampuan Pengawasan 0.7180 0.6751 0.0429 Kemampuan Lembaga dan SDM 0.0650 0.2595 -0.1945 Sumber: Hasil Penelitian dari 5 Responden Pakar Perikanan Kelautan dengan pengumpulan mengunakan metode AHP, 2005 187 Terakhir adalah pemilihan prioritas strategi bila ditinjau berdasarkan bidang hukum bagi pemerintah Tabel 68, diketahui bahwa Penegakan Hukum dan Kemampuan Pengawasan merupakan strategi ini memberikan manfaat yang lebih besar bila ditinjau dari bidang hukum, dengan nilai sebesar yaitu 0.7180 . Demikian halnya jika ditinjau dari aspek biaya, strategi ini juga merupakan strategi yang memiliki biaya tertinggi, dengan nilai skor tertinggi sebesar 0.6751. Sehingga untuk memilih strategi yang paling diprioritaskan bila ditinjau dari persepsi pemerintah, maka diperoleh hasil bahwa strategi Pembebanan Biaya VMS merupakan strategi yang memberikan manfaat lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan dengan skor 0.1515, sehingga strategi ini merupakan strategi yang lebih diprioritaskan bagi pemerintah. Tabel 68 Pemilihan Strategi yang Sesuai bagi Pemerintah Ditinjau pada Bidang Hukum Strategi Aspek Manfaat Aspek Biaya Selisih Sistem Pembebanan Biaya VMS 0.2170 0.0654 0.1515 Penegakan Hukum dan Kemampuan Pengawasan 0.7180 0.6751 0.0429 Kemampuan Lembaga dan SDM 0.0650 0.2595 -0.1945 Sumber: Hasil Penelitian dari 5 Responden Pakar Perikanan Kelautan dengan pengumpulan mengunakan metode AHP, 2005 Pemilihan strategi secara keseluruan bagi pihak pemerintah yang ditinjau atas aspek manfaat dan biaya berdasarkan keenam bidang di atas, maka dilakukan penjumlahan atas semua skor manfaat pada setiap strategi pada masing-masing bidang, kemudian mengurangkannya dengan semua skor biaya pada setiap strategi pada masing-masing bidang. Hasil penjumlahan skor manfaat setiap strategi dan penjumahan skor biaya setiap strategi seperti yang terlihat pada Tabel 68. Pada tabel tersebut di atas terlihat bahwa jika dilihat dari aspek manfaat maka strategi yang memiliki nilai manfaat terbesar bagi pemerintah adalah strategi Penegakan Hukum dan Kemampuan Pengawasan, namun jika dilihat dari aspek biaya strategi tersebut memiliki biaya yang terbesar. Sehingga untuk dapat memilih atas dasar 188 aspek biaya dan manfaat dilakukan dengan mengurangi nilai skor pada manfaat dengan nilai skor pada biaya dengan hasil seperti pada tabel di bawah ini. Tabel 69 Pemilihan Strategi Penerapan VMS Berdasarkan Analisis Biaya dan Manfaat bagi Pemerintah Pilihan Menurut Pengusaha Total Manfaat Dikurangi Total Biaya Sistem Pembebanan Biaya VMS 0.7474 Penegakan Hukum dan Kemampuan Pengawasan 0.5663 Kemampuan Lembaga dan SDM -1.3129 Sumber: Hasil Penelitian dari 5 Responden Pakar Perikanan Kelautan dengan pengumpulan mengunakan metode AHP, 2005 Seperti yang diperlihatkan pada tabel di atas, setelah dilakukan pengurangan skor antara skor manfaat dengan biaya, terlihat strategi yang paling sesuai bagi pemerintah adalah penegakan hukum dan kemampuan pengawasan. Strategi ini dipilih karena berdasarkan hasil pengurangan dari nilai manfaat dan nilai biaya memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan kedua strategi lainnya.

5.4 Pemilihan Model Strategi Penerapan VMS dengan Analisis ”Game

Theory” Teori permainan menganalisa cara bahwa dua pemain atau lebih memilih strategi yang bersama sama saling mempengaruhi. Teori ini dikembangkan sebagian besar oleh John von Newmann 1903-1957, seorang jenius dalam bidang matematika kelahiran Hongaria Samuelson, . Teori permainan telah digunakan oleh para ekonom untuk mempelajari interaksi para oligopolis, perselisihan manajemen - serikat pekerja, kebijakan kebijakan negara, perjanjian lingkungan. Filosofi yang menjadi pedoman dalam teori permainan adalah : Pilih strategi anda dengan menanyakan apa yang paling masuk akal bagi anda dengan mengasumsikan bahwa lawan anda sedang menganalisa strategi anda dan melakukan yang terbaik buat mereka. 189 Pihak Royal Swedish Academy of Sciences pernah memberikan penghargaan nobel ekonomi tahun 2005 kepada Robert J Aumann dan Thomas C. Schelling Kompas, Oktober 2005. Keduanya dinilai telah mengembangkan apa yang dikenal dengan “Game Theory” yang digunakan dalam penyelesaian konflik seperti konflik dagang atau bisnis, bahkan bisa dikembangkan dalam penyelesaian perang. Disebutkan bahwa game theory merupakan sebuah sains atau analisis strategi yang mencoba untuk menentukan aksi yang dilakukan para pemain yang berbeda guna menjamin hasil terbaik bagi masing-masing. Teori permainan Game theory merupakan peralatan matematis yang erat kaitannya dengan penerapan metoda AHP dalam penanganan kasus yang bernuansa konflik Game theory adalah metoda pengambilan keputusan manakala pengambil keputusan berhadapan dengan “lawan yang aktif”. Artinya terdapat dua pihak yang masing-masing berbeda satu sama lain terhadap suatu keputusan, dan keputusan dari satu pihak akan dijawab oleh keputusan dari pihak lain dengan memperhatikan strategi dan langkah dari pihak lawannya. Kondisi seperti inilah yang mengarah secara umum kepada “permainan” Game, dan analisis terhadap situasi kompetitif ini dinamakan “Teori Permainan”. Dalam kasus penerapan kebijakan VMS terhadap kapal penangkap ikan, terdapat dua pihak yang saling bertentangan satu sama lain, dan hasil analisis AHP menunjukkan adanya perbedaan prioritas strategi penerapan VMS yang diinginkan Pemerintah dan diinginkan Pengusaha. Analisis Game Theory yang digunakan dalam penelitian ini akan dibatasi pada “two person games”, yaitu, analisis difokuskan pada situasi dimana hanya terdapat dua partisipan Pemerintah dan Pengusaha. Dalam permainan antara dua partisipan pemain yang “zero sum” lihat Tabel 70, jumlah dari payoffs setiap pemain adalah nol. Berapapun payoffs yang diperoleh satu pemain, maka lawannya akan kehilangan kalah sebesar payoffs tersebut. Nilai payoffs yang positif menggambarkan keuntungan pemain yang strateginya diterapkan. Sebaliknya nilai payoffs yang negatif mencerminkan kekalahan pemain lain, yang berarti kemenangan atau perolehan pemain lain.