Gambaran Industri Penangkapan Ikan di Indonesia
78 penting dalam upaya pengentasan kemiskinan dan pemenuhan kebutuhan protein
hewani. Produk Domestik Bruto PDB sektor kelautan dan perikanan selama tahun 2000 – 2004 meningkat 26,06 lebih tinggi dari kenaikan PDB nasional
sebesar 12,14. Bahkan kontribusi sektor perikanan terhadap PDB nasional yang semula dibawah 1,0 persen kini telah menjadi 10 Kompas, 2005.
PDB tersebut didukung oleh peningkatan produksi perikanan. Pada tahun 2000 produksi perikanan hanya mencapai 5,107 juta ton, sedangkan tahun 2004
meningkat menjadi 6,231 juta ton. Kontribusi terbesar berasal dari perikanan tangkap, yakni sebesar 4,837 juta ton. Berdasarkan data Organisasi Pangan dan
Pertanian FAO tahun 2004, Indonesia menjadi negara produsen ikan terbesar ke 5 di dunia. Sepuluh tahun lalu 1994, Indonesia menempati urutan ke 7 setelah
Cina, Peru, Jepang, Chile, India, dan Kanada. Bahkan menurut laporan Kompas bulan Mei 2005, Indonesia berada di urutan ke 4 dengan total produksi 4,5 juta
ton, sedikit di bawah Amerika Serikat 4,9 juta ton dan di atas Jepang 4,4 juta ton.
Tahun 2003 Indonesia telah mampu mengekspor hasil perikanan senilai US 2,004 milyar dengan volume ekspor 696.290 ton. Volume ekspor tahun 2000
– 2004 meningkat rata-rata 11 sedangkan impor hasil perikanan bernilai US 116,71 juta, sehingga neraca perdagangannya surplus US 1,887 milyar lebih.
Data Departemen Kelautan dan Perikanan yang disampaikan ke komisi IV DPR tahun 2005 menyebutkan bahwa rata-rata produksi perikanan tangkap di
laut tahun 2004 naik 2,79. Pada tahun 2003 produksi perikanan tangkap di laut sebesar 4.708.900 ton dan pada tahun 2004 naik menjadi 4.836.510 ton. Dan
sasaran pembangunan kelautan dan perikanan tahun 2006 menargetkan produksi perikanan tangkap mencapai 5,1 juta ton.
Sampai dengan April tahun 2005 jumlah kapal resmi yang dimiliki perusahaan penangkapan ikan Indonesia yang sudah terdaftar sebanyak 5.811
Kapal Indonesia, sedangkan jumlah kapal yang dimiliki perusahaan asing yang sudah terdaftar berjumlah 774 kapal. Selain angka tersebut masih
terdapat ribuan kapal yang belum didaftarkan sebagai kapal penangkapan ikan yang mencari ikan di wilayah Indonesia dan sering disebut sebagai kapal
79 ilegal. Dan menurut FAO 2001 ikan yang ditangkap secara ilegal 1,5 juta ton per
tahun, sehingga menambah jumlah kerugian menjadi US 4 miliyar. Kondisi kapal penangkapan ikan Indonesia yang telah memiliki izin
secara resmi di tahun 2001 nampaknya masih sedikit yaitu sebesar 9 kapal, sedangkan di tahun 2002 meningkat tajam menjadi sebesar 1.215 kapal, hal ini
disebabkan adanya kebijakan DKP melalui Kepmen 45 yang mewajibkan seluruh kapal ikan Indonesia maupun asing melakukan pendaftaran ulang. Selanjutnya
pada tahun 2004 jumlah kapal ikan Indonesia meningkat menjadi sebesar 3.903 kapal. Dan pada tahun 2005, tepatnya pada bulan April perkembangan jumlah
kapal Indonesia telah mencapai 5.811 kapal yang resmi melakukan penangkapan di wilayah Indonesia. Sehingga rata-rata pertumbuhan kapal Indonesia tahun
2001-2005 adalah sebesar 64.467. Dan rata-rata pertumbuhan kapal Indonesia tahun 2004-2005 adalah sebesar 14.
Untuk kapal asing di tahun 2002 hanya terdapat 3 kapal asing yang mendaftar secara resmi, dan di tahun 2003 meningkat menjadi 80 kapal yang
mendaftar, sedangkan untuk tahun 2004 terjadi peningkatan jumlah kapal asing yang cukup tajam yaitu sebesar 511 kapal. Tahun 2005, sampai dengan bulan
April 2005 jumlah kapal asing mencapai 774 kapal. Angka perubahan kapal asing tersebut menunjukkan adanya pertumbuhan jumlah kapal penangkap asing di
Indonesia. Seperti yang diperlihatkan pada Tabel 6 di bawah ini terlihat rata-rata pertumbuhan yang tinggi terjadi antara tahun 2002-2005, yaitu sebesar 25.700.
Dan rata-rata pertumbuhan antara tahun 2004-2005 adalah sebesar 51.
Tabel 6 Pertumbuhan Kapal Penangkap Ikan di Indonesia
Tahun Pertumbuhan
No Kapal
Ikan 2001
2002 2003
2004 2005
sd April
2001- 2005
2004- 2005
1 Kapal Lokal
9 1.215
3.393 5.095
5.811 64.467
14 2
Kapal Asing 3
80 511
774 25.700
15 Total
9 1.218
3.473 5.606
6.585 -
-
Sumber : diolah dari data perizinan DKP, April 2005
80