Model Co-Management Analisis model vessel monitoring system ( Vms ) dalam pengawasan kapal penangkap ikan di Indonesia

38 3 METODOLOGI

3.1 TempatObyek Studi dan Waktu

Penentuan obyek penelitian harus dilandasi pertimbangan teknis operasional, dimana kemungkinan dapat tidaknya mengakses data dan mengkaji lebih mendalam menjadi pertimbangan utama. Betapapun menariknya suatu kasus, tapi sulit dimasuki oleh peneliti maka akan menjadi sia-sia. Kegiatan penelitian akan diarahkan sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dirumuskan, yaitu berkaitan dengan Kebijakan Implementasi Pengawasan Kapal Perikanan Melalui VMS Vessel Monitoring System yang dilaksanakan oleh Departemen Kelautan dan Perikanan RI. Disamping Ditjen PSDKP sebagai pengelola sistem terdapat dua instansi di bawah DKP yang terlibat aktif, yaitu Ditjen Perikanan Tangkap dan Badan Riset Kelautan dan Perikanan BRKP. Untuk tahap pertama, pelaksanaan VMS di Indonesia diprioritaskan terhadap 1500 Kapal Perikanan Asing dan Lokal berukuran 100 GT ke atas. Dari 1500 kapal lokal dan asing tersebut, ternyata sampai dengan Desember 2004 baru sekitar 987 alat VMS transmitter yang dapat dipasang pada kapal lokal dan asing berukuran 100 GT ke atas, dan dari jumlah tersebut hanya 55 atau sejumlah 549 kapal yang dapat berfungsi dan dipantau oleh sistem VMS PSDKP 2004. Penelitian dilaksanakan dua tahap, tahap sosialisasi kebijakan mulai bulan Agustus 2003 sampai Nopember 2003, dan tahap pelaksanaan kebijakan mulai Januari 2004 sampai Agustus 2005. Lokasi penelitian sebagai tempat pengumpulan data lapangan terdiri dari : 1 Lokasi Sosialisasi di 7 pelabuhan perikanan Jakarta, Kendari, Bitung, Sorong, Denpasar, Medan dan Pekalongan; 2 Lembaga pengelola VMS adalah Ditjen P2SDKP-DKP; 3 Instansi di bawah DKP yang terlibat aktif sebagai lembaga pendukung, yaitu Ditjen Perikanan Tangkap dan Badan Riset Kelautan dan Perikanan BRKP . Dalam rangka mengetahui pendapat para pengusaha terhadap kebijakan penerapan VMS di beberapa lokasi pelabuhan pangkalan, maka Lokasi pelabuhan pangkalan dalam penelitian ini dipilih berdasarkan tingkat pengunaan alat VMS 39 yang sudah terpasang pada kapal di masing-masing atau pelabuhan pangkalan dipilih berdasarkan jumlah alat transmitter yang terpasang pada masing-masing kapal. Daerah atau lokasi pelabuhan yang dipilih berdasarkan banyaknya jumlah kapal berukuran di atas 100 GT adalah : Jakarta, Kendari, Bitung, Sorong, Denpasar, Medan dan Pekalongan Dari seluruh kapal lokal dan asing yang terdaftar, dimana pengusahanya juga akan menjadi responden obyek penelitian, keberadaan perusahaannya berdomisili di Jakarta sehingga memudahkan peneliti untuk melakukan wawancara serta mengisi kuesioner. Peneliti tidak perlu mendatangi lokasi-lokasi pelabuhan pangkalan yang tersebar di seluruh Indonesia. Pengumpulan data dan informasi dapat diperoleh dari perwakilan perusahaan kapal asing tersebut, baik di lokasi perusahaan atau pada saat pertemuan pengusaha kapal asing dengan penyelenggarapengelola VMS.

3.2 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui beberapa metode atau teknik pengumpulan data terhadap obyek studi Fakta, Proses, Histori, Persepsi serta terhadap Infrastruktur, Hukum dan Kelembagaan, Dokumen, Prosedur dan Mekanisme, Sumber Daya Manusia dan lainnya. Prosedur penelitian dimulai dengan melakukan identifikasi dan inventarisasi berbagai produk kebijakan yang berlaku dalam mendukung pelaksanaan VMS di Indonesia. Hasil identifikasi digunakan untuk melakukan analisa dan penilaian apakah peraturan atau produk hukum yang ada tersebut dapat mendukung pelaksanaan VMS secara maksimal. Menurut Anselm Strauss dan Juliet Corbin 2003:13 di dalam bukunya Dasar-dasar Penelitian Kualitatif, Pustaka Pelajar, Jakarta; dalam penelitian kualitatif tidak ada ketetapan dalam menentukan responden yang aka digunakan sebagai obyek penelitian, ketentuan tersebut lebih didasarkan atas pertimbangan peneliti dalam menetapkan responden yang memiliki kualifikasi sebagai obyek penelitian. Responden dalam penelitian ini adalah orang-orang yang dinilai memahami betul permasalahan yang hendak diketahui Key Person, terutama yang berkaitan Implementasi Pengawasan Kapal Perikanan Melalui Vessel Monitoring System VMS seperti para pejabat yang terlibat di Departemen